Waktu dan Lokasi Penelitian

49 spasial ini juga mengacu pada hasil uji coba dari sejumlah kegiatan yang pernah dilakukan LAPAN serta sebuah pemikiran agar informasi ZPPI dapat digunakan dengan mudah oleh nelayan, pembagian area yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan unit spasial yang disesuaikan dengan sistem area pada peta dasar yang digunakan sebagai referensi. Wilayah penelitian ZPPI bulanan meliputi perairan Selat Madura, Laut Bali bagian barat, Laut Jawa bagian selatan, sebelah utara Sumenep, Pamekasan sampai Sampang, serta Selat Bali bagian utara, dengan batas-batas geografi pada koordinat 112 50’ - 116 00’ BT dan 6 30’ - 8 10’ LS. Mengacu pada hasil penelitian oleh Narendra 1993, wilayah penelitian kawasan ini dibagi menjadi unit spasial dengan ukuran 10’. Ukuran unit spasial adalah 10’ x 10’ 18,52 km x 18,52 km. Panjang sisi dari unit spasial ini mendekati ukuran jarak lokasi daerah penangkapan ikan seperti yang disarankan Narendra 1993, dengan catatan bahwa 1° = 60’ dan 1’ = 1 mil laut atau 1.852 m.

4.2 Metode Pengumpulan Data

4.2.1 Materi penelitian

Materi utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penginderaan jauh dari satelit NOAA-AVHRR hasil akuisisi Stasiun Bumi Satelit Lingkungan dan Cuaca LAPAN. Data NOAA-AVHRR yang digunakan adalah data time series mingguan selama 10 tahun yaitu dari tahun 1996 sampai dengan 2005, khususnya data NOAA-AVHRR kanal 4 dan kanal 5 infra merah termal yang dipergunakan untuk menentukan sebaran suhu permukaan laut SPL. Untuk mendapatkan hasil perhitungan SPL yang baik, dilakukan 3 tiga kegiatan penting yaitu : 1 pemisahan data hasil akuisisi pada saat terjadi El-Nino; 2 pemilihan data yang bebas awan; dan 3 dilakukan cropping untuk cakupan data NOAA-AVHRR wilayah Jawa Timur. Selain data SPL yang diperoleh dari data NOAA-AVHRR dan data kandungan klorofil-a bulanan yang diperoleh download dari situs internet http:oceancolor.gsfc.nasa.govcgibrpuse.pl, dalam penelitian ini juga digunakan: 50 1 Data kecepatan angin dan tinggi gelombang diperoleh dari laporan hasil survei di Selat Madura yang dilakukan oleh Dinas Hidrooseanografi – TNI AL. Data angin dan gelombang bulanan, dihasilkan dari perata-rataan data selama 10 tahun dan diperoleh dari Dinas Hidrooseanografi. 2 Data kedalaman laut Selat Madura dan perairan sekitarnya, yang dibuat berdasarkan peta kedalaman laut yang diterbitkan Dinas Hidrooseanografi nomor 1608 dan 1706. 3 Data feedback berupa lokasi penangkapan, jenis dan jumlah ikan hasil tangkapan yang diperoleh dari uji coba penerapan ZPPI di Selat Madura mulai Juli 2003 sampai dengan November 2005. 4 Data produksi perikanan tangkap dari statistik yang diterbitkan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, tahun 2002 - 2003. 5 Data hasil survei lapangan pada bulan September 2007 meliputi jenis alat tangkap, lokasi penangkapan, lama operasi penangkapan, dan penghasilan nelayan per trip penangkapan untuk PPI Pondok Mimbo, TPI Jangkar, PPT Besuki, PPI Probolinggo, PPI Pamekasan dan PPI Dungke – Sumenep. Dalam perkembangan terakhir ini, satelit penginderaan jauh yang menggunakan Radar-SAR dilengkapi dengan sensor altimeter untuk mengamati ketinggian permukaan laut sea surface height SSH, dengan resolusi spasial 0,25 o 27,5 km x 27,5 km. Karena resolusi spasial citra SSH yang bersifat global sehingga sangat bermanfaat untuk mendeteksi SSH di perairan laut yang luas seperti Samudera Hindia, namun tidak dapat dipergunakan untuk mendeteksi SSH Selat Madura karena merupakan perairan yang sempit dan dangkal.

4.2.2 Perhitungan suhu permukaan laut

Suhu permukaan laut SPL diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan data penginderaan jauh satelit NOAA-AVHRR National Oceanic and Atmospheric Administration – Advanced Very High Resoltion Radiometer 10 bit selama 10 sepuluh tahun, yaitu dalam periode Januari 1996 sampai dengan Desember 2005 hasil akuisisi Stasiun Bumi Satelit Lingkungan dan Cuaca LAPAN Pekayon, Jakarta Timur. Perolehan SPL berdasarkan data NOAA- AVHRR, dilakukan melalui proses sebagai berikut :