Latar Belakang Pengelolaan zona penangkapan ikan OJ selat madura dan sekitamya dcngan pendekatan spasial dan temporal

2 Bali, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso. Secara geografis, wilayah perairan Kabupaten Situbondo sangat strategis karena merupakan pintu gerbang untuk mengakses perairan yang mempunyai potensi sumberdaya ikan cukup tinggi, yaitu Selat Madura di bagian timur, Laut Jawa bagian timur, Selat Bali bagian utara, Laut Bali dan Laut Flores, di utara merupakan pintu gerbang menuju perairan sekitar Laut Jawa bagian timur dan Selat Makassar bagian Selatan. Karena armada penangkapan ikan dan prasarana perikanan yang tidak memadai maka nelayan Kabupaten Situbondo belum seluruhnya mampu memanfaatkan potensi strategis tersebut secara optimal. Perairan pantai Kabupaten Situbondo termasuk daerah penangkapan ikan yang mudah diakses baik oleh nelayan Situbondo maupun oleh nelayan dari wilayah lain. Selain ikan pelagis dan demarsal, kabupaten ini juga memiliki beberapa kawasan terumbu karang yang kualitasnya masih dalam kategori baik. Di bagian barat terdapat bentangan kawasan mangrove yang cukup luas dan memanjang, sehingga merupakan lingkungan yang sangat baik untuk tetap terpeliharanya keanekaragaman hayati laut, khususnya sumberdaya ikan di perairan laut Kabupaten Situbondo. Keberhasilan usaha perikanan tangkap di antaranya ditentukan oleh faktor teknologi penangkapan, kualitas sumberdaya manusia khususnya nelayan, teknologi informasi, dan potensi sumberdaya ikan Dahuri, 2003. Tingkat perkembangan perikanan di Kabupaten Situbondo saat ini masih berada pada posisi yang paling rendah dibandingkan dengan tiga kabupaten di sekitarnya, yaitu kabupaten Banyuwangi, Probolinggo dan Sumenep. Dari segi potensi sumberdaya ikan, sarana dan prasarana penangkapan serta pengolahan ikan, Kabupaten Situbondo masih jauh berada di bawah Kabupaten Banyuwangi. Demikian juga dengan wilayah yang berada di sebelah barat, kondisi sarana dan prasarana perikanan Kabupaten Situbondo masih berada dibawah Kabupaten Probolinggo. Begitu juga di sebelah utara, tingkat kemajuan perikanan Kabupaten Situbondo masih tertinggal dibandingkan dengan Kabupaten Sumenep. Nelayan pada umumnya memerlukan waktu yang lama untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan karena harus mencari gerombolan schooling ikan 3 terlebih dahulu atau dengan mencoba-coba trial fishing tanpa dukungan informasi atau teknologi untuk penangkapan ikan. Pencarian lokasi gerombolan ikan dan trial fishing memerlukan waktu cukup lama sehingga menghabiskan bahan bakar cukup banyak, sehingga meningkatkan biaya kegiatan penangkapan ikan sementara hasil tangkapannya tidak dapat dipastikan. Di sisi lain, banyak faktor yang menentukan terjadinya gerombolan ikan, antara lain suhu, salinitas dan klimatologi khususnya curah hujan Wudianto, 2001. Dalam upaya meningkatkan efisiensi kegiatan penangkapan ikan, diperlukan informasi secara spasial dan temporal tentang lokasi yang prospektif untuk kegiatan penangkapan ikan. Informasi tersebut seharusnya memiliki unit spasial yang dapat dipergunakan secara operasional dan resolusi temporal dengan periode yang sesuai dengan pola penangkapan ikan oleh nelayan Situbondo. Dengan memperhatikan karakteristik nelayan Situbondo dan kondisi oseanografi Selat Madura yang merupakan kawasan penangkapan ikan nelayan Situbondo, dikembangkan informasi spasial zona potensi penangkapan ikan ZPPI untuk kawasan Selat Madura dan sekitarnya. Pengembangan dan penerapan informasi spasial tersebut didukung dengan pemahaman tentang potensi dan karakteristik sumberdaya ikan dan klimatologi, khususnya tentang kecepatan angin dan ketinggian gelombang di Selat Madura dan perairan sekitarnya. Pengembangan informasi spasial ZPPI untuk pengelolaan penangkapan ikan di kawasan Selat Madura dan sekitarnya didasari oleh penelitian panjang tentang pemanfatan data satelit penginderaan jauh NOAA-AVHRR untuk identifikasi parameter oseanografi khususnya suhu permukaan laut SPL, kemudian dilanjutkan dengan penelitian pemanfaatan data sebaran SPL untuk identifikasi fishing ground . Dalam upaya meningkatkan akurasi informasi yang dihasilkan, penelitian penentuan fishing ground selanjutnya didukung dengan penggunaan data kandungan klorofil-a dari data SeaWiFS. Penelitian pemanfaatan ZPPI untuk nelayan Situbondo juga didasari oleh pengalaman penerapan informasi spasial ZPPI di berbagai wilayah perairan Indonesia termasuk di kawasan Selat Madura. Pengembangan informasi spasial ZPPI untuk Selat Madura dan sekitarnya didasari oleh penelitian jangka panjang tentang pemanfaatan data NOAA- AVHRR untuk pemetaan SPL sejak 1983, dilanjutkan dengan deteksi thermal 4 frontupwelling dalam kaitannya dengan lokasi penangkapan ikan 1995 -1997. Pengembangan informasi spasial ZPPI oleh LAPAN sendiri melewati penelitian dan uji coba penerapan cukup lama di beberapa daerah, mulai tahun 1999 dengan nama informasi Zona Ikan ZI, kemudian diberi nama informasi Zona Potensi Ikan ZPI yang waktu itu hanya menggunakan data SPL yang dihitung berdasarkan data NOAA-AVHRR. Berdasarkan Laporan Kegiatan LAPAN 2002, telah dilakukan sosialisasi ZPPI dan penerapannya di beberapa lokasi di antaranya di Situbondo, Pekalongan, Badung – Bali Selatan, dan Bengkulu. Nama informasi zona potensi ikan tersebut terakhir diubah menjadi informasi spasial Zona Potensi Penangkapan Ikan ZPPI dengan mulai memasukkan parameter kandungan klorofil-a dalam penentuan ZPPI. Dalam upaya mendapatkan feedback hasil identifikasi ZPPI, telah dilakukan sosialisasi dan penerapan ZPPI ke beberapa daerah seperti Pekalongan, Bangkalan Madura, Bengkulu, Manado, Biak, Padang, Balikpapan, Parepare Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Uji coba penerapan ZPPI ini mendapatkan feedback hasil penangkapan pada lokasi yang ditentukan dan jenis ikan hasil tangkapan Hartuti, 2006. ZPPI di Selat Madura dan perairan sekitarnya diidentifikasi dengan menggunakan data sebaran SPL dan kandungan klorofil-a yang masing-masing diperoleh dari satelit penginderaan jauh NOAA-AVHRR dan SeaWiFS. Berdasarkan informasi spasial ZPPI dan kedalaman perairan, teridentifikasi bahwa sebaran ZPPI yang paling luas dan prospektif untuk penangkapan ikan bagi nelayan Situbondo adalah di Selat Madura bagian timur dan Laut Bali bagian barat Hasyim et al, 2009. ZPPI berdasarkan data satelit penginderaan jauh, beserta feedback dari nelayan tentang lokasi dan hasil tangkapan dari operasi penangkapan ikan yang berpedoman pada informasi spasial ZPPI, dan karakteristik oseanografi selat Madura, dipergunakan untuk menentukan pola kegiatan penangkapan ikan bagi nelayan yang berpangkalan di PPI Besuki, PPI Tanjung Peninan, dan PPI Pondok Mimbo. Dalam upaya meningkatkan produktivitas hasil tangkapan dan mencegah terjadinya konflik antar nelayan, baik antar nelayan dari PPI di Kabupaten Situbondo serta antara nelayan Situbondo dengan nelayan dari PPI di sekitarnya, pola kegiatan penangkapan ikan tersebut perlu didukung oleh kerjasama penangkapan ikan di kawasan Selat Madura dan 5 sekitarnya. Pengembangan pengaturan kegiatan penangkapan ikan tersebut diharapkan dapat menciptakan pengelolaan perikanan yang efektif dan efisien. Dalam upaya meningkatkan percepatan pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Situbondo, pengelolaan perikanan tangkap seyogianya memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada, penguasaan teknologi termasuk informasi spasial ZPPI yang dihasilkan dari data satelit penginderaan jauh.

1.2 Permasalahan

ZPPI pada umumnya berpindah-pindah secara spasial dan temporal, sehingga nelayan selalu mengalami kesulitan dalam menentukan lokasi yang prospektif untuk penangkapan ikan. Rendahnya produktivitas nelayan Situbondo di antaranya adalah akibat dari keterbatasan teknis untuk mengakses perairan yang mempunyai potensi sumberdaya ikan tinggi. Keterbatasan teknis tersebut merupakan akibat keterbatasan ukuran perahu motor, pengaruh angin kencang dan gelombang tinggi di musim timur, serta pangkalan perahukapal motor yang kurang tepat sehingga tidak efisien. Hingga saat ini masih belum ada konsep terpadu tentang pengelolaan zona penangkapan ikan terutama menyangkut pengaturan kegiatan penangkapan ikan secara spasial dan temporal di Kabupaten Situbondo dan kabupaten di sekitarnya.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Mengidentifikasi dinamika zona potensi penangkapan ikan ZPPI di kawasan Selat Madura dan sekitarnya melalui pemetaan suhu permukaan laut dan klorofil-a berdasarkan data satelit penginderaan jauh. 2 Mengembangkan pengaturan pola kegiatan penangkapan ikan secara spasial dan temporal fokus pada kawasan pengembangan perikanan tangkap beserta kerjasama operasional kegiatan penangkapan ikan antar Pusat Pendaratan Ikan PPI di Kabupaten Situbondo serta dengan kabupaten sekitarnya berdasarkan pola dinamika ZPPI. 6

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai arahan dalam penyusunan rencana opersioanal kegiatan penangkapan ikan di Kabupaten Situbondo secara optimal untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan, pemilik usaha penangkapan ikan, serta pendapatan daerah Kabupaten Situbondo. Nelayan mempunyai kepastian tentang lokasi prospektif untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan sehingga terjadi peningkatan hasil tangkapan dan efisiensi penangkapan ikan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan dan para pelaku perikanan tangkap. Melalui penelitian ini dilakukan sintesis dinamika thermal front dan kandungan klorofil-a untuk mendapatkan informasi spasial ZPPI, selanjutnya informasi spasial bulanan dan hasil analisis berorientasi pada unit spasial. Dinamika ZPPI yang berorientasi pada dinamika unit spasial selanjutnya menjadi arahan untuk pengelolaan kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan Situbondo di kawasan Selat Madura. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih untuk berbagai kawasan perairan sehingga pemanfaatan teknologi satelit penginderaan jauh yang berbasis pada spasial dan temporal dapat digunakan sebagai salah satu pendukung pengelolan perikanan tangkap di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk melakukan prediksi ZPPI beberapa hari atau seminggu ke depan. Dalam upaya meningkatkan penerapan informasi spasial ZPPI, diharapkan dapat mendorong penelitian lebih lanjut tentang pengembangan metode pengolahan data satelit penginderaan jauh untuk mendapatkan parameter oseanografi lebih akurat dan lebih cepat yang berlaku untuk berbagai kawasan perairan, peningkatan dan perluasan uji coba penerapan informasi spasial ZPPI untuk mendapatkan feedback berupa parameter oseanografi, jumlah dan jenis ikan hasil tangkapan. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk kawasan selat yang terbuka seperti Selat Makassar, Selat Sunda dan Selat Malaka, serta perairan laut yang terbuka seperti Laut Jawa, Laut Flores, Laut Banda, dan Samudera Hindia, dengan menggunakan parameter oseanografi yang lebih .lengkap.