5 Buah yang banyak mengandung vitamin C ini memiliki kulit yang
tebal dan sukar untuk dikupas sehingga banyak orang lebih memilih memerasnya untuk diambil airnya daripada dimakan sebagai buah segar
ataupun makanan pencuci mulut. Kandungan gizi dalam 100 gram buah jeruk manis dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kandungan gizi dalam 100 gram buah jeruk manis Komponen Jumlah
Kalori kal Protein g
Lemak g Karbohidrat
Kalsium mg Fosfor mg
Zat Besi mg Nilai Vit. A SI
Vit. B1 mg Vit. C mg
Air Bdd
45.00 0.90
0.20 11.20
33.00 23.00
0.40 190.0
0.08 49.00
70 – 92 72.00
Sumber: Vadekum Jeruk, Direktorat Tanaman Buah, Ditjen BP Hortikultura, 2000.
Pemetikan atau pemanenan jeruk manis dapat dilakukan 7 – 9 bulan dari masa berbunga, tergantung dari varietasnya. Kualitas buah yang
dihasilkan ditetapkan berdasarkan beberapa faktor, yaitu penampakan, ketebalan kulit, kandungan cairan, kandungan gula dan asam, tekstur daging
buah, tidak adanya biji, aroma flavor, rasa, kandungan vitamin, dan kandungan total zat pada yang larut °Brix Pracaya, 1999.
B. PENGOLAHAN CITRA Image Processing
Menurut Arymurthy dan Suryana 1992 bahwa pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang melibatkan persepsi
visual dan ciri dari proses ini ialah terdapatnya data masukan dan data keluaran yang berbentuk citra, citra yang dimaksudkan disini bukanlah citra
yang berupa foto atau gambar cetak dan lain-lain, tetapi berupa citra digital, sedangkan menurut Gao dan Tan 1996, pengolahan citra adalah teknologi
6 visual yang berusaha menganalisis dan mengamati suatu objek tanpa
merusaknya. Suatu sistem perekaman data menghasilkan keluaran berupa citra.
Citra ini dapat bersifat optik yaitu berupa foto, bersifat analog yang berupa sinyal-sinyal video dan bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada
suatu pita magnetik. Citra yang bersifat digital saja yang dapat diproses oleh komputer digital. Dalam pengambilan citra, data citra yang masuk merupakan
nilai-nilai integer yang menunjukkan nilai intensitas cahaya atau tingkat keabuan setiap piksel. Piksel pixel atau picture element berarti elemen citra;
yang merupakan satuan terkecil dari citra. Citra digital diperoleh secara otomatis dari suatu sistem perangkat citra
digital yang merupakan bagian terdepan dari suatu sistem pengolahan citra dimana nantinya akan membentuk suatu matriks setelah melakukan
penjelajahan citra, elemen-elemen dari matrik ini menyatakan nilai intensitas cahaya pada suatu himpunan diskrit dari titik seperti yang terlihat pada gambar
1. Selain itu diperlukan proses konversi agar citra digital dapat diproses di komputer.
Gambar 1. Sistem terdepan dari pengolahan citra. Menurut Arymurthy dan Suryana 1992, diperlukan suatu proses
pembuatan kisi-kisi arah horizontal dan vertikal untuk mengubah citra yang bersifat kontinu menjadi citra digital dimana citra f x,y ini nantinya akan
disimpan dalam suatu memori komputer atau dalam suatu penyimpanan dalam bentuk array N x M dari contoh diskrit dengan jarak yang sama, sebagai
berikut:
SENSOR ANALOG
KE DIGITAL
KOMPUTER DIGITAL
BINGKAI PENYIMPAN
CITRA MONITOR
PERAGA CITRA
DIGITAL CITRA
MASUKAN
7 f0,0 f0,1 ……. f0,n-1
fx,y = f1,0 f1,1 ……. f1,n-1 ……. ……. ….. ……...
fm,0 fm,1 ….. fm,n-1 Setiap elemen dari array di atas disebut sebagai piksel atau elemen
citra yang merupakan suatu daerah empat persegi kecil dengan ukuran tertentu dan menunjukkan harga intensitas keabuan piksel pada lokasi yang
bersangkutan. Nilai skala keabuan berkisar dari 0 hitam hingga maksimum 255 putih.
Terdapat dua unsur utama penyusun dalam pengolahan citra yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras yang pertama adalah
kamera dengan jenis Charge-coupled device CCD, kamera jenis ini sering digunakan sebagai alat masukan citra dalam proses pengolahan citra untuk
keperluan sortasi. Sensor dari alat ini menghasilkan keluaran berupa citra analog sehingga dibutuhkan perangkat digitasi yang terpisah dengan kamera.
Selain itu terdapat pula kamera digital yang menghasilkan keluaran langsung berupa citra digital, dengan menggunakan kamera digital ini tidak diperlukan
lagi proses digitasi. Perangkat keras yang kedua adalah komputer, komputer yang
digunakan bisa dari jenis komputer multiguna ataupun komputer yang memang dirancang khusus untuk pengolahan citra digital Arymurthy, 1992.
Adapun sistem dari perangkat keras ini terdiri dari beberapa sub sistem yaitu sub sistem komputer, masukan video, kontrol proses interaktif, penyimpan
berkas citra dan perangkat keras khusus pengolahan citra. Perangkat lunak software yang digunakan pada pengolahan citra
image processing tergantung pada jenis image frame grabber. Image frame grabber penangkap bingkai citra merupakan rangkaian perangkat keras yang
dilengkapi dengan AD converter dan memori citra. Berdasarkan penggunaannya, sedikitnya terdapat dua jenis image frame grabber yaitu jenis
yang dapat diprogram programabble dan jenis yang tidak dapat diprogram non-programabble. Perbedaan diantara kedua jenis ini terdapat pada
8 kelengkapan pustaka fungsi dan cara pemakaian dalam pemrograman dengan
bahasa pemograman tertentu. Untuk kedua jenis penangkap citra ini memiliki kartu penangkap citra yang dilengkapi dengan perangkat lunak sehingga lebih
siap pakai. Adapun sistem perangkat lunak pengolahan citra dapat dibagi menjadi tujuh modul yang merupakan pengelompokkan rutin menurut fungsi-
fungsi sejenis, yaitu modul proses berkas masukan dan keluaran, modul proses penyaringan dan koneksi radiometris regristrasi citra dan koreksi geometris,
modul klasifikasi citra, modul perhitungan statistik, modul operasi matematika dan modul pembuatan laporan dan peragaan secara grafis.
C. WARNA