Tahapan-tahapan Lari Jarak Pendek Sistim Energi dalam Lari Jarak Pendek

seekonomis mungkin dalam usaha mencapai kecepatan maksimum.

2.5 Tahapan-tahapan Lari Jarak Pendek

Perlu diketahui bahwa dalam jarak pendek ada tahapan penting yang harus di kuasai oleh setiap atlit untuk memperoleh catatan waktu yang baik, tahapan tersebut adalah: 2.5.1 Tahapan Akselerasi Percepatan Tahapan percepatan ini dimulai dua langkah pertama antara gerakan permulaan start dan tahap kecepatan maksimum Kevin O’Donnell, 1995:5, pernyataan tersebut di perkuat oleh Vern Gambetta, 1992:55 yang berpendapat bahwa percepatan dimulai dari posisi start sampai kecepatan maksimum, namun pendapat para ahli mengenai akselerasi ini banyak yang berlainan, menurut Kevin O’Donnell 1995:5 jarak akselerasi setelah start sampai 40 meter. Sedangkan Tudor O Bompa, 1994:310 berpendapat bahwa jarak akselerasi dari start sampai 30 meter. 2.5.2 Tahapan Maxsimum Speed Tahapan ini di tandai dengan frekwensi langkah lari yang paling tinggi dan panjang langkah lari yang paling optimal, komponen ini sering kurang dari waktu 2-3 detik. Pelari yang baik melihat masuk kedalam tahap ini kurang lebih 40 meter didalam lomba lari sprint Kevin O’Donnell, 1995:5. Tahapan maximum speed seorang pelari tidak dapat dicapai sebelum melewati tahapan akselerasi kurang lebih 30 meter. Speedogram memperlihatkan bahwa maximum speed dapat dicapai setalah jarak 40 meter atau 5 detik setelah start dan dicapai sampi batas 80 meter Tudor O Bompa, 1994:310. Tahapan Maximum Speed ini tercapai setelah melewati tahap akselerasi 0 –60 meter, dan tahapan ini tercapai pada jarak 60–80 meter John Unitas, 1993:238. 2.5.3 Tahapan Decreasing Speed Tahapan decreasing speed adalah kemampuan lari dimana terjadi penurunan kerja syaraf otot atau penururnan frekwensi langkah kaki dalam lari atau terjadi perlambatan Vern Gambetta, 1992:55.

2.6 Sistim Energi dalam Lari Jarak Pendek

Sistim energi yang dominan digunakan dalam lari jarak pendek ini adalah sistim anaerobic alaktat atau sistim ATP-PC, karena mempunyai durasi yang sangat pendek. Hal tersebut diperkuat oleh Vern Gambetta yaitu “the primary energy systejused in all sprint event of 100 meter or lass or up to 15 second duration is the ATP-PC system Adenosin triphosphate- phosphocreatin ” Vern Gambetta, 1992:55 artinya sistim energi utama yang digunakan dalam nomor lari sprint atau dengan durasi dibawah 15 detik menggunakan sistem ATP-PC. Untuk anak usia 17 tahun sampai dengan 19 tahun kemungkinan waktu tempuh dalam lari jarak pendek mempunyai durasi 12 detik sampai dengan 15 detik hal ini berarti energi yang di gunakan dalam lari jarak pendek tersebut adalah sistim ATP-PC.

2.7 Kecepatan

Dokumen yang terkait

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL LARI CEPAT 80 METER PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI LAHAR 02 KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI TAHUN

0 2 72

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI SPRINT (100 METER) PADA PEMAIN SEPAKBOLA Hubungan Panjang Tungkai dan Berat Badan dengan Kecepatan Lari Sprint (100 meter) pada Pemain Sepakbola Di SSB Fortuna dan Persatuan Sepakbola Univers

2 43 11

Hubungan antara Panjang tungkai dan Daya ledak Otot Tungkai dengan Prestasi Lari Cepat 50 meter pada Siswa Kelas V SDN Kandang Panjang 7 dan SDN Panjang Wetan 2 Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2009/ 2010.

0 0 1

Sumbangan panjang tungkai, panjang lengan dan panjang togok terhadap hasil lari 100 meter pada siswa putra kelas 2 SMP Negeri 2 Gabus Kabupaten Pati tahun ajaran 2005/2006.

0 0 68

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI, KUKUATAN OTOT TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN DABIN IVKARANGRAYUNG GROBOGAN.

0 0 15

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Hollow Sprint Dan Sprint Training Pada Siswa Putri Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin V Kecamatan Mojolaban Tahun Ajaran 2010/2011)

0 0 15

Pengaruh metode latihan dan panjang tungkai terhadap prestasi lari cepat 100 meter JOKO SAROSO2010

3 61 124

HUBUNGAN KECEPATAN LARI CEPAT(SPRINT), POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA N 2 WONOGIRI TAHUN 2015.

0 2 123

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG LANGKAH, DAN KECEPATAN 10 LANGKAH DENGAN HASIL LARI SPRINT 50 METER SISWA PUTRA KELAS VII SMP N 1 MANISRENGGO, KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 101

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER

1 1 75