akselerasi 0 –60 meter, dan tahapan ini tercapai pada jarak 60–80 meter John Unitas, 1993:238.
2.5.3 Tahapan Decreasing Speed Tahapan decreasing speed adalah kemampuan lari dimana terjadi
penurunan kerja syaraf otot atau penururnan frekwensi langkah kaki dalam lari atau terjadi perlambatan Vern Gambetta, 1992:55.
2.6 Sistim Energi dalam Lari Jarak Pendek
Sistim energi yang dominan digunakan dalam lari jarak pendek ini adalah sistim anaerobic alaktat atau sistim ATP-PC, karena mempunyai durasi
yang sangat pendek. Hal tersebut diperkuat oleh Vern Gambetta yaitu “the primary energy systejused in all sprint event of 100 meter or lass or up to 15
second duration is the ATP-PC system Adenosin triphosphate- phosphocreatin
” Vern Gambetta, 1992:55 artinya sistim energi utama yang digunakan dalam nomor lari sprint atau dengan durasi dibawah 15 detik
menggunakan sistem ATP-PC. Untuk anak usia 17 tahun sampai dengan 19 tahun kemungkinan waktu tempuh dalam lari jarak pendek mempunyai durasi 12
detik sampai dengan 15 detik hal ini berarti energi yang di gunakan dalam lari jarak pendek tersebut adalah sistim ATP-PC.
2.7 Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan organisme atlit dalam melakukan gerakan-gerakan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil
yang sebaik-baiknya. Suharno HP, 1992:26.
Kecepatan sebagai kemampuan melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesimgkat-singkatnya atau
kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat- singkatnya Harsono, 1988:216.
Sedangkan menurut M. Sajoto, 1995:19 kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan yang berkesinambungan
dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kecepatan juga sebagai jarak persatuan waktu, juga diartikan sebagai
kemampuan berdasarkan kemudahan gerak, proses sistim gerak dan perangkat otot untuk melakukan gerak dalam satuan waktu tertentu. Kecepatan adalah hasil
kerja Suatu tenaga pada suatu masa Jonath. U, F Haag, R. Krenpel; 1987:20- 21.
Kecepatan merupakan komponen yang penting dalam olahraga dan merupakan komponen yang utama bagi pelari cepat. Yang dimaksud dengan
kecepatan dalam penulisan ini adalah kecepatan melakukan lari 60 meter. Sedangkan kecepatan itu sendiri dibedakan menjadi 3, yaitu :
2.7.1 Kecepatan Sprint Sprinting speed Kecepatan sprint adalah adalah kemampuan organisme atlit dengan
kekuatan dan kecepatan maksimal untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya, misal : sprint 100 meter, 200 meter dan lain-lain Suharno HP, 1992:27. Yang
dimaksud kecepatan dalam penelitian ini adalah kecepatan berlari secara maksimal untuk menempuh jarak 60 meter.
2.7.2 Kecepatan Reaksi Reaction Speed Kecepatan reaksi adalah kemampuan organisme atlit untuk
menjawab rangsang secepat mungkin dalam mencapai hasil sebaik baiknya. Waktu reaksi adalah kemampuan antara pemberian rangsang dengan gerak
pertama. Dalam penelitian ini waktu reaksi terjadi pada waktu melakukan start lari 60 meter, yaitu pada saat aba-aba “ya” maka akan terjadi perjalanan
gelombang suara memasuki telinga dan kemudian gelombang suara tersebut oleh syaraf akan teruskan ke pusat syaraf gerak dan menjadi suatu gerakan Suharno
HP, 1992:27. 2.7.3 Kecepatan Bergerak Speed Of Movement
Kecepatan bergerak adalah kemampuan atlit untuk bergerak secepat mungkin dalam suatu gerakan yang tidak terputus-putus contoh :
gerakan salto, melempar, melompat Suharno HP, 1992 : 27 Kecepatan gerak Speed Of Movement adalah waktu antara
permulaan dan akhir suatu gerakan Harsono, 1988 : 217. Dalam lari cepat kecepatan gerak terjadi saat gerakan kaki melangkah dan langkah kaki
selanjutnya karena pada hakekatnya berlari adalah gerakan melompat berulang ulang. Sedangkan menurut pembagian gerak kecepatan di bedakan menjadi dua
yaitu : a Kecepatan Gerak Siklis
Kecepatan ini adalah produk yang dihitung frekwensi gerak atau frekwensi langkah dan amplitudo gerak atau panjang langkah, bila gerak siklis
mulai dari kecepatan 0 nol pada pemberian isyarat mulai dan jika waktunya dihitung dari pemberian isyarat seperti halnya pada lari cepat jarak pendek maka
dapat dibedakan faktor-faktor sebagai berikut : kecepatan reaksi pada start, percepatan gerakan pada meter-meter pertama, kecepatan dasar sebagai
kecepatan maksimal maupun stamina kecepatan Jonath. U, E. Haag, R. Krempel, 1987 : 20.
b Kecepatan Gerak Asiklis Kecepatan ini dibatasi oleh faktor yang mengenai kecepatan gerak
masing- masing otot, terutama tenaga statis ini dan kecepatan kontraksilah yang menentukan cepatnya gerakan kedua faktor tersebut selanjutnya tergantung pada
viskositas dan tonus otot, selain itu juga faktor-faktor luar yang memegang peran kerja antagonis otot dan pemelaranya sehubungan dengan hal itu pangkal dan
permulaan kerja otot panjang tuas dan masa yang digerakan perbandingan beban tenaga Jonath.U, E. Haag, R. Krempel, 1987 : 20-21.
2.7.4 Faktor penentu kecepatan secara umum Secara umum kecepatan ditentukan oleh macam fibril otot yang
dibawa sejak lahir pembawaan, fibril berwarna putih baik untuk kecepatan, pengaturan nervous sistem kekuatan otot, kemampuan relaksasi dan elastisitas
otot, kemampuan dan disiplin individu atlit Suharno HP, 1992 : 26. Faktor yang mempengaruhi sifat motoris kecepatan dan menjadi para
meter prestasi sektor yang dilihat dari pandangan kesehatan olahraga dan membatasi prestasi lari cepat Sprint yaitu : tenaga otot, kecepatan kontraksi,
kecepatan reaksi pada start, stamina dan anaerob umum, ciri antropometris, koordinasi, viskositas otot Jonath. U, E. Haag, R. Krempel, 1987 : 56.
2.7.5 Faktor penentu kecepatan secara khusus Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kecepatan dibedakan menjadi
3 macam diantaranya sebagai berikut : a
Faktor penentu kecepatan sprint
Kecepatan sprint ditentukan oleh otot yang bekerja, panjang tungkai atas, frekwensi gerakan, teknik lari yang sempurna Suharno HP, 1992:26.
Dengan kecepatan dan kekuatan otot tungkai serta frekwensi gerakan kaki yang banyak dan jarak langkah yang sesuai akan mendapatkan
kecepatan yang optimal. b
Faktor penentu kecepatan reaksi Kecepatan reaksi bergantung pada iritabilita susunan syaraf, daya
orientasi yang dihadapi atlit, ketajaman panca indra dalam menerima rangsangan, kecepatan gerak dan daya ledak otot Suharno HP, 1992:26.
Dengan daya yang peka dari indra pendengar maka akan mempengaruhi dengan cepat gerakan untuk melakukan start dengan cepat.
c Faktor penentu kecepatan bergerak
Kecepatan reaksi bergantung dari otot, baik tidaknya power, daya koordinasi dan kesinambungan, penguasaan teknik yang sempurna
Suharno HP, 1992 :27.
2.8 Hubungan Panjang Tungkai dengan Kecepatan Lari Cepat 60 meter