Tinjauan Kecepatan Lari 60 meter

dari tiga ruas kecuali ibu jari banyaknya dua ruas. Pada metatarsalia bagian ibu jari terdapat tulang kecil bentuknya bundar yang disebut tulang bijian os sesamoid Aip Syaifudin, 2006:62-66. Seorang pelari yang memiliki tungkai yang panjang maka akan dapat memiliki keuntungan dengan menggunakan panjang tungkainya yang panjang itu yaitu : Pada saat memperjauh jarak jangkauannya larinya dibandingkan yang mempunyai tungkai pendek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar dibawah ini. Gambar 1 Otot-Otot superfisisal dari paha kanan Aip Syaifuddin, 1992:47

2.3. Tinjauan Kecepatan Lari 60 meter

Kecepatan merupakan upaya maksimal yang dilakukan, atau dengan kata lain kecepatan merupakan hasil maksimal yang diperoleh seseorang melalui kerja keras dari batas kemampuan akhir seseorang tersebut. Semua kegiatan olahraga yang tujuan akhirnya untuk mencapai suatu kecepatan, maka diperlukan suatu usaha yang betul-betul diperhitungkan secara matang dengan suatu usaha pembinaan melalui pembibitan secara dini, serta peningkatan kecepatan melalui pendekatan ilmiah yang terkait. Maka perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan atlit. Dalam kenyataan kondisi yang ada, para pelatih atau guru pembimbing masih kurang memperhatikan beberapa faktor penunjang, diantaranya gizi atlit, psikologis atlit dan postur tubuh atlit. atlit yang kurang dalam mengkomsumsi gizi akan cepat mengalami kelelahan. atlit yang psikologinya terganggu akan mengalami kehilangan konsentrasi dan percaya diri, serta atlit yang postur tubuhnya kurang ideal akan mempengaruhi kecepatannya dibandingkan dengan atlit yang postur tubuhnya ideal terkecuali atlit tersebut mempunyai suatu keistimewaan. Oleh karena itu pelatih atau guru pembimbing harus memperhatikan kondisi fisik atlit. Kondisi atlit merupakan salah satu faktor penting penentu pencapaian kecepatan maksimal seorang atlit, atau dalam upaya untuk mengembangkan olahraga berkecepatan secara menyeluruh maka tidak lepas dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam manusia itu sendiri yaitu masalah kondisi fisik. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa komponen kondisi fisik adalah suatu kesatuan utuh dari komponen kepelatihan baik kesegaran jasmani maupun kesegaran motorik. Kondisi fisik adalah salah syarat mutlak yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan kecepatan olahraga bahkan dapat dikatakan sebagai landasan titik tolak suatu olahraga kecepatan. Sehebat apapun kualitas teknik yang dikuasai seorang olahragawan tersebut hanya akan menemui kegagalan dalam bertanding. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatannya maupun pemeliharannya. Artinya bahwa setiap usaha peningkatan kondisi fisik, maka harus mengembangkan semua komponen tersebut. Walaupun perlu dilakukan dengan sistem prioritas komponen apa yang perlu mendapat porsi lebih besar dibandingkan komponen lain, sesuai status yang diketahui, setelah komponen tersebut diukur dan dinilai M. Sajoto, 1998 : 57. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa dalam usaha meningkatkan kecepatan atlit, dapat dicapai dengan peningkatan kondisi fisiknya. Untuk meningkatkan kondisi fisik maka perlu dilakukan suatu prioritas pada komponen yang dibutuhkan dalam suatu cabang olahraga. Peningkatan kondisi fisik bertujuan agar kemampuan fisik atlit meningkat dan berguna untuk melakukan aktifitas olahraga dalam mencapai kecepatan maksimal Suharno HP, 1992 : 21. Dari pendapat di atas berarti usaha peningkatan kondisi fisik sangat berperan dalam meningkatkan suatu cabang olahraga. Sedangkan lari sebagai dasar seluruh olahraga yang ada di dunia merupakan bagian yang menunjang tercapainya kecepatan di dalam sebagaian besar cabang olahraga yang ada. Menurut jarak yang ditempuh, lari itu dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu : 1 Jarak Pendek atau Sprint : 60 meter, 100 meter, 200 meter, 400 meter. 2 Jarak Menengah atau Middle Distance : 800 meter – 1500 meter 3 Jarak Jauh atau Long Distance : 3000 meter, 5000 meter, 10.000 meter dan Marathon 42.195 meter.

2.4. Lari Jarak Pendek Sprint

Dokumen yang terkait

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL LARI CEPAT 80 METER PADA SISWA PUTRA KELAS V SD NEGERI LAHAR 02 KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI TAHUN

0 2 72

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI DAN BERAT BADAN DENGAN KECEPATAN LARI SPRINT (100 METER) PADA PEMAIN SEPAKBOLA Hubungan Panjang Tungkai dan Berat Badan dengan Kecepatan Lari Sprint (100 meter) pada Pemain Sepakbola Di SSB Fortuna dan Persatuan Sepakbola Univers

2 43 11

Hubungan antara Panjang tungkai dan Daya ledak Otot Tungkai dengan Prestasi Lari Cepat 50 meter pada Siswa Kelas V SDN Kandang Panjang 7 dan SDN Panjang Wetan 2 Kota Pekalongan Tahun Pelajaran 2009/ 2010.

0 0 1

Sumbangan panjang tungkai, panjang lengan dan panjang togok terhadap hasil lari 100 meter pada siswa putra kelas 2 SMP Negeri 2 Gabus Kabupaten Pati tahun ajaran 2005/2006.

0 0 68

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI, KUKUATAN OTOT TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN DABIN IVKARANGRAYUNG GROBOGAN.

0 0 15

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN LARI CEPAT DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Latihan Hollow Sprint Dan Sprint Training Pada Siswa Putri Kelas V Sekolah Dasar Se-Dabin V Kecamatan Mojolaban Tahun Ajaran 2010/2011)

0 0 15

Pengaruh metode latihan dan panjang tungkai terhadap prestasi lari cepat 100 meter JOKO SAROSO2010

3 61 124

HUBUNGAN KECEPATAN LARI CEPAT(SPRINT), POWER OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS X SMA N 2 WONOGIRI TAHUN 2015.

0 2 123

HUBUNGAN POWER TUNGKAI, PANJANG LANGKAH, DAN KECEPATAN 10 LANGKAH DENGAN HASIL LARI SPRINT 50 METER SISWA PUTRA KELAS VII SMP N 1 MANISRENGGO, KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 101

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN LARI 100 METER

1 1 75