Kerangka Pemikiran Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Penilaian kinerja perusahaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasrkan hasil penelitian tersebut ukuran keberhasilan perusahaan selama satu periode tertentu dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi usaha perbaikan maupun peningkatan kinerja perusahaan selanjutnya.

2.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.6.1 Kerangka Pemikiran

Didalam persaingan bisnis dewasa ini, persaingan usaha diantara perusahaan-perusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan eksistensi dan memperbaiki kinerjanya, maka untuk menghadapi persaingan dan tetap bertahan dalam lingkungan usahanya tersebut, salah satu alternatif strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan adalah dengan melakukan pengabungan usaha atau akuisisi. Menurut Abdul Moin 2007:8 mendefinisikan akuisisi dalam terminologi bisnis diartikan sebagai berikut : “Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah”. Dengan dilakukannya akuisisi diharapkan dapat berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga kinerja keuangan perusahaan setelah melakukan akuisisi lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan sebelum melakukan akuisisi. Seperti yang diungkapkan Abdul Moin 2007: 308 bahwa kinerja keuangan setelah akuisisi sebagai berikut: “Segera setelah merger, ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logik dari pengukuran berdasar akuntansi adalah bahwa jika “size” bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga semakin meningkat. Oleh karena itu kinerja perusahaan pasca merger seharusnya semakin meningkat. Oleh karena itu kinerja perusahaan pascamerger seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger.” Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dilakukannya akuisisi memberikan penambahan aset, kewajiban dan ekuitas. Akibatnya perusahaan menjadi bertambah besar karena dua perusahaan digabung bersama, sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat dari sebelum akuisisi. Sutriyani 2007:36 mendefinisikan kenerja keuangan sebagai berikut: “Kinerja keuangan merupakan gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan untuk menghasilkan keuangan secara efisiensi dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.” Sumber penilaian kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan pada hakekatnya adalah gambaran keadaan keuangan pada kondisi tertentu dan merupakan liputan hasil usaha yang dicapai perusahaan selama jangka waktu tertentu. Pengertian laporan keuangan menurut Martono dan Agus Harjito 2003:51 adalah: “Laporan keuangan financial statement merupakan ikhtisar mengenai keadaaan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”. Jadi, berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses keuangan yang berisi mengenai informasi-informasi keuangan, yang menjelaskan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan dan disajikan kepada pihak luar. Analisis laporan keuangan seringkali memasukkan aktivitas untuk membuat berbagai macam transformasi atas laporan keuangan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis rasio dan analisis persentase yang memungkinkan untuk mengidentifikasi, mengkaji dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan. Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, alat yang biasa digunakan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dan berbagai aspek kinerja. Ukuran kinerja pertama yang diukur adalah ukuran likuiditas. Ukuran ini mengukur kinerja perusahaan dari aspek kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Ukuran kinerja kedua adalah solvabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban jatuh tempo dalam jangka panjang. Ukuran ketiga adalah profitabilitas yang mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan sumber daya yang dimiliki. Ukuran berikutnya adalah aktivitas yang megukur efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan aktiva. Sofyan Syafri Harahap 2008 : 297 mendefinisikan rasio keuangan sebagai berikut : “Rasio keuangan adalah angka yang dieroleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan ps lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti. Misalnya antar Utang dan Modal, antara Kas dan Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan total Penjualan, dan sebagainya”. Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan, yaitu likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Ketiga rasio ini secara umum selalu menjadi perhatian investor karena dianggap sudah mempresentasikan analisis awal tentang kondisi suatu perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, kerangka pemikiran dapat diringkas dengan gambar berikut ini: Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran Kinerja Keuagan Perusahaan Laporan Keuangan Rasio Solvabilitas Rasio Profitabilitas Rasio Likuiditas Penambahan aset, kewajiban modal Perusahaan Bertambah Besar Hipotesis : Akuisisi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan Akuisisi Ekspansi Perusahaan Persaingan Bisnis

2.6.2 Hipotesis