Kemampuan Berpikir Kritis TINJAUAN PUSTAKA

setelah proses membaca, selanjutnya membagi ide dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. LKS yang disusun dalam penelitian ini, telah melewati tahap validasi oleh pakar. Perbaikan dalam pembuatan LKS berupa tata tulis, isi dan juga layout. Perbaikan dilakukan beberapa kali hingga dinyatakan valid oleh pakar, sehingga siap digunakan untuk penelitian.

2.4 Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau lambang-lambang pengganti suatu aktivitas yang tampak secara fisik. Selain itu, Gilmer mendefinisikan bahwa berpikir merupakan suatu proses dari penyajian suatu peristiwa internal dan eksternal, kepemilikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang satu sama lain berinteraksi Kuswana, 2013: 2. Secara umum Kuswana 2013: 2, menyatakan bahwa berpikir dilandasi oleh asumsi aktivitas mental atau intelektual yang melibatkan kesadaran dan subjektivitas individu. Hal ini dapat merujuk ke suatu tindakan pemikiran atau ide-ide atau pengaturan ide. Pandangan serupa termasuk kognisi, kesanggupan untuk merasa, kesadaran, dan imajinasi. Oleh karena itu, berpikir mendasari hampir semua tindakan manusia dan interaksinya. Menurut Fisher 2009, dalam beberapa tahun terakhir, berpikir kritis telah menjadi suatu istilah yang sangat populer dalam dunia pendidikan. Karena banyak alasan, para pendidik menjadi lebih tertarik membelajarkan keterampilan- keteampilan berpikir dengan berbagai corak. Di masa lalu penekanan sebagian besar pengajaran menyatakan bahwa mereka telah membelajarkan kepada para siswanya tentang bagaimana berpikir secara tidak langsung atau secara implisit. Akan tetapi, cara ini dirasa tidak efektif karena banyak siswa yang tidak memahami keteramapilan berpikir yang dimaksudkan. Akibatnya banyak pengajar semakin tertarik untuk membelajarkan keterampilan-keterampilan ini secara langsung. Berpikir kritis merupakan berpikir tingkat tinggi yang difokuskan untuk mengarah pada pencapaian keputusan berdasarkan fakta yang mendukung. Orang yang berpikir kritis akan mengevaluasi kemudian menyimpulkan suatu hal berdasarkan fakta untuk membuat keputusan Yulianti Wiyanto, 2009:54. Berpikir kritis merupakan sifat alami dari manusia, akan tetapi tidak semua manusia memiliki kemampuan untuk berpikir dengan baik. Untuk menjadi manusia yang berpikir kritis harus memiliki kesiapan dan kemauan untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Berpikir kritis juga sangat penting dalam dunia pendidikan, karena setiap siswa dapat mengembangkan kemampuan tersebut Zhou, 2013. Orang yang berpikir kritis akan memutuskan dan berpikir rasional melalui beberapa pandangan terhadap suatu konteks yang berbeda. Mereka akan bersiap- siap untuk membuat penalaran dan keputusan terhadap apa yang dilihat, didengar atau dipikirkan, orang yang berpikir kritis juga tidak akan membiarkan orang lain mengambil keputusan untuknya, mereka akan memutuskan sendiri dan konsisten terhadap keputusannya Kartimi, 2012. Kemampuan berpikir kritis setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan suatu indikator sehingga kita dapat menilai tingkat berpikir kritis seseorang. Menurut Ennis ada 5 kriteria kemampuan berpikir kritis yaitu: 1 Elementary clarification memberi klarifikasi dasar, dijabarkan dalam 3 sub keterampilan berpikir kritis yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan. 2 Basic Support membangun keterampilan dasar, dijabarkan dalam 2 sub keterampilan berpikir kritis, yaitu mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi 3 Inference menyimpulkan, dijabarkan dalam 3 sub keterampilan berpikir kritis, yaitu membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya. 4 Advance Clarification memberikan penjelasan lebih lanjut dijabarkan dalam 2 sub keterampilan berpikir kritis, yaitu mengidentifikasi istilah serta mempertimbangkan definisi dan mengidentifikasi asumsi. 5 Strategi and tactics mengatur strategi dan taktik, dijabarkan dalam 2 sub keterampilan berpikir kritis, yaitu memutuskan suatu tindakan, dan berinteraksi dengan orang lain. Adapun kriteria keterampilan berpikir kritis yang disajikan dalam penelitian ini tertera pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Kriteria Berpikir Kritis Kriteria berpikir kritis Sub Kriteria berpikir kritis Indikator Elementary clarification memberi klarifikasi dasar Menganalisis Argumen 1. Mengidentifikasi alasan implisit 2. Mengidentifikasi alasan eksplisit 3. Mengidentifikasi kesimpulan Inference menyimpulkan Membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya 1. Menerapkan prinsip- prinsip 2. Memikirkan alternatif jawaban

2.5 Materi Tekanan