Salah satu konsep penting dalam reception learning adalah advance organizer sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran yang akan dipelajari individu.
Advance organizer adalah statement perkenalan yang menghubungkan antara skemata yang sudah dimiliki oleh individu dengan informasi baru yang akan
dipelajarinya. Pemberian advance organizer bertujuan memberi arahan bagi individu untuk mengetahui apa yang penting dari materi yang dipelajarinya serta
memberi penguatan terhadap pengetahuan yang diperolehdipelajari.
2.1.2 Teori Belajar Konstruktifis
Pengetahuan dalam pandangan konstruktivis bersifat subjektif, bukan objektif. Semua pengetahuan adalah hasil konstruksi dari kegiatan atau tindakan
seseorang. Pengetahuan ilmiah juga berevolusi sehingga bersifat sementara, tidak statis dan merupakan proses. Pemikiran ilmiah adalah proses konstruksi dan
reorganisasi secara terus menerus Suprijono, 2012: 31. Paul Suparno dalam Suprijono 2012: 32 menyatakan, konstruksi pengetahuan Piaget bersifat
personal. Piaget mengasumsikan bahwa bahasa setiap individu bersifat egosentris, sehingga dengan menggunakan bahasanya sendiri individu membentuk skema dan
mengubah skema. Individu itu sendiri akan mengkonstruksi pengetahuan ketika berinteraksi dengan pengalaman dan objek yang dihadapi.
Menurut Rifa’I dan Anni 2009: 225, intisari teori konstruktivisme adalah bahwa peserta didik harus menemukan dan mentransformasikan informasi
kompleks ke dalam dirinya sendiri. Teori ini memandang peserta didik sebagai individu yang selalu memeriksa informasi baru yang berlawanan dengan prinsip-
prinsip yang telah ada dan merevisi prinsip-prinsip tersebut apabila sudah dianggap tidak dapat digunakan lagi. Hal ini memberikan implikasi bahwa peserta
didik harus terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Suprijono 2012: 39, konstruktivisme menekankan pada
pembalajaran autentik, bukan pembelajaran artifisial. Dalam pembelajaran autenik, belajar bukan sekedar mempelajari teks-teks, tetapi bagaimana
menghubungkan teks dengan kondisi nyata atau kontekstual. Selain itu, konstruktivisme juga memberikan kerangka belajar sebagai proses sosial atau
belajar kolaboratif dan kooperatif. Integrasi kemampuan dalam belajar kolaboratif
dan kooperatif akan meningkatkan pengubahan secara konseptual. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi peserta didik untuk mengevaluasi
dan memperbaiki pemahaman mereka saat mereka bertemu dengan pemikiran orang lain dan saat berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama.
2.2 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing