PERAN SERTA MASYARAKAT PSM D.A. Setyawan, 2008
adalah proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta:
1. Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga, dan
masyarakat 2.
Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga, dan masyarakat
3. Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang
menggerakkan kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan atas kemandirian dan kebersamaan.
2.3.2 filosofi kesehatan Dasar filosofis kesehatan masyarakat berdasarkan alur pemikiran
filosofi memotong ranah kesehatan masyarakat dari keseluruhan alam ontologi, epistemologi, dan etika karena pijakan dasar berfikir adalah
bagaimana memahami dan berusaha mengerti akan kesehatan masyarakat itu sendiri. garis tebal dari dasar filosofis kesehatan masyarakat adalah
mengenai keseimbangan antara kepentingan masyarakat, populasi dan individu. kepentingan-kepentingan itu muncul dan bermuara pada satu hal
yaitu pencegahan penyakit dan promosi kesehatan.metode ilmiah, analisis dan sintesis memainkan peran kunci dalam filosofi kesehatan masyarakat.
kesehatan masyarakat bergantung pada kekuatan kreatif seorang praktisi kesehatan masyarakat, penemuan ilmiah dan akumulasi pengetahuan yang
secara obyektif bertumpu pada peristiwa probabilistik. Dalam perluasan berfikir maka filosofi kesehatan masyarakat juga
menggabungkan nilai dan tradisi masyarakat yang relevan dan memberikan landasaran intelektual untuk tindakan yang terorganisir yang
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. meskipun memiliki entitas yang unik, filosofi kesehatan masyarakat terkait erat
dengan filsafat politik, ekonomi, sejarah, dan hokum dan beberapa filosofi lainnya Anonymous,2012.
2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat
1. Epidemiologi Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan
penyakit serta fakor yang terkait di tingkat populasi. Ini adalah model corestone penelitian kesehatan masyarakat, dan membantu
menginformasikan kedokteran berbasis bukti eveidence based medicine untuk mengidentifikasikan faktor risiko penyakit serta menentukan
pendekatan penanganan yang optimal untuk praktik klinik dan untuk kedokteran preventif. Menurut Dr. Anton Muhibuddin Universitas
Brawijaya, saat ini epidemiologi telah berkembang pesat baik pendalaman ilmunya maupun perluasan ilmunya. Perluasan ilmu
epidemiologi saat ini juga mencakup epidemiologi bidang pertanian agrokompleks termasuk perikanan, perkebunan, prikanan dan
mikrobiologi. Perluasan tersebut dirasa perlu karena manfaat epidemiolgi sangat nyata dirasakan dalam bidang-bidang ilmu tersebut. Pendalaman
epidemiologi diantaranya meliputi peramalan berbasis komputer dan pengelolaan agroekosistem.
Epidemiologi menggunakan beragam alat-alat ilmiah, dari kedokteran dan statistik sampai sosiologi dan antropologi. Banyak
penyakit mengikuti arus migrasi penduduk, sehingga pemahaman tentang bagaimana penduduk bergerak mengikuti musim sangat penting untuk
memahami penyebaran penyakit tertentu pada populasi tersebut. Epidemiologi tidak hanya berkutat pada masalah penyebaran penyakit,
tetapi juga dengan cara penanggulangannya. 2. Biostatistik
Biostatistik adalah data atau informasi yang berkaitan dengan
masalah kesehatan.Statistik kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif, seperti merencanakan program pelayanan
kesehatan, menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu
tertentu. Statistik kesehatan dikenal dengan istilah “biostatistik”. Biostatistik terdiri dari dua kata dasar yaitu bio dan statistik. Bio berarti
hidup, sedangkan statistik adalah kumpulan angka-angka. Sehingga secara harfiah biostatistik adalah kumpulan angka-angka tentang kehidupan.
3. Kesehatan Lingkungan Kesehatan
Lingkungan menurut WHO adalah “Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu
keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”. Sementara pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi 1976 adalah ”Tempat
pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga
ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
1 Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah : a. Menurut WHO
1 Penyediaan Air Minum 2 Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3 Pembuangan Sampah Padat 4 Pengendalian Vektor
5 Pencegahanpengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6 Higiene makanan, termasuk higiene susu 7 Pengendalian pencemaran udara
8 Pengendalian radiasi 9 Kesehatan kerja
10 Pengendalian kebisingan 11 Perumahan dan pemukiman
12 Aspek kesling dan transportasi udara 13 Perencanaan daerah dan perkotaan
14 Pencegahan kecelakaan 15 Rekreasi umum dan pariwisata
16 Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaanepidemiwabah, bencana alam dan perpindahan
penduduk. 17 Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.
b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan Pasal 22 ayat 3, ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1 Penyehatan Air dan Udara 2 Pengamanan Limbah padatsampah
3 Pengamanan Limbah cair 4 Pengamanan limbah gas
5 Pengamanan radiasi 6 Pengamanan kebisingan
7 Pengamanan vektor penyakit 8 Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
4. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program-
program kesehatan yang lain. Akan tetapi program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan
itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur, karena pendidikan merupakan behavioral investmen
jangka panjang. Pengetahuankesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai
hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku
kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat
pelaksanaan, dan dimensi tempat pelayanan kesehatan. Dari dimensi sasarannya dapat, dapatdikelompokkan menjadi 3 yaitu:
1. Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu 2. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
3. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas. Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan dapat berlangsung
diberbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan:
1. Promosi kesehatan, diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi. 2. Perlindungan khusus, misalnya program imunisasi.
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera 4. Pembatasan cacat
5. Rehabilitasi, untuk memulihkan kecacatan dari suatu penyakit tertentu.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku kesehatan itu mencakup:
1 Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit. Tingkat pencegahan penyakit:
Perilaku peningkatan pemeliharaan kesehatan
Perilaku pencegahan penyakit
Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan
Perilaku pemulihan kesehatan
2 Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. 3 Perilaku terhadap makanan
4 Perilaku terhadap lingkungan kesehatan Perubahan-perubahan perilaku dalam diriseseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan
melalui panca indera. Belajar adalah suatu perubahan perilakku yang didasari oleh perilaku terdahulu.
Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, dan sebagainya yang berfungsi untuk mangolah rangsangan dari
luar. Sedangan faktor ekstern meiputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik seperti iklim, manusia, sosial-ekonomi, kebudayaan,
dan sebagainya.
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat Jika dikaji secara mendalam batasan administrasi kesehatan
sebagaimana yang telah dirumuskan oleh Kornisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat tahun 1974, segera terlihat bahwa ruang
lingkup administrasi kesehatan mencakup bidang yang amat luas, yang jika disederhanakan dapat dibedakan atas dua macam yakni:
1 Kegiatan Administrasi Telah disebutkan bahwa melaksanakan pekerjaan administrasi
sama artinya dengan melaksanakan sernua fungsi administrasi. Dengan pengertian yang seperti ini menjadi jelas bahwa kegiatan utama yang
dilakukan pada administrasi tidak lain adalah melaksanakan fungsi administrasi itu sendiri, mulai dari fungsi perencanan,
pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan fungsi pengawasan Terry.
Karena kegiatan utama pada administrasi adalah melaksanakan semua fungsi administrasi maka jelas pula bahwa melaksanakan
pekerjaan administrasi tidak sama dengan melaksanakan pekerjaan tata usaha. Pekerjaan administrasi bukan sekedar mengetik, mengagenda
dan ataupun menyimpan arsip surat menyurat office work yang merupakan pekerjaan pokok seorang tata usaha.
Seseorang yang mengerjakan pekerjaan administrasi berarti adalah seorang administrator atau manajer, karena dalarn mengerjakan
administrasi, ia melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian untuk kemudian perencanaan berikutnya.
2 Objek dan Subjek Administrasi Telah disebutkan bahwa objek clan sgbjek administrasi
kesehatan adalah sistem kesehatan. Ini berarti untuk dapat menyelenggarakan administrasi kesehatan perlu dipahami dahulu apa
yang dimaksud dengan sistem kesehatan. Pengertian tentang sistem kesehatan banyak macamnya. Menjabarkan batasan sebagaimana yang
dirumuskan oleh WHO 1984, yang dimaksud dengan sistem kesehatan adalah suatu kumpulan dari berbagai faktor yang komplek
clan saling berhubungan yang terdapat pada suatu negara clan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan clan tuntutan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok serta masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.
Sistem kesehatan itu sendiri mencakup hal yang amat luas. Jika disederhanakan dapat dibedakan atas dua subsistem. Pertama,
subsistem pelayanan kesehatan. Kedua, subsistem pembiayaan kesehatan. Untuk dapat terselenggaranya upaya kesehatan yang baik,
kedua subsistem ini perlu ditata clan dikelola dengan sebaik baiknya.
6. Gizi Masyarakat Kajian selanjutnya dari ruang lingkup Kesehatan Masyarakat
adalah Gizi. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari makanan dan minuman. Agar asupan makanan tersebut bermanfaat untuk
kelangsungan fungsi-fungsi tubuh, tentu haru mengandung zat-zat yang
baik atau disebut GIZI.
Disiplin ilmu yang mempelajari masalah asupan makanan tersebut dalam kesehatan masyarakat disebut ilmu Gizi dengan lingkup utamanya
jelas gizi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Beberapa pengertian tentang konsep dasar ilmu gizi ini sangat sederhana, diantaranya:
Adapun ruang lingkup ilmu gizi keshatan masyarakat adalah sebagai berikut:
Nutrition. Hubungan gizi dan kesehatan, daur hidup, komposisi tubuh, zat-zat gizi sumber RDA, konsep penyusunan menu dan biokimia
gizi.
Nutrition PRACTICE. Mengidentifikasi zat gizi dalam makanan secara kualitatif maupun kuantitatif.
Gizi Masyarakat Community Nutrition. Mengidentifikasi berbagai masalah gizi di masyarakat dan faktor penyebab masalah gizi serta
mengatasinya.
Ekologi Pangan dan Gizi Food and Nutrition Ecology. Mengidentifikasi dan menjelaskan keterkaitan antara masalah gizi
dengan lingkungan fisik, biologi, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Pengawasan dan keamanan Pangan Food safety inspection. Mengidentifikasi ketidak-amanan pangan dan faktor-faktor
penyebabnya, mengklasifikasikan tingkat ketidak-amanan pangan, serta menerapkan prinsip pengawasan pangan makanan.
Ketahanan Pangan Food security. Mengidentifikasi masalah yang terkait dengan ketersediaan pangan produksi, distribusi, konsumsi,
serta menetapkan kriteria kerawanan pangan.
Peniliaian Status Gizi Nutrition Assessement. Melakukan penilaian status gizi per individu dan atau masyarakat dengan berbagai metode,
sebagai dasar pertimbangan dalam memberikan konseling gizi.
Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Program Gizi Planning, Implementation and Evaluation of Nutrition Program
Gizi Institusi Nutrition in Institution. Merencanakan dan menatalaksana-kan gizi dan makanan di institusi Rumah Sakit, panti
sosial, hotel, perusahaan, catering, dan lain-lain
Epidemiologi Gizi dan Surveilans Epidemiology and Surveillance of Nutrition
Dietetik Masyarakat Community Dietetic. Merencanakanmenyusun diet untuk tindakan pencegahan, pemeliharaan maupun
perawatanpengobatan, serta memberikan penyuluhan gizi.
Gizi Daur Hidup Life Cycle Nutrition. Menghitung kebutuhankecukupan zat gizi untuk berbagai kelompok umur, jenis
kelamin, kondisi fisiologis dan kegiatan, pertumbuhan dan perkembangan manusia dari janin, bayi sampai dengan lanjut usia
lansia.
Teknologi Pangan dan Gizi Food and Nutrition Technology
Komunikasi, informasi, edukasi dan koNseling Gizi communication, information, education and conseling OF Nutrition
CURRENTS ISSUE IN Nutrition. Mengidentifikasi, menganalisis dan merumuskan serta mempresentasikan masalah gizi kesehatan
masyarakat yang bersumber dari jurnal dan isu-isu terkini yang ada dalam masyarakat.
Masalah Gizi masyarakat bukan menyangkut aspek kesehatan saja, aspek lain seperti ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
sebagainya juga saling terkait. Jadi setidaknya yang perlu dikaji dan diperhatikan adalah hubungan antara ilmu gizi dasar manusia dan
kesehatan masyarakat agar dapat tercapai produktivitas. Di dalamnya tercakup konsep-konsep mengenai usaha promotif dalam
mengembangkan konsep gizi seimbang gizi makro dan mikro dan hidup sehat pada daur kehidupan manusia. Ditekankan juga bagaimana
menilai status gizi dan mengetahui masalah gizi, terutama kelompok
golongan rawan gizi sebagai upaya preventif, mengenal dan merencanakan bermacam upaya gizi sebagai protektif agar tetap
produktif.
6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia
yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.
[1]
K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk
memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.
[2]
Praktek K3 keselamatan kesehatan kerja meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan
kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait
dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan
industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja. Menurut Mangkunegara 2002, p.170, bahwa indikator
penyebab keselamatan kerja adalah: a Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak 3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi: 1. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
2. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan.
7. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang
sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi
, fungsi serta prosesnya. Sedangkan
kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu
keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal-hal sebagai berikut:
1 Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk
bereproduksi. 2 Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak
melakukannya. 3 Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi serta
memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural.
4 Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani
proses kehamilan secara aman.
2.5 Masalah kesehatan masyarakat 2.5.1 Masalah perilaku