KOMITE ETIK PENELITIAN KEPERAWATANKESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
FORMULIR ETIK PENELITIAN KEPERAWATANKESEHATAN
1. Peneliti Utama :
Retno Purwandari
2. Judul penelitian :
Pengaruh Sistem Informasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer terhadap Kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap Dewasa
3. Subjek :
Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Dewasa.
4. Perkiraan waktu penelitian untuk setiap subyek :
Dokumentasi asuhan keperawatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol akan dinilai sebagai pretest selama satu minggu, satu dokumen
keperawatan kira-kira membutuhkan waktu 30 sampai 45 menit untuk penilaian. Dokumentasi keperawatan diambil pada dokumentasi pasien yang sudah pulang,
peneliti mengambil dokumen keperawatan satu bulan sebelumnya. Satu bulan kemudian akan dilakukan penilaian dokumentasi keperawatan pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol sebagai nilai posttest. Penilaian akan dilakukan selama satu minggu, dengan perkiraan waktu tiap dokumentasi keperawatan 30
sampai 45 menit.
1
5. Ringkasan proposal:
Latar belakang: Keperawatan merupakan profesi kesehatan yang sangat dekat dengan pasien,
mulai klien masuk sampai pulang akan terus berinteraksi dengan perawat. Perawat berinteraksi dengan klien mulai dari pengkajian sampai melakukan
evaluasi. Kepuasan pasien dan hasil yang positif akan sangat tergantung dari asuhan keperawatan yang dilakukan. Dokumentasi merupakan segala sesuatu
yang tertulis secara manual atau menggunakan elektronik yang memberikan informasi tentang klien dan perawatan yang diberikan. Dokumentasi juga
merupakan bentuk profesionalisme perawat, dimana dengan mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, profesi
kesehatan yang lain bisa mengetahui tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Dokumentasi merupakan bagian fundamental dalam proses
perawatan untuk mengkomunikasikan status kesehatan pasien dan juga respon perawatan yang diberikan.
Dokumentasi berfungsi sebagai alat komunikasi baik antar perawat maupun dengan profesi kesehatan yang lain. Joint Commission InternationalJCI 2011
dalam standar manajemen organisasi menegaskan bahwa komunikasi merupakan komponen penting yang menjadi akar masalah keamaan pasien, karena
komunikasi yang kurang baik akan berdampak pada penyampaian informasi yang salah dan berakibat pada keselamatan pasien. Rykkje 2009 mengatakan
bahwa pendokumentasian keperawatan merupakan alat untuk mengukur indikator kualitas asuhan keperawatan atau menilai bentuk asuhan keperawatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Diyanto 2007, menunjukkan pengisian dokumentasi keperawatan dalam kategori kurang 48 , sedang 35 dan
kategori baik 17. Faktor penghambat dalam penulisan dokumentasi yang ditemukan adalah tidak seimbangnya jumlah perawat dengan pekerjaan yang
dilakukan, harus mendampingi visite dokter, format pendokumentasian yang terlalu panjang dan rasa malas. Blair dan Smith 2012, mengemukakan
penghambat penulisan dokumentasi keperawatan adalah kurangnya waktu untuk
2
menulis, beban kerja yang berlebih dan kebijakan organisasi yang berkaitan dengan dokumentasi.
Dokumentasi yang dibuat dengan baik akan membantu pemberi layanan kesehatan dalam memanajemen perawatan yang efektif, sedangkan dokumentasi
yang buruk akan meningkatkan peluang kesalahan tindakan. Dokumentasi keperawatan dapat digunakan ketika semua kegiatan terdokumentasi dengan
lengkap. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang kurang lengkap akan berpotensi pelayanan yang diberikan kurang baik dan akan merugikan pasien.
Pendokumentasian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara manual paper based dan juga secara komputerisasi computer based. Sistem manual
mempunyai beberapa kelemahan seperti membutuhkan waktu banyak untuk mengisi, membutuhkan tempat penyimpanan yang banyak, biaya pencetakan
yang mahal, sering hilang atau terselip, sehingga tidak bisa menjadi bukti legal bagi perawat Hariyati, 2005. Dokumentasi dengan komputerisasi mempunyai
beberapa keuntungan, yaitu membutuhkan waktu yang singkat dan kualitas dokumentasinya lebih baik, dokumen lebih lengkap dan pengisian lebih
cepatpengisian form tidak terlalu lama, lebih murah, lebih mudah mencari data yang telah tersimpan, resiko hilang dapat dikurangi dan menghemat tempat
Ammenwerth, Eichstadter, Haux, Pohl, Rebel Ziegler, 2001; Hariyati, 2012; Kelley, Brandon Docherty , 2011.
Studi pendahuluan di RS RST DD Parung Bogor menunjukkan bahwa dokumentasi keperawatan belum dituliskan dengan lengkap. Rumah Sakit ini
mempunyai format pendokumentasian asuhan keperawatan yang lengkap mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Hasil observasi yang dilakukan, menunjukkan
masih banyak format yang kosong, terutama pengkajian dan diagnosa. Dokumentasi keperawatan dijumpai perawat tidak menuliskan nama pada
dokumen yang ditulis, dan ada beberapa tindakan yang ditulis, tetapi tidak jelas apakah sudah dilakukan atau belum. Perawat pelaksana juga kebingungan ketika
ditanya rencana tindakan pasien yang sudah direncanakan pada shift
3
sebelumnya, apakah sudah dilakukan pada jadwal shift sekarang, karena lupa mencatat pada format yang mana. Format pemantauan cairan infus, kontrol
cairan dan pemakaian obat merupakan tambahan format yang harus diisi oleh perawat. Banyaknya format yang harus diisi oleh perawat membuat perawat
bingung, sehingga ada beberapa format yang tidak diisi.
Audit dokumentasi keperawatan baru dilakukan di bulan februari 2013, dan hasil belum diolah, sehingga belum bisa diketahui nilai dokumentasi keperawatan
yang dihasilkan. Evaluasi yang selama ini dilakukan adalah secara langsung oleh bagian mutu keperawatan ketika operan jaga, dengan cara menegur perawat
ketika dokumentasi kurang lengkap atau tidak sesuai dengan aturan yang ada. Bagian keperawatan mempunyai perencanaan untuk mengembangkan
dokumentasi berbasis komputer, untuk mengurangi biaya pencetakan kertas dan memperbaiki dokumentasi keperawatan. Ruangan rawat inap sudah difasilitasi
dengan satu unit komputer yang digunakan untuk sistem biling, sehingga memungkinkan untuk dikembangkan pendokumentasian keperawatan berbasis
komputer. Berdasarkan hasil riset terdahulu yang menghasilkan berbagai keuntungan penggunaan dokumentasi berbasis komputer salah satunya aspek
kelengkapan, maka peneliti mencoba menerapkan dokumentasi keperawatan berbasis komputer dengan menggunakan program SIMPRO yang dikembangkan
oleh Hariyati 2012.
Tujuan penelitian: Mengidentifikasi pengaruh sistem informasi pendokumentasian asuhan
keperawatan berbasis komputer terhadap kualitas dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap dewasa.
Manfaat penelitian: Bagi Rumah Sakit dalam program pengembangan model sistem informasi
pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputer yang sesuai dengan standar dan kondisi Rumah Sakit yang dapat menunjang proses pelayanan. Bagi
pengembangan ilmu keperawatan terutama peningkatan penerapan sistem
4
informasi berbasis komputer. Hasil penelitian ini akan menjadi dasar riset terkait peran organisasi dan komitmen SDM dalam mengadopsi sistem informasi serta
analisa faktor yang mempengaruhi kesiapan organisasi non profit dalam menggunakan sistem informasi komputerisasi.
6. Masalah etik nyatakan pendapat anda tentang masalah etik yang mungkin akan dihadapi:
Masalah etik yang mungkin muncul, karena penelitian ini menggunakan studi dokumentasi adalah persetujuan dari pihak rumah sakit untuk mengijinkan
datanya digunakan dalam proses penelitian dan bagaimana peneliti menjamin kerahasiaan data pasien yang digunakan. Peneliti menerapkan prinsip
beneficence, data yang diperoleh digunakan untuk kepentingan penelitian,
bukan untuk dieksploitasi. Peneliti juga akan menjaga kerahasiaan data pasien dan perawat yang melakukan dokumentasi keperawatan. Pada saat penerapan
dokumentasi keperawatan berbasis komputer, peneliti akan bekerja sama dengan pihak TI untuk sistem keamanan data, sehingga hanya pihak yang mempunyai
password saja yang bisa mengakses data pasien.
Prinsip justice, selama proses penelitian, peneliti akan menjaga kerahasiaan data
penelitian, hasil yang diperoleh tidak akan dicantumkan nama anominity. Peneliti mengambil data yang terkait dengan proses penelitian dan akan
mengabaikan data pribadi responden seperti nama, alamat dan data pribadi lainnya. Semua dokumentasi keperawatan mendapat perlakuan sama dalam
penilaian kualitas dokumentasi keperawatan. Peneliti akan memberikan
informed consent pada pihak Rumah Sakit, terutama perawat dan rekam medis,
menjelaskan data apa saja yang akan digunakan dan manfaatnya untuk apa.
7. Bila penelitian ini menggunakan subjek manusia, sebutkan alasan untuk melakukan penelitian ini langsung pada manusia.
Penelitian ini tidak menggunakan manusia sebagai subyek penelitian, peneliti menggunakan studi dokumentasi keperawatan. Penelitian ini akan menilai
kualitas dokumentasi keperawatan, jadi yang dinilai adalah dokumentasi
5
keperawatan yang dihasilkan oleh perawat. Penelitian ini menilai perawat dari karakteristik usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kemampuan penggunaan
komputer, pelatihan dokumentasi keperawatan, pengenalan NANDA, NIC dan NOC, pelatihan komputer.
8. Prosedur eksperimen carametoda,frekuensi, dan interval intervensi yang akan dilakukan.