BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid lain di dalam tubuh, misalnya kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D.
Kolesterol disintetis di dalam tubuh dari asetil-CoA membentuk mevalonat melalui jalur yang kompleks. Kolesterol secara khas adalah produk metabolisme
hewan, oleh karena itu terdapat pada makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, hati dan otak Murray, 2003.
Hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai tingkat kolesterol yang lebih tinggi dari normal. Hiperkolesterolemia yang dihasilkan dari perubahan metabolik
kolesterol, merupakan penyebab utama gangguan kardiovaskular, seperti aterosklerosis dan penyakit jantung koroner Tzu-Li Lin, 2007.
Aterosklerosis adalah suatu penyakit yang terjadi akibat penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Ditandai dengan terdapatnya aterom pada
bagian intima arteri yang berisi kolesterol, lipoida dan lipofag. Usaha untuk mencegah dan memperbaiki aterosklerosis antara lain dengan menurunkan kadar
kolesterol dalam plasma Suyatna, 1995. Statin merupakan obat antihiperkolestrolemia yang paling efektif dan
aman. Senyawa ini bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol di hati. Simvastatin adalah salah satu turunan statin yang paling banyak dipasaran
Suyatna, 1995. Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan di dalam
Famakope Indonesia dan INN WHO International Non-Propietery Names World
Universitas Sumatera Utara
of Health Organization untuk zat berkhasiat yang dikandung, dimana obat generik hanya menggunakan nama yang sesuai dengan zat berkhasiat yang
dikandungnya walaupun diproduksi di pabrik yang berlainan Tjay dan Rahardja, 2002.
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor: 085MENKESPerV1989 yang berisi tentang kewajiban menulis resep dan atau
menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah dalam memenuhi pelaksanaan pelayanan
kesehatan masyarakat. Untuk memasyarakatkan obat generik diperlukan informasi tentang mutu obat generik tersebut guna meyakinkan bahwa mutu obat generik
tidak lebih rendah dari mutu obat merek dagang. Di pasaran Simvastatin diproduksi dalam bentuk sediaan tablet. Efektivitas
sediaan obat sangat dipengaruhi oleh kecepatan absorpsi Kecepatan absorpsi sediaan tablet dipengaruhi oleh faktor fisiologik, sifat fisikokimia zat aktif, bentuk
sediaan, dan pelepasan obat dari bahan pembawa Shargel, 2005. Terdapat sekitar 20 merek dagang tablet Simvastatin dengan harga yang jauh lebih mahal
dibandingkan obat dengan generiknya ISFI, 2009. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah dengan perbedaan harga yang besar akan memberi efek yang
berbeda pula. Pada hal, semua obat yang beredar baik merek dagang maupun generik harus memenuhi persyaratan mutu.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membandingkan efek Simvastatin generik dan merek dagang terhadap penurunan kadar kolesterol dalam
darah.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Kerangka Pikir Penelitian