tambahan. Granul-granul akan pecah, dan zat aktif akan terlepas dari bahan tambahan yang kemudian akan terlarut pada larutan cerna. Bahan tambahan yang
digunakan pada formulasi tablet sangat mempengaruhi kinetika pelarutan obat. Contoh bahan tambahan yang digunakan dalam sediaan tablet adalah:
i. Bahan pengisi : ditambahkan untuk mendapatkan berat yang diinginkan,
bahan tambahan harus bersifat inert. ii.
Bahan pengikat : digunakan untuk mengikat komponen-komponen tablet untuk dijadikan garanul dengan ukuran yang sama dan bentuk speris
setelah dipaksakan melewati ayakan. iii.
Bahan pengembang : digunakan untuk memecah tablet menjadi partikel kecil sehingga luas permukaan akan bertambah besar.
iv. Bahan pelicin : digunakan untuk meningkatkan daya alir granul-granul
pada corong pengisi mencegah melekatnya massa pada punch dan die, mengurangi gesekan antara butir-butir granul dan mempermudah
pengeluaran tablet dari die Soekemi, 1987.
b. Pelarutan obat dalam media.
Obat akan dapat diabsorpsi bila dalam bentuk terlarut dalam media saluran cerna. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelarutan obat adalah derajat kehalusan
obat dan bentuk kristal zat aktif. Semakin kecil ukuran partikel obat maka semakin luas permukaan yang dimiliki untuk berinterakski dengan media saluran
cerna. Dengan demikian, akan mempercepat proses pelarutan obat. Zat aktif yang berbentuk amorf lebih baik diabsorpsi daripada yang
berbentuk kristal karena senyawa obat yang berbentuk amorf memiliki sifat lebih mudah larut dibandingkan bentuk kristal.
Universitas Sumatera Utara
c. Absorpsi melewati membran menuju sirkulasi sitemik.
Ada beberapa cara senyawa obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik, antara lain :
i. Difusi pasif : pada proses ini obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik
disebabkan perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Pada umumnya, sebagian besar obat masuk ke saluran sistemik melalui proses
ini. ii.
Transport aktif : ini merupakan proses pemindahan senyawa obat yang diperntarai oleh pembawa carrier. Transport ini melakukan pemindan
molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Oleh karena itu, proses ini memerlukan energi. Molekul pembawa sangat selektif terhadap
molekul obat. Bila struktur obat yang dibawa menyerupai substrat alami yang ditransport, maka obat obat itu sesuai untuk ditransport dengan
mekanisme pembawa yang sama.
iii. Difusi yang difasilitasi : merupakan sistem transport yang diperantarai
pembawa, berbeda dengan transport aktif, obat bergerak karena perbdaan konsentrasi bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Oleh
karena itu, sistem ini tidak memerluka n energi.
iv. Pinositas : merupakan proses fagosistosis dimana membran sel
mengelilingi suuatu mekromolekul dan kemudian memasukkan bahan
tersebut ke dalam sel.
Aliran darah ke saluran cerna merupakan hal penting untuk membawa obat ke saluran sistemik dan kemudian ke tempat kerjanya. Daerah usus memiliki
jumlah pembuluh darah yang sangat banyak. Obat yang telah diserap akan terlebih
Universitas Sumatera Utara
dulu dibawa ke hati melalui vena porta hepatik dan kemudian ke sirkulasi sistemik. Penurunan aliran darah pada saluran cerna akan menurunkan laju
pemindahan obat dari usus kedalam darah.
2.3 Kolesterol 2.3.1 Pengertian Kolesterol