Uji Perbandingan Efek Penurunan Kadar Kolesteror Teblet Simvastatin Generik Dengan Merek Dagang Menggunakan Alat Vitros
SKRIPSI
UJI PERBANDINGAN EFEK PENURUNAN KADAR
KOLESTEROL TABLET SIMVASTATIN GENERIK DENGAN
MEREK DAGANG MENGGUNAKAN
ALAT VITROS
OLEH:
ACHTUR JAHARI
NIM 060804030
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
Pembimbing II,
(Prof. Dr. Urip Harahap, Apt.) NIP. 19530101 1983 030004
LEMBAR PENGESAHAN
UJI PERBANDINGAN EFEK PENURUNAN KADAR KOLESTEROR TEBLET SIMVASTATIN GENERIK DENGAN MEREK DAGANG
MENGGUNAKAN ALAT VITROS OLEH:
ACHTUR JAHARI NIM 060804030
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal : 2011
Medan, Januari 2011 Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Dekan, Pembimbing I,
(Dr. Karsono, Apt.)
NIP 19540909 1982 011001
Panitia Penguji,
(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra., Apt.) NIP 19531128 1983 031002
(Dr. Karsono, Apt.)
NIP 19540909 1982 011001
(Prof. Dr. M. Timbul Simanjuntak, M.Sc., Apt.) NIP 19521204 1980 021001
(Dra. Rosidah, M.Si., Apt.) NIP 19510326 1978 022001
(3)
UJI PERBANDINGAN EFEK PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TABLET SIMVASTATIN GENERIK DENGAN MEREK DAGANG
MENGGUNAKAN ALAT VITROS
ABSTRAK
Simvastatin merupakan obat antihiperkolestrolemia yang paling efektif dan aman. Senyawa ini bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol di hati. Di pasaran terdapat sekitar 20 merek dagang tablet Simvastatin dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan obat dengan generiknya.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek penurunan kolesterol sediaan tablet Simvastatin generik dengan merek dagangnya secara in vivo dengan menggunakan alat vitros.
Penelitian ini menggunakan 18 ekor tikus putih jantan dengan berat 200 sampai 300 gram berumur 3 bulan yang dibagi dalam 3 kelompok perlakuan ( I, II, dan III ). Seluruh tikus dibuat hiperkolesterolemia dengan memberi campuran minyak kelapa, lemak kambing, dan kuning telur. Setelah kadar kolesterol plasma darah awal tikus diukur, pada kelompok I diberi tablet Simvastatin generik, kelompok II diberi tablet Valemia®, dan pada kelompok III diberi tablet Vidastat®
Berdasarkan uji statistik menggunakan metode ANOVA pada taraf signifikansi 95%, setelah 7 hari pemberian obat menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok uji (p > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian tablet Simvastatin generik dan merek dagang memberikan efek yang sama terhadap penurunan kadar kolesterol darah tikus yang mengalami hiperkolesterolemia.
selama 7 hari berturut-turut, lalu kadar kolesterol plasma darah tikus di ukur.
(4)
ABSTRACT
The aim of this research was to compare the decrease effect of cholesterol between generic and branded Simvastatin tablet by in vivo test by used vitros.
Simvastatin is a drug antihiperkolestrolemia the most effective and safe. These compounds work by inhibiting the syinthesis of cholesterol in the liver. In the market there are about 20 branded Simvastatin tablets at a price that is much more expensive than generic drugs.
This research used 18 males white rat with the weight of 200-300 gram, aged 3 month, and classificated in 3 groups. (I, II, and III). All rats were made to be hypercholesterolemic by giving them with the mixture of coconut oil, goat fat, and yolk. After the initial plasma blood cholesterol level measured, for group I generic Simvastatin tablets were given, Valemia® tablets for group II, and Vidastat®
Based on the statistic test using the ANOVA method with the significance level of 95%, after seven days of drug administration there is no significant difference between the groups (p>0.05). Thus it can be conclude that the test result of generic and branded Simvastatin showed that they both give the same effect to decrease the blood cholesterol level of hypercholesterolemic rats.
tablets for group III, all for seven consecutive days, then the plasma blood cholesterol level of the rats were measured.
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Kerangka Pikir Peneitian ... 2
1.3 Perumusan Masalah ... 3
1.4 Hipotesis ... 3
1.5 Tujuan Penelitian ... 4
1.6 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Uraian Bahan ... 5
2.1.1 Sifat Fisikokimia ... 5
2.1.2 Mekanisme Kerja ... 6
2.1.3 Efek Samping... 6
2.2 Uraian Tablet ... 7
(6)
2.2.2 Zat Pembawa ... 8
2.2.3 Pelarutan Obat ... 8
2.2.4 Absorpsi Melewati Membran Menuju Salruran Sistemik ... 9
2.3 Kolesterol ... 10
2.3.1 Pengertian Kolesterol ... 10
2.3.2 Biosintesis Kolesterol... 10
2.3.3 Metabolisme Kolesterol ... 10
2.3.4 Lipoprotein ... 11
2.3.5 Hiperkolesterolemia ... 13
2.3.6 Eksresi Kolesterol ... 15
2.3.7 Poses Terjadinya Aterosklerosis ... 15
2.3.8 Penurunan Kadar Kolesterol ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19
3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 19
3.1.1 Alat-alat ... 19
3.1.2 Bahan-bahan ... 19
3.2 Pengambilan Sampel ... 19
3.3 Hewan Percobaan ... 20
3.4 Percobaan Efek Penurunan Kadar Kolesterol ... 20
3.4.1 Penyiapan Hewan Hiperkolesterolemia ... 20
3.4.2 Pengujian Efek Penurun Kadar Kolesterol ... 21
3.4.3 Pengambilan Darah dan Pengukuran Kadar Kolesterol Plasma Darah Tikus Menggunankan Alat Vitros ... 21
(7)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 28
5.1 Kesimpulan ... 28
5.2 Saran ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 29
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Variasi Kadar Total Kolesterol, LDL, dan HDL... 13
Tabel 4.1 Kadar Kolesterol Darah Tikus Normal dan Setelah Pemberian Induksi Selama 14 Hari ... 23
Tabel 4.2 Hasil Uji Anova Antara Kadar Koleterol Darah Normal dan Hiperkolesterolemia ... 23
Tabel 4.3 Kadar Kolesterol Darah Tikus Hiperkolesterolemia, Setelah
Pemberian Obat Pada Hari Pertama, Hari ke 4, dan Hari ke 7 ... 24
Tabel 4.4.Hasil Uji Anova Kadar Kolesterol Darah Tikus Hiper
kolesterolemia dan Setelah Hari Pertama Pemberian Obat ... 25
Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Kadar Kolesterol Darah Tikus Hiper
kolesterolemia dan Setelah 4 Hari Pemberian Obat ... 26
Tabel 4.6 Hasil Uji Anova Kadar Kolesterol Darah Tikus Hiper
kolesterolemia dan Setelah 7 Hari Pemberian Obat ... 26
Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Terhadap Kadar Kolesterol Tikus Setelah
7 Hari Pemberian Obat ... 27 .
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Penelitian ... 3
Gambar 2.1 Proses Penyumbatan Pembuluh Darah ... 16
Gambar 4.1 Grafik Kadar Kolesterol Darah Tikus Terhadap Waktu Berbagai Perlakuan ... 24
Gambar 1 Alat Vitros DT 60 ... 37
Gambar 2 Pippette Vitros DT 60 ... 37
Gambar 3 Alat Vitros ... 38
Gambar 4 Alat Vortex ... 38
Gambar 5 Alat Sentrifuge ... 39
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Bagan Alur Penyiapan Hewan Uji Hiperkolesterolemia... 31
Lampiran 2 Bagan Alur Pengambilan Darah Tikus ... 32
Lampiran 3 Bagan Alur Pengukuran Kadar Kolesterol Plasma Darah Tikus ... 33
Lampiran 4 Data Kadar Kolesterol Plama Darah Tikus ... 34
Lampiran 5 Hasil Uji Statistika dengan Program SPSS ... 35
Lampiran 6 Gambar Alat yang digunakan Dalam Penelitian... 37
(11)
UJI PERBANDINGAN EFEK PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TABLET SIMVASTATIN GENERIK DENGAN MEREK DAGANG
MENGGUNAKAN ALAT VITROS
ABSTRAK
Simvastatin merupakan obat antihiperkolestrolemia yang paling efektif dan aman. Senyawa ini bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol di hati. Di pasaran terdapat sekitar 20 merek dagang tablet Simvastatin dengan harga yang jauh lebih mahal dibandingkan obat dengan generiknya.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek penurunan kolesterol sediaan tablet Simvastatin generik dengan merek dagangnya secara in vivo dengan menggunakan alat vitros.
Penelitian ini menggunakan 18 ekor tikus putih jantan dengan berat 200 sampai 300 gram berumur 3 bulan yang dibagi dalam 3 kelompok perlakuan ( I, II, dan III ). Seluruh tikus dibuat hiperkolesterolemia dengan memberi campuran minyak kelapa, lemak kambing, dan kuning telur. Setelah kadar kolesterol plasma darah awal tikus diukur, pada kelompok I diberi tablet Simvastatin generik, kelompok II diberi tablet Valemia®, dan pada kelompok III diberi tablet Vidastat®
Berdasarkan uji statistik menggunakan metode ANOVA pada taraf signifikansi 95%, setelah 7 hari pemberian obat menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok uji (p > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian tablet Simvastatin generik dan merek dagang memberikan efek yang sama terhadap penurunan kadar kolesterol darah tikus yang mengalami hiperkolesterolemia.
selama 7 hari berturut-turut, lalu kadar kolesterol plasma darah tikus di ukur.
(12)
ABSTRACT
The aim of this research was to compare the decrease effect of cholesterol between generic and branded Simvastatin tablet by in vivo test by used vitros.
Simvastatin is a drug antihiperkolestrolemia the most effective and safe. These compounds work by inhibiting the syinthesis of cholesterol in the liver. In the market there are about 20 branded Simvastatin tablets at a price that is much more expensive than generic drugs.
This research used 18 males white rat with the weight of 200-300 gram, aged 3 month, and classificated in 3 groups. (I, II, and III). All rats were made to be hypercholesterolemic by giving them with the mixture of coconut oil, goat fat, and yolk. After the initial plasma blood cholesterol level measured, for group I generic Simvastatin tablets were given, Valemia® tablets for group II, and Vidastat®
Based on the statistic test using the ANOVA method with the significance level of 95%, after seven days of drug administration there is no significant difference between the groups (p>0.05). Thus it can be conclude that the test result of generic and branded Simvastatin showed that they both give the same effect to decrease the blood cholesterol level of hypercholesterolemic rats.
tablets for group III, all for seven consecutive days, then the plasma blood cholesterol level of the rats were measured.
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid lain di dalam
tubuh, misalnya kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D.
Kolesterol disintetis di dalam tubuh dari asetil-CoA membentuk mevalonat
melalui jalur yang kompleks. Kolesterol secara khas adalah produk metabolisme
hewan, oleh karena itu terdapat pada makanan yang berasal dari hewan seperti
kuning telur, daging, hati dan otak (Murray, 2003).
Hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai tingkat kolesterol yang lebih
tinggi dari normal. Hiperkolesterolemia yang dihasilkan dari perubahan metabolik
kolesterol, merupakan penyebab utama gangguan kardiovaskular, seperti
aterosklerosis dan penyakit jantung koroner (Tzu-Li Lin, 2007).
Aterosklerosis adalah suatu penyakit yang terjadi akibat penebalan dan
hilangnya elastisitas dinding arteri. Ditandai dengan terdapatnya aterom pada
bagian intima arteri yang berisi kolesterol, lipoida dan lipofag. Usaha untuk
mencegah dan memperbaiki aterosklerosis antara lain dengan menurunkan kadar
kolesterol dalam plasma (Suyatna, 1995).
Statin merupakan obat antihiperkolestrolemia yang paling efektif dan
aman. Senyawa ini bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol di hati.
Simvastatin adalah salah satu turunan statin yang paling banyak dipasaran
(Suyatna, 1995).
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan di dalam
(14)
of Health Organization) untuk zat berkhasiat yang dikandung, dimana obat
generik hanya menggunakan nama yang sesuai dengan zat berkhasiat yang
dikandungnya walaupun diproduksi di pabrik yang berlainan (Tjay dan Rahardja,
2002).
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor:
085/MENKES/Per/V/1989 yang berisi tentang kewajiban menulis resep dan atau
menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Hal ini
menunjukkan upaya pemerintah dalam memenuhi pelaksanaan pelayanan
kesehatan masyarakat. Untuk memasyarakatkan obat generik diperlukan informasi
tentang mutu obat generik tersebut guna meyakinkan bahwa mutu obat generik
tidak lebih rendah dari mutu obat merek dagang.
Di pasaran Simvastatin diproduksi dalam bentuk sediaan tablet. Efektivitas
sediaan obat sangat dipengaruhi oleh kecepatan absorpsi Kecepatan absorpsi
sediaan tablet dipengaruhi oleh faktor fisiologik, sifat fisikokimia zat aktif, bentuk
sediaan, dan pelepasan obat dari bahan pembawa (Shargel, 2005). Terdapat sekitar
20 merek dagang tablet Simvastatin dengan harga yang jauh lebih mahal
dibandingkan obat dengan generiknya (ISFI, 2009). Hal ini menimbulkan
pertanyaan, apakah dengan perbedaan harga yang besar akan memberi efek yang
berbeda pula. Pada hal, semua obat yang beredar baik merek dagang maupun
generik harus memenuhi persyaratan mutu.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membandingkan efek
Simvastatin generik dan merek dagang terhadap penurunan kadar kolesterol dalam
(15)
1.2 Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian ini menggambarkan hubungan pemberian
sediaan tablet Simvastatin generik dan merek dagang terhadap kadar kolesterol
tikus yang telah hiperkolesterolemia (Gambar 1.1).
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sediaan tablet
Simvastatin (generik dan merek dagang), sedangkan variabel terikat adalah kadar
kolesterol darah tikus.
Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian 1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah
penelitian adalah: apakah ada perbedaan penurunan kadar kolesterol dalam darah
tikus hiperkolesterolemia yang signifikan antara pemberian tablet Simvastatin
generik dan merek dagang.
Tikus
Hiperkolesterolemia Tikus
normal Makanan induksi
Kadar kolesterol (mg/dl)
Simvastatin merek dagang Simvastatin generik
Variabel bebas
(16)
1.4 Hipotesis
Tidak ada perbedaan efek penurunan kadar kolesterol yang signifikan
antara pemberian obat generik dan obat merek dagang dari tablet Simvastatin
terhadap kadar kolesterol dalam darah tikus yang mengalami hiperkolesterolemia.
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penurunan kolesterol
sediaan tablet Simvastatin generik dengan merek dagangnya secara in vivo.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini berupa informasi ilmiah yang dapat digunakan sebagai
(17)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan
2.1.1 Sifat Fisikokimia Simvastatin Rumus Bangun :
Rumus molekul : C25H38O
Sinonim : butanoic acid, 2,2-dimethyl-,1,2,3,7,8,8a-hexahydro-3,7
5
dimethyl-8-[2-(tetrahydro-4-hydroxy-6-oxo-2H-pyran-2
yl)-ethyl]-1-naphthalenylester,
Berat Molekul : 418,57
Pemeriaan : serbuk kristal berwaran putih sampai abu-abu, tidak
higroskopis.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan sangat larut dalam
(18)
2.1.2 Mekanisme Kerja
Simvastatin merupakan senyawa yang diisolasi dari jamur Penicillium
citrinum, senyawa ini memiliki struktur yang mirip dengan HMG-CoA reduktase.
Simvastatin bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara
kompetitif pada proses sintesis kolesterol di hati. Simvastatin akan menghambat
HMG-CoA reduktase mengubah asetil-CoA menjadi asam mevalonat (Witztum,
1996). Simvastatin jelas menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan
afinitas tinggi. Efek tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL oleh hati,
sehingga mengurangi simpanan LDL plasma (Katzung, 2002).
Simvastatin merupakan prodrug dalam bentuk lakton yang harus
dihidrolisis terlebih dulu menjadi bentuk aktifnya yaitu asam β-hidroksi di hati, lebih dari 95% hasil hidrolisisnya akan berikatan dengan protein plasma.
Konsentrasi obat bebas di dalam sirkulasi sistemik sangat rendah yaitu kurang dari
5%, dan memiliki waktu paruh 2 jam. Sebagian besar obat akan dieksresi melalui
hati.
Dosis awal pemberian obat adalah sebesar 5-10 mg/hari, dengan dosis
maksimal 40 mg/hari. Pemberian obat dilakukan pada malam hari (Witztum,
1996).
2.1.3 Efek Samping
Efek samping dari pemakian Simvastatin adalah miopati. Insiden
terjadinya miopati cukup rendah (<1%). Akan tetapi, pada pada pasien dengan
risiko tinggi terhadap gangguan otot, pemberian Simvastatin harus diperhatikan
(19)
2.2 Uraian Tablet 2.2.1 Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan
merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet dapat dibuat
dengan berbagai ukuran, bentuk dan penandaan permukaan tergantung pada
desain cetakan (Ditjen POM., 1995).
Dewasa ini sediaan tablet semakin populer pemakaiannya dan merupakan
sediaan yang paling banyak diproduksi. Tablet merupakan salah satu sediaan
paling banyak mengalami perkembangan, baik formulasi maupun cara
penggunaannya. Beberapa keuntungan sediaan tablet diantaranya adalah sediaan
lebih kompak, biaya pembuatan lebih sederhana, dosisnya tepat, mudah
pengemasannya, sehingga penggunaannya lebih praktis dibandingkan dengan
sediaan yang lain (Lachman, 1994).
Untuk menghasilkan efek terapi,obat harus mencapai reseptor dalam kadar
yang cukup. Tercapainya keadaan tersebut tergantung pada dosis obat, keadaan
dan kecepatan absorpsi dari tempat pemberian, dan distribusi pada saluran
sistemik.
2.2.2 Absorpsi Obat
Pada umumuya produk obat mengalami absorpasi melalaui suatu
rangkaian proses. Proses tersebut meliput i:
a. Disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat dari zat pembawa. Setelah tablet diminum, tablet akan mengalami proses disintegrasi di
(20)
tambahan. Granul-granul akan pecah, dan zat aktif akan terlepas dari bahan
tambahan yang kemudian akan terlarut pada larutan cerna. Bahan tambahan yang
digunakan pada formulasi tablet sangat mempengaruhi kinetika pelarutan obat.
Contoh bahan tambahan yang digunakan dalam sediaan tablet adalah:
i. Bahan pengisi : ditambahkan untuk mendapatkan berat yang diinginkan,
bahan tambahan harus bersifat inert.
ii. Bahan pengikat : digunakan untuk mengikat komponen-komponen tablet
untuk dijadikan garanul dengan ukuran yang sama dan bentuk speris
setelah dipaksakan melewati ayakan.
iii. Bahan pengembang : digunakan untuk memecah tablet menjadi partikel
kecil sehingga luas permukaan akan bertambah besar.
iv. Bahan pelicin : digunakan untuk meningkatkan daya alir granul-granul
pada corong pengisi mencegah melekatnya massa pada punch dan die,
mengurangi gesekan antara butir-butir granul dan mempermudah
pengeluaran tablet dari die (Soekemi, 1987).
b. Pelarutan obat dalam media.
Obat akan dapat diabsorpsi bila dalam bentuk terlarut dalam media saluran
cerna. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelarutan obat adalah derajat kehalusan
obat dan bentuk kristal zat aktif. Semakin kecil ukuran partikel obat maka
semakin luas permukaan yang dimiliki untuk berinterakski dengan media saluran
cerna. Dengan demikian, akan mempercepat proses pelarutan obat.
Zat aktif yang berbentuk amorf lebih baik diabsorpsi daripada yang
(21)
c. Absorpsi melewati membran menuju sirkulasi sitemik.
Ada beberapa cara senyawa obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik, antara
lain :
i. Difusi pasif : pada proses ini obat masuk ke dalam sirkulasi sistemik
disebabkan perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Pada
umumnya, sebagian besar obat masuk ke saluran sistemik melalui proses
ini.
ii. Transport aktif : ini merupakan proses pemindahan senyawa obat yang
diperntarai oleh pembawa (carrier). Transport ini melakukan pemindan
molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Oleh karena itu,
proses ini memerlukan energi. Molekul pembawa sangat selektif terhadap
molekul obat. Bila struktur obat yang dibawa menyerupai substrat alami
yang ditransport, maka obat obat itu sesuai untuk ditransport dengan
mekanisme pembawa yang sama.
iii. Difusi yang difasilitasi : merupakan sistem transport yang diperantarai
pembawa, berbeda dengan transport aktif, obat bergerak karena perbdaan
konsentrasi (bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Oleh
karena itu, sistem ini tidak memerluka n energi.
iv. Pinositas : merupakan proses fagosistosis dimana membran sel
mengelilingi suuatu mekromolekul dan kemudian memasukkan bahan
tersebut ke dalam sel.
Aliran darah ke saluran cerna merupakan hal penting untuk membawa obat
ke saluran sistemik dan kemudian ke tempat kerjanya. Daerah usus memiliki
(22)
dulu dibawa ke hati melalui vena porta hepatik dan kemudian ke sirkulasi
sistemik. Penurunan aliran darah pada saluran cerna akan menurunkan laju
pemindahan obat dari usus kedalam darah.
2.3 Kolesterol
2.3.1 Pengertian Kolesterol
Kolesterol adalah lipida sturktural (pembentuk struktur sel) yang berfungsi
sebagai komponen yang dibutuhkan dalam kebanyakan sel tubuh. Kolesterol
merupakan bahan yang menyerupai lilin, sekitar 80% dari kolesterol diproduksi
oleh liver dan selebihnya didapat dari makanan yang kaya akan kandungan
kolesterol seperti daging, telur dan produk berbahan dasar susu. Dari segi
kesehatan, kolesterol sangat berguna dalam membantu pembentukan hormon atau
vitamin D, membantu pembentukan lapisan pelindung disekitar sel syaraf,
membangun dinding sel, pelarut vitamin (vitamin A, D, E, K) dan pada anak-anak
dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan otaknya (Silalahi, 2006).
2.3.2 Biosintesis Kolesterol
Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi 5 tahap, yaitu:
a. Sintesis mevalonat dari asetil-KOA.
b. Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat melalui pelepasan CO
c. Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk senyawa
antara skualen.
2.
d. Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk,
yaitu lanosterol.
(23)
2.3.3 Metabolisme Kolesterol
Kolesterol diabsorpsi di usus dan ditransport dalam bentuk kilomikron
menuju hati. Dari hati, kolesterol dibawa oleh VLDL untuk membentuk LDL
melalui perantara IDL (Intermediate Density Lipoprotein). LDL akan membawa
kolesterol ke seluruh jaringan perifer sesuai dengan kebutuhan. Sisa kolesterol di
perifer akan berikatan dengan HDL dan dibawa kembali ke hati agar tidak terjadi
penumpukan di jaringan. Kolesterol yang ada di hati akan diekskresikan menjadi
asam empedu yang sebagian dikeluarkan melalui feses, sebagian asam empedu
diabsorbsi oleh usus melalui vena porta hepatik yang disebut dengan siklus
enterohepatik.
2.3.4 Lipoprotein
Lipid plasma yang utama adalah kolesterol, trigliserida, fofolipid, dan
asam lemak bebas yang tidak larut dalam cairan plasma. Agar lipid plasma dapat
diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut perlu di
modifikasi, yaitu dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam dalam air.
Zat-zat lipoprotein ini bertugas mengangkut lipid dari tempat sintesisnya menuju
tempat penggunaanya.
Lipoprotein dapat dibedakan menjadi:
a. Kilomikron
Bentuk awal lipoprotein adalah kilomikron, partikel ini diproduksi oleh sel
usus halus yang berasal dari lemak dan ptotein yang dimakan. Kilomikron
membawa trigliserida dari makanan ke jaringan lemak dan otot rangka, dan juga
ke hati.
(24)
Lipoprotein ini terdiri dari 60% trigliserida dan 10-15% kolesterol. VLDL
disekresi oleh hati untuk mengangkut kolesterol ke jaringan perifer.
c. IDL (intermdiate density lipoprotein)
IDL ini mengandung trigliserida (30%) dan kolesterol (20%). IDL adalah
zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL di katabolisme menjadi LDL.
d. LDL (low density lipoprotein)
LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia.
Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%. LDL
merupakan metabolit VLDL, fungsinya membawa kolesterol ke jaringan perifer
(untuk sintesis membran plasma dan hormon steroid). Kadar LDL plasma
tergantung dari banyak faktor termasuk kolesterol dalam makanan, asupan lemak
jenuh, kecepatan produksi dan eliminasi LDL dan VLDL.
e. HDL (high density lipoprotin)
Komponen HDL ialah 13% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida dan
50% protein. HDL penting untuk bersihan trigliserida dan kolesterol dalam
plasma. Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, penderita diabetes yang
tidak terkontrol (Suyatna, 1995).
Ada dua jenis lipoprotein yang penting dalam distribusi kolesterol, yakni
HDL dan LDL. HDL mengangkat kolesterol ke hati untuk dimetabolisme,
selanjutnya LDL membawa kolesterol ke sel-sel yang memiliki molekul reseptor
untuk LDL, dan dengan bantuan reseptor ini LDL dapat memasuki sel untuk
dimanfaatkan oleh sel tersebut.
(25)
gangguan dalam tubuh. Penggolongan kadar kolesterol tubuh dapat dilihat pada
tabel 2.1.
Tabel 2.1 Variasi kadar total kolesterol, LDL, dan HDL Karakter Level Kolesterol
Total Kolesterol (mg/dl)
< 200 Excellent
200-240 Borderline high
>240 High
LDL (mg/dl)
<100 Excellent
100-129 Pretty good
130-159 Borderline high
160-190 High
>190 Very high
HDL (mg/dl)
<40 Low
>60 High
(Rinzler, 2002)
Kadar kolesterol dalam darah tidak banyak dipengaruhi oleh perubahan
jumlah kolesterol dalam diet. Diet dengan kadar kolesterol yang lebih rendah dari
normal tidak akan mempengaruhi jumlah kolesterol dalam darah, ini disebabkan
karena tubuh dapat mensintesis kolesterol sendiri. Selain itu, dalam keadaan
reseptor LDL tidak mencukupi atau kurang berfungsi, akan dapat menyebabkan
(26)
2.3.5 Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat
kolesterol yang sangat tinggi dalam darah. Peningkatan kolesterol dalam darah
disebabkan kelainan pada tingkat lipoprotein.
Hiperkolestrolemia dapat diklasifikasikan menjadi :
Tingginya kadar kolestrol dalam
tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit.
a. Hiperkolesterolemia Primer
Hiperkolsterolmia primer adalah gangguan lipid yang terbagi menjadi 2
bagian, yakni hiperkolesterol poligenik dan hiperkolesterol familial.
Hiperkolesterol poligelik disebabkan oleh berkurangnya daya metabolisme
kolestrol, dan meningkatnya penyerapan lemak.
Hiperkolesterolemia familial adalah meningkatnya kadar kolesterol yang
sangat dominan (banyak) akibat ketidakmampuan reseptor LDL. Penderita
biasanya akan mengalami gangguan penyakit jantung koroner (PJK) dengan kadar
kolesterol mencapai 1.000 mg/dl.
b. Hiperkolesterolemia Sekunder
Hiperkolesterolemia Sekunder terjadi akibat penderita mengidap suatu
penyakit tertentu, stress, atau kurang gerak (olahraga). Berbagai macam obat juga
dapat meningkatkan kadar kolesterol. Wanita yang telah masuk masa menopause
(berhenti haid) jika diberi terapi estrogen akan mengalami peningkatan kadar
kolesterol (Wiryowidagdo, 2002).
c. Hiperkolesterolemia Turunan
(27)
LDL yang tinggi atau berkurangnya kemampuan reseptor LDL. Kejadian ini
biasanya ditandai dengan kadar kolesterol yang mencapai 400 mg/dl dan kadar
HDL dibawah 35 mg/dl, meskipun penderita sering berolahraga, memakan
makanan berserat, jarang mengkonsumsi lemak hewani dan tidak merokok
(Suharti, 2006).
2.3.6 Ekskresi Kolesterol
Sekitar setengah dari kolesterol yang dikeluarkan dari tubuh dieksresi
dalam feses setelah diubah menjadi garam empedu. Selebihnya diekskresi sebagai
steroid netral. Sebagian besar kolesterol yang disekresi melalui empedu diserap
kembali, dan dianggap sebagai kolesterol yang berperan sebagai prazat untuk
sterol yang berasal dari mukosa usus.
Sebagian besar ekskresi garam-garam empedu diserap kembali ke dalam
sirkulasi vena porta, kemudian dibawa kembali ke hati, dan diekskresi kembali
melalui empedu. Ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Garam-garam
empedu yang tidak diserap akan diekskresi dalam feses.
2.3.7 Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penumpukan endapan jaringan lemak (atheroma)
dalam nadi. Zat-zat yang merangsang terbentuknya aterosklerosis disebut
aterogenik Pengendapan lemak seperti ini disebut plak, terutama terdiri dari
kolesterol dan esternya, dan cenderung terjadi di titik-titik percabangan nadi
sehingga mengganggu alairan darah di tempat-tempat yang memiliki aliran darah
tidak begitu deras. Nadi-nadi tertentu rentan terhadap plak, termasuk nadi-nadi
koroner yang memasok darah ke otot-otot jantung, nadi-nadi yang memasok darah
(28)
Aterosklerosis terbagi atas tiga tahap yaitu tahap pembentukan sel busa,
pembentukan plak pada jaringan, dan lesi majemuk. Tahap awal aterosklerosis
disebabkan oleh adanya kadar LDL yang tinggi pada sirkulasi, LDL ini dapat
terjebak di dalam intima dan akan mengalami oksidasi. Peristiwa oksidasi ini akan
merangsang permukaan sel untuk menarik monosit ke dalam intima. Di dalam
intima monosit akan berubah menjadi makrofag yang akan memakan LDL
teroksidasi. Makin banyak LDL yang dimakan menyebabkan makrofag penuh
sehingga makrofag akan berbentuk seperti busa. Pada tahap berikutnya terjadi
pertumbuhan sel otot polos pada pembuluh darah dari lapisan tengah menuju
bagian dalam dinding pembuluh. Pertumbuhan ini akan menyebabkan
terbentuknya plak dan mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh darah.
Makin lama pertumbuhan sel akan makin besar dan akan memeperkecil lumen.
Selanjutnya plak makin majemuk dengan terjadinya penambahan kalsium dan
unsur-unsur lain yang dibawa oleh darah. Ini dapat mengakibatkan sobekan dan
perdarahan, ini merupakan tahap lesi majemuk. Proses terjadinya penyumbatan
pembuluh darah dapat dilihat pada gambar 2.1.
Pembentukan sel busa
Arteri normal Pembentukan
plak
Lesi
Tunika adventis Tunika media Tunika intima
(29)
2.3.8 Penurunan Kadar Kolesterol
Prinsip utama pengobatan hiperkolesterolemia ialah mengatur diet yang
mempertahankan berat badan normal dan mengurangi kadar lipid plasma
(Suyatna, 1995). Langkah pengaturan diet selalu dilakukan agar dapat
menghindari perlunya penggunaan obat (Katzung, 2002).
Pencegahan untuk penyakit hiperkolesterolemia sebagai berikut :
a. Berhenti merokok.
b. Tidak meminum alkohol.
c. Mengatur pola makan seimbang dan rendah lemak.
d. Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti sayur-sayuran dan
buah-buahan.
e. Lakukan olahraga yang memadai sesuai dengan umur. Usahakan untuk
berolahraga setiap hari.
f. Menjaga berat badan ideal yang sesuai dengan tinggi badan.
g. Hindari stres (Wiryowidagdo, 2002).
Bila pengobatan secara non-farmakolgi tidak memberikan pengaruh,
diperlukan pemberian obat-obatan. Pemakaian obat hendaklah setepat mungkin.
Banyak obat-obat hiperkolesterolemia yang beredar di pasaran, dan obat-obat ini
hanya dapat dipakai apabila dengan diet yang ketat, olahraga teratur, dan
pengendalian faktor-faktor resiko lain yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol
dalam darah (Baaras, 1993).
Klasifikasi penggolongan obat untuk mengobati hiperkolesterolemia
adalah sebagai berikut:
(30)
Contohnya: Atorvastatin, lovastatin, pravastatin, rosuvastatin, Simvastatin.
b. Resin Pengikat Asam Empedu
Contohnya: Cholestyramine, colestipol, colesevalam.
c Derivat Asam Fibrat
Contohnya: Fenofibrate, gemfibrozil
d. Penghambat Absorpsi Kolesterol
Contohnya: Ezetimibe.
e. Nicotinic Acid
Contohnya: Niacin.
f. Agen hipolipidemia lain
(31)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini adalah metode eksperimental berdasarkan
rancangan acak lengkap. Penelitian meliputi pemilihan obat, penyiapan hewan
percobaan dan pengujian efek penurun kadar kolesterol pada hewan percobaan.
Data hasil penelitian dianalisis secara Anava (analisis variansi) meggunakan
program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Penelitian Fakultas
Farmasi USU Medan.
3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan adalah Vitros (Ortho-Clinical Diagnostics),
sentrifuge (swing type model CD-50 SR Tomy Seiko), neraca kasar, neraca
analitis (Metler Toledo), mikropipet (Clinicon), termos es , syringe 1 mL,
politube, silet dan alat-alat lain yang dibutuhkan.
3.1.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Simvastatin generik
10 mg (Kimia Farma), Valemia® 10 mg (Sanbe Farma), Vidastat®
3.2 Pengambilan Sampel
10 mg
(Darya-Varia), slide reagensia kolesterol (Ortho-Clinical Diagnostics), minyak kelapa,
lemak kambing, kuning telur ayam Eropa.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposif pada salah
(32)
tablet salut Simvastatin generik 10 mg (Kimia Farma), Valemia® 10 mg (Sanbe Farma), dan Vidastat®
a. Sediaan suspensi yang dibuat dengan mencampur minyak kelapa,
lemak kambing, dan kuning telur ayam dengan perbandingan 5 : 2 :3
(Anonim, 1993). Suspensi tersebut diberikan 1 kali sehari secara oral
dengan dosis 1% kg berat badan selama 14 hari. 10 mg (Darya-Varia).
3.3 Hewan Percobaan
Tikus wistar jantan (dengan berat 200-300 gram) yang berumur 3 bulan
dan telah dikondisikan (diberi makanan pellet) selama 2 minggu.
3.4 Percobaan Efek Penurun Kadar Kolesterol
Percobaan efek penurun kadar kolesterol dilakukan melalui beberapa tahap
yaitu penyiapan hewan uji yang dibuat hiperkolesterolemia dan pengujian efek
penurun kadar kolesterol.
3.4.1 Penyiapan Hewan Hiperkolesterolemia
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus wistar jantan yang
sehat dan dewasa sebanyak 18 ekor yang terlebih dahulu dikarantina selama 2
minggu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian diukur kadar
kolesterol awal. Selajutnya tikus tersebut dibuat hiperkolesterolemia dengan
memberikan makanan induk si yang terdiri dari :
b. Diberi makanan bebas (pellet) yang dicampur dengan kuning telur 15
g/100 g jumlah pakan selama 14 hari.
(33)
3.4.2 Pengujian Efek Penurun Kadar Kolesterol
Tikus dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6
ekor tikus. Kelompok pertama diberikan tablet Simvastatin generik 10 mg (Kimia
Farma), kelompok kedua diberikan tablet Valemia® 10 mg (Sanbe Farma), kelompok ketiga diberikan tablet Vidastat® 10 mg (Darya-varia). Pemberian obat dilakukan secara oral.
Pemberian obat dimulai pada hari ke 15 sampai hari ke 21, tikus diberi 1
tablet/hari setiap pagi selama 7 hari. Selanjutnya setiap kelompok tikus ditentukan
kadar kolesterol darahnya pada hari ke 15, hari ke18, dan hari ke 21.
3.4.3 Pengambilan Darah dan Pengukuran Kadar Kolesterol Plasma Darah Tikus Menggunakan Alat Vitros
Tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 8-10 jam. Pengambilan darah
dilakukan pada vena yang terdapat di ekor tikus dengan cara menyayat ekor tikus
menggunakan silet, kemudian darah yang menetes ditampung lebih kurang 0,5 ml
dalam tabung plasma yang telah berisi 1-2 tetes heparin. Bekas luka pada ekor
tikus ditutup menggunakan kapas. Darah disimpan dalam lemari pendingin selama
30 menit pada suhu 2-8 oC (Smith, dan Soesanto, 1988). Darah yang diperoleh disentrifugasi selama 10 menit dengan 3000 rpm. Lapisan plasma diambil, yaitu
lapisan yang berupa cairan (bukan padatan).
Plasma yang diperoleh ditempatkan dalam mikrotube. Dipipet bagian
plasma sebanyak 20 mikroliter kemudian dimasukkan ke dalam tabung yang telah
berisi 20 mikroliter kolesterol kontrol (perbandingan 1:1). Larutan dihomogenkan
dengan alat vortex, campuran kontrol dan plasma dipipet 10 mikroliter lalu diukur
(34)
3.5 Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan Anova (analisis
variansi). Analisis statistik ini menggunakan program SPSS (Statistical Product
(35)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rerata kadar kolesterol darah tikus normal dan hiperkolesterolemia
menunjukkan perbedaan kadar yang basar setelah pemberian makanan induksi
selama 14 hari (Tabel 4.1).
Tabel 4.1 Kadar kolesterol darah tikus normal dan setelah pemberian induksi selama 14 hari .
Kelompok Kolesterol awal (mg/dl)
Hiperkolesterolemia (mg/dl)
A 38,83 + 4,708 108,33 + 10,671
B 37,00 + 4,940 107,17 + 8,060
C 36,67 + 7,840 98,83 + 8,658
Keterangan :
A : untuk perlakuan pemberian tablet Simvastain generik 10 mg (Kimia Farama) B : untuk perlakuan pemberian talet Valemia® 10 mg (Sanbe Farma)
C : untuk perlakuan pemberian tablet Vidastat® 10 mg (Darya-varia)
Secara statistik menggunakan Anova pada signifikansi 95% ternyata
terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar kolesterol normal dengan kadar
kolesterol setelah pemberian makanan induksi selama 14 hari (p<0,05) (Tabel 4.2)
Tabel 4.2 Hasil uji anova antara kadar koleterol darah normal dan hiperkolesterolemia
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 41548.028 1 41548.028 586.412 .000
Within Groups 2408.944 34 70.851
Total 43956.972 35
Hasil ini menunjukkan bahwa pada pemberian makanan induksi campuran
minyak kelapa, lemak kambing, dan kuning telur selama 14 hari berturut-turut
secara oral (dosis 1% bb) dan pakan biasa yang dicampur dengan kuning telur 15
(36)
tikus. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah berasal dari bahan pangan yang
mengandung kolesterol dan sangat dipengaruhi oleh adanya lemak jenuh yang
dikonsumsi (Sitepoe, 1992).
Peningkatan kadar kolesterol darah tikus setelah pemberian makanan
induksi dan penurunan kadar kolesterol darah tikus setelah pemberian obat,
ditunjukkan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik kadar kolesterol darah tikus (mg/dl) vs waktu (Hari) pada berbagai perlakuan.
Rerata kadar kolesterol darah tikus setela pemberian obat yang diuji
mengalami penurunan (Tabel 4.3).
Tabel 4.3 Kadar kolesterol darah tikus hiperkolesterolemia, setelah pemberian obat pada hari pertama, hari ke 4, dan hari ke 7.
Kelompok Hiperkolesterolemia (mg/dl)
Hari pertama (mg/dl)
Hari ke 4 (mg/dl)
Hari ke 7 (mg/dl) A 108,83 + 10,671 104,00 + 4,690 56,17 + 4,070 18,00 + 11,153
B 107,17 + 8,060 104,67 + 5,888 52,17 + 2,483 23,33 + 8,238
(37)
Keterangan :
A : untuk perlakuan pemberian tablet Simvastain generik 10 mg (Kimia Farama) B : untuk perlakuan pemberian talet Valemia® 10 mg (Sanbe Farma)
C : untuk perlakuan pemberian tablet Vidastat® 10 mg (Darya-varia)
Pada hari pertama pemberian obat, tidak terjadi perubahan yang signifikan
pada kadar kolesterol pada tikus (Tabel 4.4).
Tabel 4.4 Hasil uji anova Kadar kolesterol tikus hiperkolesterolemia dan setelah hari pertama pemberian obat
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 100.000 1 100.000 1.269 .268
Within Groups 2680.222 34 78.830
Total 2780.222 35
Berdasarkan hasil uji Anova hari pertama setelah pemberian dan sebelum
pemberian obat, kadar kolesterol tikus tidak mengalami penurunan yang berarti.
Ini dapat dilihat dari signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,268. Ternyata
menurut literaratur, setelah diabsorpsi Simvastatin mengalami metabolisme lintas
pertama yang ekstensif. Senyawa ini merupakan prodrug dalam bentuk lakton
yang harus dihidrolisis terlebih dulu menjadi bentuk aktifnya yaitu asam β -hidroksi, lebih dari 95% hasil hidrolisisnya akan berikatan dengan protein plasma.
Konsentrasi obat bebas di dalam sirkulasi sistemik sangat rendah yaitu kurang dari
5%, dan memiliki waktu paruh 2 jam (Witztum, 1996). Dengan demikian, untuk
mendapatkan efek penurunan kolesterol pada tikus diperlukan beberapa kali
pemberian obat. Ini sesuai dengan pemakaian obat pada manusia yaitu obat akan
memberikan efek penurunan kolesterol setelah 3 hari pemakaian (Mahley, 2007).
Pada hari ke 4 setelah pemberian obat, sudah terlihat dengan jelas tingkat
(38)
Tabel 4.5 Hasil uji anova kadar kolesterol tikus hiperkolesterolemia dan setelah 4 hari pemberian obat
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 23562.250 1 23562.250 376.455 .000
Within Groups 2128.056 34 62.590
Total 25690.306 35
Berdasarkan data di atas, terdapat perbedaan kadar kolesterol yang
signifikan antara kadar kolesterol hiperkolesterolemia dengan kadar kolesterol
setelah 4 hari pemberian obat. Ini menunjukkan bahwa obat yang diberikan telah
memberikan efek penurunan pada setiap kelompok tikus. Simvastatin menurunkan
kadar kolesterol dengan cara menghambat aktivitas enzim HMG-CoA reduktase
yang berperan penting pada sintesis kolesterol serta meningkatkan jumlah reseptor
LDL (Tjay, 2008). Peningkatan jumlah reseptor LDL pada membran sel hepatosit
akan menurunkan kadar kolesterol darah (Suyatna, 1995).
Setelah hari ke 7 rerata kadar kolesterol telah mengalami penurunan yang
sangat signifikan dibandingkan kadar kolesterol pada hewan yang mengalami
hiperkolesterolemia (Anova, signifikansi 0,000) (Tabel 4.6).
Tabel 4.6 Hasil uji anova kadar kolesterol tikus hiperkolesterolemia dan setelah 7 hari pemberian obat
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 61421.361 1 61421.361 637.668 .000
Within Groups 3274.944 34 96.322
Total 64696.306 35
(39)
kolesterol tikus yang mengalami hiperkolesterolemia setelah 7 hari pemberian
obat.
Setelah dilakukan uji anova terhadap kadar kolesterol pada setiap kelompok
tikus setelah 7 hari pemberian obat diperoleh signifikansi 0,228 (Tabel 4.7).
Tabel 4.7 Hasil uji anova terhadap kadar kolesterol tikus setelah 7 hari pemberian obat
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 254.333 2 127.167 1.633 .228
Within Groups 1168.167 15 77.878
Total 1422.500 17
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa tidak ada
perbedaan kadar kolesterol yang signifikan pada setiap kelompok. Ini
menunjukkan bahwa sediaan obat Simvastatin generik dan merek dagang
memiliki kemampuan yang sama untuk menurunkan kadar kolesterol dalam
tubuh. Dengan demikian, pada proses aplikasinya di kehidupan sehari-hari sediaan
Simvastatin generik dapat dijadikan sebagai pengganti Simvastatin merek dagang
karena berdasarkan data yang diperoleh masing-masing sediaan memiliki
(40)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap tablet Simvastatin generik dan
merek dagang memiliki kemampuan yang sama untuk menurunan kadar kolesterol
darah tikus yang mengalami hiperkolesterolemia. Hal ini dapat dilihat dari data
setelah pemberian obat selama 7 hari secara berturut-turut tablet Simvastain
generik (Kimia Farma) menurunkan kadar kolesterol darah tikus hingga 18,00
mg/dl, sedangkan tablet Valemia® (Sanbe Farma) menurunkan kadar kolesterol hingga 23,33 mg/dl, dan tablet Vidastat® (Darya-varia) menurunkan kadar kolesterol hingga 27,17 mg/dl.
Secara statistik menggunakan SPSS pada tingkat kepercayaan 95% (ά = 0,05%), diperoleh data yang menunjukkan bahwa Simvastatin dapat bekerja
secara efektif untuk menurunkan kadar kolsterol dalam darah. Selain itu, dapat
diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara tablet Simvastatin generik
dan merek dagang, dalam kemampuannya menurunkan kadar kolesterol darah
tikus yang mengalami hiperkolesterolemia.
5.2 Saran
Disarankan kepada masyarakat agar lebih bijak dalam memilih obat yang
(41)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (1993). Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik. Jakarta : Penerbit Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto
Medica.
Anief, M. (2007). Farmasetika. Cetakan keempat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Halaman 32-33.
Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta : UI Press. Halaman 258.
Baaras, F. (1993). Mencegah Serangan Jantung Dengan Menekan Kolesterol. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Bustan, I.N. (2003). Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya Airlangga University Press. Halaman 122 – 125.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 4.
Gibaldi, M., (2000). Drug Therapy 2000 : A Critical Review of Therapeutics. Singapore : Mc. Graw- Hill, Inc. Page 41.
ISFI., (2009). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 44. Jakarta : Penerbit PT. ISFI Penerbitan. Halaman 303 -311.
Katzung, B.G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerjemah dan Editor : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Erlangga. Edisi VIII. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Halaman 433.
Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L. (1994). Teori dan Praktek
Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Halaman 738-742.
Mahley, R.W. dan Bersot, T.D. (2007). Terapi Obat Untuk Hiperkolesterolemia dan Dislipidemia. Dalam: Harman, J.G., dan Limbird, L.E. (editor).
Goodman & Gilman’s Dasar Farmakologi Terapi . Volume 1. Edisi 10.
Jakarta :EGC. Halaman : 956.
Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., dan Rodwell, V.W. (2003). Biokimia
Harper. Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman
270.
Rinzler, C.A. (2002). Controlling Cholesterol for Dummies. New York : Willey Publishing, Inc,. Page 18.
(42)
Shargel, L. (2005). Biofarmasetika Dan Farmakokinetika Terapan. Edisi Kedua. Surabaya : Penerbit Universitas Airlangga. Halaman 167-169.
Silalahi, J. (2006). Makanan Fungsional. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Halaman 85-89.
Sitepoe, M. (1992). Kolesterol Fobia Keterkaitannya Dengan Penyakit Jantung. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Halaman 10-11.
Smith, J.B. dan Soesanto M. (1988). Pemeliharaan, Pembiakan Dan Penggunaan
Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia. Halaman 80 – 81.
Soekemi, R.A., Juanita, T., Aminah, F., dan Usman, S. (1987). Tablet. Medan : PT. Mayang Kencana. Halaman 49.
Suharti, K.S. (2006). Pencegahan Stroke dan Serangan Jantung Pada Usia Muda. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 73.
Suyatna, F. dan Tony H. (1995). Farmakologi Dan Terapi. Editor. Sulistia G., Rianto S., Frans D. dan Purwantyastuti. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 374-375.
Tjay, T. H. dan Rahardja, K. (2008). Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit PT. Elex
Media Komputindo. Halaman 578 - 580.
Tzu-Li Lin, (2007). Hibiscus sabdariffa extract reduces serum cholesterol in men
and women. Nutrition Research. 27:140-145.
Wiryowidagdo, S. dan Ditanggang, M. (2002). Obat Tradisional Untuk Penyakit
Jantung, Darah Tinggi, dan Kolesterol. Cetakan Pertama. Jakarta :
Agromedia Pustaka. Halaman 35-38.
Witztum, J.L. (1996). Drugs Used in tha Treatment of Hyperlipoproteinemias. In: Molinoff, P.B., and Ruddon, R.W. (editor). Goodman & Gilman’s The
Pharmacological Basic Of Therapeutics. Ninth Edition. New York :
(43)
Lampiran 1 Bagan Alur Penyiapan Hewan Uji Hiperkolesterolemia Tikus
Tikus
Hiperkolesterolemia
Diberi campuran minyak kelapa, lemak kambing, dan kuning telur (1% bb)
Diukur kadar kolesterolnya
Diberi pakan biasa yang dicampur dengan kuning telur 15 g/100 g jumlah pakan
(44)
Lampiran 2 Bagan Alur Pengambilan Darah Tikus
Dipuasakan terlebih dahulu selama 8-10 jam
Disayat ekor tikus dengan silet sampai berdarah Dicukur bulu-bulu pada ekor tikus
Dibersihkan ekor tikus dengan menggunakan alkohol
Darah Tikus Tikus
Ditampung darah dalam tabung plasma bersih sebanyak 0,5 ml yang telah berisi 1-2 tetes heparin Ditutup luka pada ekor tikus menggunakan kapas
(45)
Lampiran 3 Bagan Alur Pengukuran Kadar Kolesterol Plasma Darah Tikus
Disentrifuge pada 3000 rpm selama 10 menit
Divortex selama 5 menit
Dipipet bagian plasma sebanyak 20 mikroliter
Dimasukkan kedalam tabung yang berisi kolesterol kontrol sebanyak 20 mikroliter
Hasil Darah Tikus
Dimasukkan slide kedalam alat vitros Diteteskan campuran serum darah dan kolesterol kontrol sebanyak 10 mikroliter
(46)
Lampiran 4 Data Kadar Kolesterol Plasma Darah Tikus
4.1 Data Dengan Pemberian Simvastatin generik (Kimia Farma)
Tikus Hari ke- 0 Hari ke- 14 Hari ke-15 Hari ke- 18 Hari ke- 22
1 45 107 106 54 9
2 32 99 105 58 11
3 41 120 108 49 11
4 37 96 96 59 19
5 42 106 108 60 39
6 36 122 101 57 19
rata-rata 38,83 108,33 104,00 56,17 18,00
SD 4,708 10,671 4,690 4,070 11,153
4.2 Data Dengan Pemberian Valemia (Sanbe Farma)
Tikus Hari ke-0 Hari ke- 14 Hari ke-15 Hari ke-18 Hari ke-22
1 37 109 107 57 8
2 36 122 105 57 27
3 35 101 100 52 20
4 45 99 99 51 30
5 39 121 115 50 27
6 30 103 102 52 28
rata-rata 37,00 109,17 104,67 52,17 23,33
SD 4,940 10,128 5,888 2,483 8,238
4.3 Data Dengan Pemberan Vidastat (Darya-varia)
Tikus Hari ke-0 Hari ke- 14 Hari ke-15 Hari ke-18 Hari ke-22
1 25 101 97 51 23
2 39 99 98 62 28
3 41 110 110 49 17
4 29 84 84 50 35
5 41 96 95 54 28
6 45 103 102 55 32
rata-rata 36,67 98,83 97,67 53,50 27,17
(47)
Lampiran 5 Hasil Uji Statistika dengan Program SPSS
Descriptives
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
Harike0 Simvastatin 6 38.83 4.708 1.922 33.89 43.77 32 45
Valemia 6 37.00 4.940 2.017 31.82 42.18 30 45
Vidastat 6 36.67 7.840 3.201 28.44 44.89 25 45
Total 18 37.50 5.721 1.349 34.65 40.35 25 45
Harike14 Simvastatin 6 108.33 10.671 4.356 97.13 119.53 96 122
Valemia 6 109.17 10.128 4.135 98.54 119.79 99 122
Vidastat 6 98.83 8.658 3.535 89.75 107.92 84 110
Total 18 105.44 10.439 2.460 100.25 110.64 84 122
Harike15 Simvastatin 6 104.00 4.690 1.915 99.08 108.92 96 108
Valemia 6 104.67 5.888 2.404 98.49 110.85 99 115
Vidastat 6 97.67 8.548 3.490 88.70 106.64 84 110
Total 18 102.11 6.978 1.645 98.64 105.58 84 115
Harike18 Simvastatin 6 56.17 4.070 1.662 51.90 60.44 49 60
Valemia 6 52.17 2.483 1.014 49.56 54.77 50 57
Vidastat 6 53.50 4.764 1.945 48.50 58.50 49 62
Total 18 53.94 4.036 .951 51.94 55.95 49 62
Harike21 Simvastatin 6 18.00 11.153 4.553 6.30 29.70 9 39
Valemia 6 23.33 8.238 3.363 14.69 31.98 8 30
Vidastat 6 27.17 6.432 2.626 20.42 33.92 17 35
(48)
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Harike0 Between Groups 16.333 2 8.167 .227 .800
Within Groups 540.167 15 36.011
Total 556.500 17
Harike14 Between Groups 395.444 2 197.722 2.036 .165
Within Groups 1457.000 15 97.133
Total 1852.444 17
Harike15 Between Groups 179.111 2 89.556 2.071 .161
Within Groups 648.667 15 43.244
Total 827.778 17
Harike18 Between Groups 49.778 2 24.889 1.643 .226
Within Groups 227.167 15 15.144
Total 276.944 17
Harike21 Between Groups 254.333 2 127.167 1.633 .228
Within Groups 1168.167 15 77.878
(49)
Lampiran 6 Gambar Alat yang digunakan Dalam Penelitian
Gambar 1 Vitros DT 60
(50)
Lampiran 6. (lanjutan)
Gambar 3 Slide Vitros
(51)
Lampiran 6 (lanjutan)
Gambar 5 Alat Sentrifuge
(1)
Lampiran 4 Data Kadar Kolesterol Plasma Darah Tikus
4.1 Data Dengan Pemberian Simvastatin generik (Kimia Farma)
Tikus
Hari ke- 0
Hari ke- 14
Hari ke-15 Hari ke- 18
Hari ke- 22
1
45
107
106
54
9
2
32
99
105
58
11
3
41
120
108
49
11
4
37
96
96
59
19
5
42
106
108
60
39
6
36
122
101
57
19
rata-rata
38,83
108,33
104,00
56,17
18,00
SD
4,708
10,671
4,690
4,070
11,153
4.2 Data Dengan Pemberian Valemia (Sanbe Farma)
Tikus
Hari ke-0
Hari ke- 14
Hari ke-15 Hari ke-18
Hari ke-22
1
37
109
107
57
8
2
36
122
105
57
27
3
35
101
100
52
20
4
45
99
99
51
30
5
39
121
115
50
27
6
30
103
102
52
28
rata-rata
37,00
109,17
104,67
52,17
23,33
SD
4,940
10,128
5,888
2,483
8,238
4.3 Data Dengan Pemberan Vidastat (Darya-varia)
Tikus
Hari ke-0
Hari ke- 14
Hari ke-15 Hari ke-18
Hari ke-22
1
25
101
97
51
23
2
39
99
98
62
28
3
41
110
110
49
17
4
29
84
84
50
35
5
41
96
95
54
28
6
45
103
102
55
32
rata-rata
36,67
98,83
97,67
53,50
27,17
(2)
Lampiran 5 Hasil Uji Statistika dengan Program SPSS
DescriptivesN Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
Harike0 Simvastatin 6 38.83 4.708 1.922 33.89 43.77 32 45
Valemia 6 37.00 4.940 2.017 31.82 42.18 30 45
Vidastat 6 36.67 7.840 3.201 28.44 44.89 25 45
Total 18 37.50 5.721 1.349 34.65 40.35 25 45
Harike14 Simvastatin 6 108.33 10.671 4.356 97.13 119.53 96 122 Valemia 6 109.17 10.128 4.135 98.54 119.79 99 122 Vidastat 6 98.83 8.658 3.535 89.75 107.92 84 110 Total 18 105.44 10.439 2.460 100.25 110.64 84 122 Harike15 Simvastatin 6 104.00 4.690 1.915 99.08 108.92 96 108 Valemia 6 104.67 5.888 2.404 98.49 110.85 99 115 Vidastat 6 97.67 8.548 3.490 88.70 106.64 84 110 Total 18 102.11 6.978 1.645 98.64 105.58 84 115 Harike18 Simvastatin 6 56.17 4.070 1.662 51.90 60.44 49 60
Valemia 6 52.17 2.483 1.014 49.56 54.77 50 57
Vidastat 6 53.50 4.764 1.945 48.50 58.50 49 62
Total 18 53.94 4.036 .951 51.94 55.95 49 62
Harike21 Simvastatin 6 18.00 11.153 4.553 6.30 29.70 9 39
Valemia 6 23.33 8.238 3.363 14.69 31.98 8 30
Vidastat 6 27.17 6.432 2.626 20.42 33.92 17 35
Total 18 22.83 9.147 2.156 18.28 27.38 8 39
(3)
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Harike0 Between Groups 16.333 2 8.167 .227 .800
Within Groups 540.167 15 36.011
Total 556.500 17
Harike14 Between Groups 395.444 2 197.722 2.036 .165
Within Groups 1457.000 15 97.133
Total 1852.444 17
Harike15 Between Groups 179.111 2 89.556 2.071 .161
Within Groups 648.667 15 43.244
Total 827.778 17
Harike18 Between Groups 49.778 2 24.889 1.643 .226
Within Groups 227.167 15 15.144
Total 276.944 17
Harike21 Between Groups 254.333 2 127.167 1.633 .228
Within Groups 1168.167 15 77.878
(4)
Lampiran 6 Gambar Alat yang digunakan Dalam Penelitian
Gambar 1 Vitros DT 60
Gambar 2 Pipette Vitros DT 60
(5)
Lampiran 6. (lanjutan)
Gambar 3 Slide Vitros
(6)