1. Biaya harga perolehan aktiva tetap Biaya yang dimaksud adalah seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan
perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2. Nilai residual Nilai residual merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direlisasikan pada
saat aktiva sudah tidak digunakan lagi. 3. Masa manfaat
Aktiva tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan fungsional tertentu.
4. Pola penggunaan Untuk menandingkan harga perolehan aktiva tetap terhadap pendapatan, beban
penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaan. Ada beberapa metode yang biasanya digunakan untuk menentukan
besarnya penyusutan aktiva tetap Kieso Weigandt, 2007, yaitu :
1. Metode Garis Lurus
Dengan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut.
Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, harga pembelian aktiva dikurangi taksiran nilai residu dibagi dengan umur ekonomis yang
ditaksir. Atau dengan rumus : Penyusutan tahunan = Harga perolehan- Nilai ekonomis
Umur ekonomis
Contoh : Suatu aktiva dengan harga Rp 5.000.000, umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, nilai residu ditaksir Rp 500.000.
Maka beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut : Penyusutan tahunan = Rp 5.000.000 Rp 500.000
= Rp 900.000 5
Apabila disusun jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi akan tampak:
Beban Penyusutan Mesin Rp 900.000
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 900.000
2. Metode Saldo Menurun Berganda
Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva itu. Cara menghitung beban
penyusutan yaitu dengan menggunakan persentase penyusutan yang tetap, dihitung dari nilai buku harga perolehan-akumulasi penyusutan.
Contoh : Sebuah aktiva tetap yaitu peralatan kantor dimiliki dengan harga perolehan Rp 20.000.000, nilai residu Rp 2.000.000, umur ekonomis 5 tahun.
Maka penyusutannya = Rp 20.000.000 Rp 2.000.000 5
= Rp. 3.600.000 Tarif penyusutan saldo menurun : 100
= 20 5 tahun
Tarif ganda = 20 x 2 = 40 Tabel 3.1
Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda
Thn Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku I
II III
IV V
40 x 20.000.000 = 8.000000 40 x 12.000.000 = 4.800.000
40 x 7.200.000 = 2.880.000 40 x 4.320.000 = 1.728.000
40 x 2.592.000 = 1.036.800 8.000.000
12.800.000 15.680.000
17.408.000 18.444.800
12.000.000 7.200.000
4.320.000 2.592.000
1.555.200
3. Metode Satuan Unit Produksi
Menurut metode ini, besarnya penyusutan tiap periode akuntansi dihitung berdasarkan kapasitas produksi yang diperkirakan dapat dihasilkan oleh suatu
aktiva. Contoh : Harga beli sebuah mesin Rp 25.000.000 dan nilai residu
Rp. 5.000.000. Selama umur produksi diperkirakan dapat menghasilkan 100.000 unit produk.
Maka beban penyusutan per satuan produksi : Penyusutan per unit produksi = Rp 25.000.000 Rp 5.000.000
100.000 = Rp 200
Berdasarkan contoh diatas, apabila selama periode pertama mesin itu dapat menghasilkan 10.000 unit produk maka besarnya beban penyusutan adalah
10.000 X Rp 200 = Rp 2.000.000. Pada tahun berikutnya, mesin tersebut dapat menghasilkan 9.000 unit produk, maka besarnya beban penyusutan = 9.000 x
Rp 200 = Rp 1.800.000
4. Metode Jumlah Angka Tahun