Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap

terdiri dari wakil perusahaan dengan mengikutsertakan instansi terkait, Kantor Kementrian BUMN dengan jumlah keanggotaan sebanyak 8 delapan orang. 4. Pelepasan aktiva tetap berupa rumah dan kendaraan bermotor dapat dilepas tanpa melalui prosedur lelang. 5. Pembayaran pelepasan aktiva tetap adalah dengan cara tunai. 6. Pengecualian lainnya terhadap tata cara penjuala melalui lelang disebut pada butir 1 diatas dapat diajukan kepada Menteri atas dasar pertimbangan penyebaran aktiva dan niali aktiva yang tidak signifikan. Menurut Dunia 2005 : 161 Cara penggantian aktiva tetap terbagi atas tiga yaitu: 1. Dengan cara dibuang Dibuang dalam hal ini berarti aktiva dinonaktifkan sebab aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan serta tidak memiliki nilai residu atau nilai pasar, 2. Dengan cara dijual Penjualan aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit, 3. Dengan cara ditukar dengan aktiva lain Dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan yang baru yang sama penggunaannya. Jika nilai tukar aktiva lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan.

F. Pengawasan Intern Terhadap Aktiva Tetap

Pengawasan internal merupakan prosedur prosedur mekanis yang dilakukan untuk memeriksa ketelitian data data administrasi. Pengawasan yang baik atas aktiva tetap merupakan salah satu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Pengawasan terhadap aktiva harus dilakukan secara tepat dan terorganisir. Ikatan Akuntan Indonesia 2002;29 mendefenisikan pengawasan intern sebagai berikut : Pengawasan intern meliputi organisasi serta metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungiharta milik perusahaan, mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan. Sedangkan pengertian pengawasan intern menurut Mulyadi 2002;180, yaitu : Pengawasan intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian pada tiga tujuan, yaitu : a. Laporan keuangan yang dapat diandalkan b. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku c. Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang baik agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan, ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut. Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan. Pada dasarnya tujuan sistem pengawasan intern aktiva tetap bagi suatu perusahaan adalah untuk mengamankan harta benda perusahaan, mendapatkan data akuntansi tepat dan dapat dipercaya serta mendorong tingkat kepatuhan terhadap kebijaksanaan pihak manajemen. Pengawasan internal meliputi dua hal Gondodiyoto, 2007, yaitu : 1 Pengendalian Akuntansi, yaitu catatan dan pemeriksaan fisik meliputi pengamanan terhadap kekayaan perusahaan termasuk pemisahan kerja antara fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik atas harta sehingga menghasilkan suatu catatan yang memadai. 2 Pengendalian Administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengendalian ini pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan catatan akuntansi. Beberapa tujuan dari pengawasan internal aktiva tetap lainnya Firdaus A : 2005 adalah : 1. Membatasi pengeluaran modal saham limit yang disetujui sesuai kebutuhan perusahaan. 2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan. 3. Menetapkan prosedur prosedur perlindungan dan pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap. 4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. 5. Mendorong usaha perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap. 6. Melindungi aktiva perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan. 7. Menetapkan tanggungjawab yang wajar untuk aktiva tetap. 8. Merencanakan waktu yang tepat untuk melakukan pengeluaran modal. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara melakukan pengawasan internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut : 1. Pengawasan melalui persetujuan Persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan kepala Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara 2. Pengawasan terhadap gerak-gerik fisik Jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi, maka Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara melakukan sejumlah prosedur prosedur atau peraturan - peraturan yang dilakukan untuk melindungi aktiva tetapnya. Misalnya, terdapat aktiva yang telah rusak, maka akan dilaporkan untuk perlakuan tindak lanjut atas aktiva tersebut. Namun biasanya aktiva yang dapat diperbaiki akan direparasi terlebih dahulu oleh teknisi. 3. Pemberian nomor urut Aktiva tidak diberikan nomor urut, melainkan diberi cap Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara agar pengendalian intern baik dokumen maupun aktiva dapat berjalan efektif. 4. Prosedur atas pengawasan intern Kepala Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara melakukan bimbingan ataupun lokakarya bagi seluruh staf berupa prosedur - prosedur dan pelatihan - pelatihan tentang cara pengoperasian aktiva tetap. Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. 5. Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaannya dengan membandingkan aktiva yang dihitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengendalian dasar untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode. 6. Perlakuan terhadap aktiva tetap yang tidak terpakai Aktiva tetap yang tidak dipakaidigunakan oleh Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara, tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang, rusak, maupun tidak dapat berfungsi.

G. Jenis- Jenis Pengawasan Intern Aktiva Tetap