DEFINISI BAB 30 DEPRESI PADA LANJUT USIA

Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030 Depresi merupakan penyakit mental yang paling sering pada pasien berusia di atas 60 tahun dan merupakan contoh penyakit yang paling umum dengan tampilan gejala yang tidak spesifik tidak khas pada populasi geriatri. Terdapat beberapa faktor biologis, fisis, psikologis, dan sosial yang membuat seorang berusia lanjut rentan terhadap depresi. Perubahan pada sistem saraf pusat, seperti meningkatnya aktivitas monoamine oksidase dan berkurangnya konsentrasi neurotransmitter terutama neurotransmitter katekolaminergik dapat berperan dalam terjadinya depresi pada usia lanjut. Kondisi multipatologi dengan berbagai penyakit kronik dan polifarmasi kian meningkatkan kejadian depresi pada usia lanjut. Pasien geriatrik yang menderita depresi juga sering memiliki komorbid penyakit vaskular dengan lesi di daerah ganglia basalis dan prefrontal otak. Pasien – pasien ini sering memperlihatkan kemunduran fungsi motorik, kurangnya kemampuan penilaian judgement, dan terganggunya fungsi eksekusi. Faktor – faktor psikososial juga berperan sebagai faktor predisposisi depresi. Orang tua seringkali mengalami periode kehilangan orang – orang yang dikasihinya. Faktor kehilangan fisik juga meningkatkan kerentanan terhadap depresi dengan berkurangnya kemauan merawat diri serta hilangnya kemandirian. Berkurangnya kapasitas sensoris terutama penglihatan dan pendengaran akan mengakibatkan penderita terisolasi dan berujung pada depresi. Berkurangnya kemampuan daya ingat dan fungsi intelektual sering dikaitkan dengan depresi. Kehilangan pekerjaan, penghasilan, dan dukungan sosial sejalan dengan bertambahnya usia turut menjadi faktor predisposisi seorang berusia lanjut untuk menderita depresi. Depresi pada pasien geriatri adalah masalah besar yang mempunyai konsekuensi media, sosial, dan ekonomi yang penting. Hal ini menyebabkan penderitaan bagi pasien dan keluarganya, memperburuk kondisi medis, dan membutuhkan sistem pendukung yang mahal. Depresi pada pasien geriatri sulit diidentifikasi, sehingga tidak terlambat diterapi, mungkin karena perbedaan pola tiap kelompok umur. Selain itu, depresi pada geriatri sering tidak diakui pasien dan tidak dikenali dokter karena gejala yang tumpang tindih, sering komorbiditas dengan penyakit medis lain, sehingga lebih menonjolkan gejala somatik daripada gejala depresinya.

II. DEFINISI

Depresi unipolar adalah satu dari gangguan psikiatrik yang sering dijumpai. Depresi merupakan gangguan mood yang potensial mengancam jiwa, terdapat pada lebih dari 12 populasi, atau sekitar 17,6 juta jiwa di Amerika setiap tahunnya. Sebanyak 2 3 orang dengan depresi tidak mengetahui bahwa hal ini dapat disembuhkan, sehingga mereka tidak mencari pengobatan. Akan tetapi, walaupun banyak terapi efektif yang tersedia, gangguan ini seringkali sukar terdiagnosis dan sulit diterapi. Dasar neurokimiawi depresi Sel-sel neuron yang mengandung neurotransmiter yang diduga berasosiasi dengan gangguan afektif letaknya relatif berdekatan di tegmentum batang otak. Neuron yang mengandung katekolamin norepinephrine terutama berlokasi di lokus coeruleus pons, dan neuron yang mengandung indolamine serotonin atau 5- hydroxytryptamine berlokasi di raphe-nuklei batang otak. Neuron-neuron ini unik, dalam hal mereka mengirim akson dalam jumlah yang besar langsung ke fore-brain untuk bersinaps di neuron kortikal tanpa relay-perantara di talamus. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 98 Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030 Depresi diduga disebabkan oleh menurunnya neurotransmisi amine. Terapi farmakologi bertujuan meningkatkan transmisi amine dengan obat yang meningkatkan kuantitas transmiter di celah sinaps; inhibitor monoamine oxidase MAO-inhibitor, seperti phenelzine dan pargyline mencegah deaminasi oksidatif yang dimediasi oleh MAO dengan demikian menginaktifasi daripada neurotransmiter yang bebas, sedang antidepresan tricyclic dan generasi kedua seperti imipramine dan amitriptyline memblokir pompa reuptake daripada neuron presypnatik, mencegah inaktivasi reuptake daripada neurotransmiter.

III. EPIDEMIOLOGI