PREDILEKSI DIAGNOSIS Anamnesis BAB 30 DEPRESI PADA LANJUT USIA

Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030 Penelitian klinis mengindikasikan adanya kompleks interaksi antara neurotransmitter yang ada, regulasi reseptor dan sensitivitas, serta gejala afektif pada MDD. Obat – obat yang menimbulkan peningkatan neurotransmitter, seperti kokain, tidak memiliki efek antidepressant. Lebih jauh, penggunaan antidepresant yang lama biasanya diperlukan untuk mengobati gejala yang timbul. Semua antidepresant bekerja melalui 1 atau lebih dari mekanisme – mekanisme berikut: 1. Inhibisi presynaps dari uptake 5 – HT atau NE. 2. Antagonis pada reseptor presynaptic inhibitory 5 – HT atau NE, sehingga meningkatkan pelepasan neurotransmitter. 3. Inhibisi monoamine oksidase, sehingga menurunkan perusakan neurotransmitter. Frekuensi Di Amerika Serikat, insidensi MDD 20 pada wanita dan 12 pada pria. Prevalensinya sekitar 10 pada pasien yang dirawat secara medis. Bunuh diri menyumbangkan angka 32.000 kematian setiap tahunnya di Amerika dan merupakan penyebab utama kematian ke – 11. Mortalitas Morbiditas MDD merupakan gangguan dengan angka morbiditas dan mortalitas yang sangat signifikan, akibat dari tindakan bunuh diri, penyakit medis, rusaknya hubungan interpersonal, tindak kekerasan, dan hilangnya waktu untuk bekerja. Morbiditas dari depresi sukar dihitung. Kematian akibat depresi, dapat diukur dan umumnya merupakan akibat dari tindakan bunuh diri.

V. PREDILEKSI

 Jenis kelamin Episode depresi lebih sering pada wanita. MDD terdiagnosis lebih sering pada wanita, dengan prevalensi 2 kali lipat dibandingkan pria. Meskipun depresi lebih sering terdiagnosis pada wanita, tapi lebih banyak pria yang meninggal karena bunuh diri dengan perbandingan 4,5 : 1 terhadap wanita.  Umur Insidensi gejala depresi yang signifikan meningkat dengan bertambahnya usia, terutama yang berhubungan dengan kondisi medis yang sakit. Pada usia lanjut, lebih menunjukkan keluhan somatik, gejala kognitif, dan sedikit keluhan kesedihan atau dysphoric mood. Hal terpenting adalah peningkatan resiko kematian akibat bunuh diri, terutama pada pria usia lanjut.

VI. DIAGNOSIS Anamnesis

Depresi pada usia lanjut lebih sulit dideteksi karena: ☼ Penyakit fisik yang diderita sering mengacaukan gambaran depresi, antara lain mudah lelah dan penurunan berat badan. ☼ Usia lanjut sering menutupi rasa sedihnya dengan justru menunjukkan dia lebih aktif. ☼ Kecemasan, histeria, dan hipokondria yang sering merupakan gejala depresi justru sering menutupi depresinya. ☼ Masalah sosial sering membuat depresi menjadi lebih rumit. Diperkirakan sampai 40 depresi pada usia lanjut tidak terdiagnosis karena: Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 101 Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030 ♣ Dokter, pasien, maupun keluarga mengira gejala depresi adalah normal pada usia lanjut. ♣ Gambaran depresi pada usia lanjut berbeda dari yang muda dalam penggunaan kriteria ICD – 10 maupun DSM – IV. ♣ Polifarmasi dan adanya komorbiditas. Istilah komorbiditas digunakan untuk menyatakan adanya dua atau lebih penyakit pada seorang pasien pada waktu yang sama. Pada pasien usia lanjut sering ditemukan dua atau lebih penyakit fisik adanya multipatologi dan tidak jarang dijumpai kelainan fisik bersamaan komorbiditas dengan gangguan psikis seperti depresi. Komorbiditas antara dua penyakit dapat merupakan hubungan sebab akibat dan dapat pula saling memperberat. Diagnosis depresi yang menyertai atau bersama – sama dengan penyakit fisik tidak mudah karena tampilan klinisnya sering tidak sesuai dengan kriteria diagnosis yang ada dalam DSM – IV maupun PPDGJ – III. Gejala depresi pada usia lanjut sering tumpang tindih dengan komorbiditas penyakit medis lain, dimana depresi geriatri sering menonjolkan gejala somatiknya dibandingkan gejala depresinya sendiri. Penyakit yang sering terjadi bersamaan dengan depresi, antara lain: diabetes mellitus, hipertensi, gagal jantung, penurunan fungsi hepar dan ginjal, penyakit parkinson, penyakit alzheimer, stroke, artritis. Penyakit serebrovaskuler merupakan predisposisi dan presipitasi sindrom depresi. Infeksi virus, endokrinopati seperti kelainan tiroid dan paratiroid, serta keganasan seperti limfoma dan karsinoma pankreas kerap menimbulkan komplikasi depresi. Penderita hepatitis C lebih dari 5 tahun akan mengalami depresi sebanyak 22,4 dan pasien – pasien yang berusia lebih dari 50 tahun secara klinis lebih mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang berusia lebih muda. Pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir yang menjalani dialisis, prevalensi untuk terjadi depresi dapat mencapai 25,4 . Diagnosis awal dan terapi segera terhadap depresi pada pasien geriatri dapat menaikkan kualitas hidup, status fungsional, dan mencegah kematian dini. Ada beberapa cara penegakkan diagnosis depresi, menurut DSM – IV atau menurut ICD – 10. Menurut DSM – IV, kriteria depresi berat mencakup 5 atau lebih gejala berikut, dan telah berlangsung 2 minggu atau lebih, yakni: ☼ Perasaan depresi. ☼ Hilangnya minat atau rasa senang, hampir setiap hari. ☼ Berat badan menurun atau bertambah yang bermakna ☼ Insomnia atau hipersomnia, hampir tiap hari. ☼ Agitasi atau retardasi psikomotor, hampir tiap hari. ☼ Kelelahan rasa lelah atau hilangnya energi , hampir tiap hari. ☼ Rasa bersalah atau tidak berharga, hampir tiap hari. ☼ Sulit konsentrasi. ☼ Pikiran berulang tentang kematian atau gagasan bunuh diri. Gejala – gejala tersebut di atas harus menimbulkan gangguan klinis yang bermakna dalam kehidupan individu. Dalam menegakkan diagnosis, gejala perasaan depresif dan atau hilangnya minat harus ada. Penggunaan DSM – IV mungkin tidak spesifik, dan dianjurkan dengan skala Depresi Khusus Lanjut Usia Geriatric Depression Scale . Gejala fisik yang tiba – tiba yang tidak sesuai atau tak dapat diterangkan, perlu dikaitkan dengan depresi sebagai penyebabnya. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 102 Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030 GERIATRIC DEPRESION SCALE No. Pertanyaan Jawaban Skor 1. Pada dasarnya, puaskah Anda dengan kehidupan Anda ? Yatidak 2. Apakah Anda meninggalkan banyak kesenangan dan aktivitas Anda ? Yatidak 3. Apakah Anda merasa kehidupan Anda hampa ? Yatidak 4. Apakah Anda seringkali bosan ? Yatidak 5. Apakah Anda penuh pengharapan akan masa depan Anda ? Yatidak 6. Apakah Anda diganggu dengan pikiran – pikiran yang tidak dapat Anda keluarkan ? Yatidak 7. Apakah Anda bersemangat di sebagian besar waktu ? Yatidak 8. Apakah Anda merasa takut bahwa sesuatu yang jelek akan menimpa Anda ? Yatidak 9. Apakah Anda merasa bahagia di sebagian besar waktu Anda ? Yatidak 10. Apakah Anda sering kali merasa tidak berdaya ? Yatidak 11. Apakah Anda sering kali merasa gelisah dan gugup ? Yatidak 12. Apakah Anda memilih tinggal di rumah daripada pergi dan melakukan sesuatu yang baru ? Yatidak 13. Apakah Anda kerapkali merasa khawatir akan masa depan ? Yatidak 14. Apakah Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat Anda dibandingkan dengan kebanyakan orang ? Yatidak 15. Apakah Anda pikir sekarang adalah waktu yang indah untuk hidup? Yatidak 16. Apakah Anda sering kali tawar hati dan merana ? Yatidak 17. Apakah Anda merasa kurang berharga ? Yatidak 18. Apakah Anda sangat khawatir dengan masa lalu ? Yatidak 19. Apakah Anda menemukan hidup ini sangat menggairahkan ? Yatidak 20. Apakah Anda merasa berat untuk memulai proyek baru ? Yatidak 21. Apakah Anda merasa dalam keadaan penuh semangat ? Yatidak 22. Apakah Anda merasa keadaan Anda tidak ada harapan ? Yatidak 23. Apakah Anda pikir orang lain keadaannya lebih baik daripada Anda ? Yatidak 24. Apakah Anda seringkali kesal terhadap hal – hal sepele ? Yatidak 25. Apakah Anda kerapkali ingin menangis ? Yatidak 26. Apakah Anda sulit konsentrasi ? Yatidak 27. Apakah Anda menikmati tidur Anda ? Yatidak 28. Apakah Anda memilih untuk menghindar dari perkumpulan sosial? Yatidak 29. Apakah Anda mudah mengambil keputusan ? Yatidak 30. Apakah pikiran Anda jernih ? Yatidak Skor total Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 103 Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030 Keterangan : 5 : tidak ada depresi 5-9 : kemungkinan besar depresi 10 : depresi Menurut ICD – 10, gejala – gejala depresi terdiri dari: ► Gejala utama, yakni:  Mood yang terdepresi.  Hilangnya minat dan semangat.  Mudah lelah dan tenaga hilang. ► Gejala lain adalah:  Konsentrasi menurun.  Harga diri menurun.  Perasaan bersalah.  Pesimis terhadap masa depan.  Gagasan membahayakan diri self harm atau bunuh diri.  Gangguan tidur.  Gangguan nafsu makan.  Menurunnya libido. Tabel 2. Penggolongan depresi menurut ICD – 10. Tingkat depresi Gejala utama Gejala lain Fungsi Keterangan Ringan Sedang Berat 2 2 3 2 3 – 4 ≥ 4 Baik Terganggu Sangat terganggu Nampak distress Sangat distress Berpedoman pada PPDGJ – III: F 32 Episode depresif  Gejala utama pada derajat ringan, sedang, dan berat :  Afek depresif.  Kehilangan minat dan kegembiraan.  Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja dan menurunnya aktivitas.  Gejala lainnya: a Konsentrasi dan perhatian berkurang. b Harga diri dan kepercayaan diri berkurang. c Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna. d Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis. e Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri. f Tidur terganggu. g Nafsu makan berkurang.  Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang – kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.  Kategori diagnosis episode depresif ringan F 32.0 , sedang F 32.1 , dan berat F 32.2 hanya digunakan untuk episode depresi tunggal yang pertama . Episode depresif berikutnya harus diklasifikasi di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang F 33.- . Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 104 Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030 F 32.0 Episode depresif ringan  Sekurang – kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut di atas;  Ditambah sekurang – kurangnya 2 dari gejala lainnya a sampai dengan g .  Tidak boleh ada gejala yang berat di antaranya.  Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang – kurangnya sekitar 2 minggu.  Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya. Karakter kelima: F 32.00 = tanpa gejala somatik. F 32.01 = dengan gejala somatik. F 32.1 Episode depresif sedang  Sekurang – kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode depresi ringan F 30.0 ;  Ditambah sekurang – kurangnya 3 dan sebaiknya 4 dari gejala lainnya;  Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.  Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga. Karakter kelima: F 32.10 = tanpa gejala somatik. F 32.11 = dengan gejala somatik. F 32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik  Semua 3 gejala utama depresi harus ada.  Ditambah sekurang – kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya harus berintensitas berat.  Bila ada gejala penting misalnya agitasi atau retardasi psikomotor yang mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif berat masih dapat dibenarkan.  Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang – kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.  Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas. F 32.2 Episode depresif berat dengan gejala psikotik  Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F 32.2 tersebut di atas;  Disertai waham, halusinasi, atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek mood – congruent . F 32.8 Episode depresif lainnya. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 105 Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030 F 32.9 Episode depresif yang tidak tergolongkan. F 33 Gangguan depresif berulang  Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari: ♪ Episode depresi ringan F 32.0 . ♪ Episode depresi sedang F 32.1 . ♪ Episode depresi berat F 32.2 dan F 32.3 . Episode masing – masing rata – rata lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan bipolar.  Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania F 30.1 dan F 30.2 . Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania F 30.0 segera sesudah suatu episode depresif kadang – kadang tampaknya dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi .  Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode, namun sebagian kecil pasien mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap, terutama pada usia lanjut untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan .  Episode masing – masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh stres atau trauma mental lain adanya stres tidak esensial untuk penegakkan diagnosis . Diagnosis banding: episode depresif singkat berulang F 38.1 . F 33.0 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan Untuk diagnosis pasti:  Kriteria untuk gangguan depresif berulang F 33.- harus dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan F 32.0 ; dan  Sekurang – kurangnya 2 episode telah berlangsung masing – masing selama minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna. Karakter kelima: F 33.00 = tanpa gejala somatik. F 33.01 = dengan gejala somatik. F 33.1 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang Untuk diagnosis pasti:  Kriteria untuk gangguan depresif berulang F 33.- harus dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif sedang F 32.1 ; dan  Sekurang – kurangnya 2 episode telah berlangsung masing – masing selama minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna. Karakter kelima: F 33.10 = tanpa gejala somatik. F 33.11 = dengan gejala somatik. F 33.2 Gangguan depresif berulang, episode kini berat tanpa gejala psikotik Untuk diagnosis pasti:  Kriteria untuk gangguan depresif berulang F 33.- harus dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik F 32.2 ; dan  Sekurang – kurangnya 2 episode telah berlangsung masing – masing selama minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 106 Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030 F 33.3 Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan gejala psikotik Untuk diagnosis pasti:  Kriteria untuk gangguan depresif berulang F 33.- harus dipenuhi, dan episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik F 32.3 ; dan  Sekurang – kurangnya 2 episode telah berlangsung masing – masing selama minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna. F 33.3 Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi Untuk diagnosis pasti:  Kriteria untuk gangguan depresif berulang F 33.- harus pernah dipenuhi di masa lampau, tetapi keadaan sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan derajat keparahan apapun atau gangguan lain apapun dalam F 30 – F 39 ; dan  Sekurang – kurangnya 2 episode telah berlangsung masing – masing selama minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna. F 33.8 Gangguan depresif berulang lainnya. F 33.9 Gangguan depresif berulang yang tidak tergolongkan. Depresi pada usia lanjut dapat muncul dalam bentuk keluhan fisik, seperti insomnia, kelemahan umum, kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan, dan sakit kepala. Gallo dan Gonzales 2001 menuliskan, bahwa untuk memudahkan diagnosis depresi dibuat jembatan keledai mnemonic SIGEM CAPS sleep, interest, guilt, energy, mood, concentration, appetite, psychomotor retardation or agitation, suicide . Ciri khas depresi pada usia lanjut antara lain: 1. Terdapat fluktuasi yang jelas dari gejala. 2. Gejala depresi mungkin tertutup keluhan somatik. 3. Adanya depresi yang berbarengan dengan demensia mengganggu pengenalan dan pelaporan depresi. 4. Terdapat hubungan yang erat antara penyakit fisis dan depresi. Pasien depresi bisa mengalami imobilisasi lebih lama dan secara bermakna mengalami perburukan status fungsional lebih besar dibandingkan dengan penderita penyakit kronis saja. Depresi dapat memperberat penyakit medik, sebaliknya penyakit medik dapat memperberat depresi. Oleh karena itu, pengobatan anti depresi yang efektif mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarganya, serta dapat menurunkan biaya perawatan. Pemeriksaan fisik Tidak ada pemeriksaan fisik yang khas untuk menentukan adanya depresi, walaupun beberapa manifestasinya sering dapat terlihat:  Retardasi psikomotor atau agitasi, seperti: bicara lambat, menarik nafas panjang, dan berhenti yang lama.  Gerak tubuh yang lama, bahkan agak sedikit kurang dapat bergerak atau katatonia.  Pacing, menekuk tangan, dan menarik rambut.  Kebingungan.  Kurangnya eye contact.  Penuh air mata atau muka yang sedih Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 6 April 2009 – 9 Mei 2009 107 Depresi pada Lanjut Usia Nancy Sujono, S.Ked 406071030  Rasa rendah diri, bermusuhan, dan menentang terutama remaja .  Pelupa, sulit konsentrasi, dan imajinasi yang jelek. Pemeriksaan penunjang ☻ Laboratorium: Tidak ada tes laboratorium yang tersedia untuk bisa mendiagnosis MDD. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium berguna untuk mengesampingkan penyakit medis lainnya yang dapat muncul sebagai MDD. Pemeriksaan tadi meliputi:  Darah lengkap.  Elektrolit, termasuk kalsium, fosfat, dan magnesium.  BUN dan kreatinin.  Kalsium.  Serum toxicology screen.  Tes fungsi tiroid.  Kadar TSH.  Anti Nuklear Antibodi ANA .  HIV test.  Tes fungsi hati. ☼ Pemeriksaan radiology: CT Scan atau MRI otak ☼ Tes lainnya:  EEG.  EKG. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS  Gangguan cemas.  Obsesi kompulsif.  Gangguan panik.  Schizophrenia.  Dementia vaskular.  Anoreksia nervosa.

VII. PENATALAKSANAAN