Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1 Perilaku tertutup covert behavior, perilaku
ini terjadi bila respons terhadap stimulus masih belum dapat diamati orang lain secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,
pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang ada. Contoh: remaja mengetahui bahayanya kanker payudara untuk dirinya pengetahuan, kemudian mencari
informasi cara mendeteksi dini kanker payudara sikap. 2 Perilaku terbuka overt behavior, perilaku ini terjadi bila respons terhadap stimulus sudah berupa tindakan
atau praktik yang dapat diamati orang lain dari luar. Contoh: remaja rutin melakukan SADARI.
2.1.1. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaiatan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman, serta lingkungan. Menurut Becker 1979 dalam Notoatmodjo 2007, terdapat 3 klasifikasi
tentang perilaku kesehatan, yaitu : a. Perilaku hidup sehat, mencakup : makan dengan menu seimbang, olahraga
teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba, istirahat yang cukup, mengendalikan stres, dan perilaku atau gaya hidup yang positif bagi
kesehatan. b. Perilaku sakit, mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,
persepsinya terhadap penyakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
c. Perilaku peran sakit, mancakup : tindakan untuk memperoleh kesembuhan, mengenalmengetahui fasilitas atau sarana pelayananpenyembuhan penyakit
yang layak, mengetahui hak tentang penyakit dan perawatnnya.
2.1.2.Domain Perilaku
Menurut Benyamin Bloom 1908 dalam Notoatmodjo 2007, membagi perilaku manusia dalam 3 domain, yaitu :
2.1.2.1.Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan
sebagainya. Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga, dan indra penglihatan mata Notoatmodjo, 2003.
Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga,
pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 enam tingkatan yaitu :
1. Mengetahui Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
Universitas Sumatera Utara
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pendidikan yang paling rendah.
2. Memahami Comprehension Memahami diartikan mampu menjelaskan secara benar mengenai objek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi Application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini diartikan sebagai
aplikasi penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis Syntesis Sintesis merupakan kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang
ada. 6. Evaluasi Evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.
Universitas Sumatera Utara
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerima
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng long lasting. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama
Notoatmodjo, 2003. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
remaja tentang penyakit kanker payudara dipengaruhi oleh banyaknya informasi yang didapat. Banyak kejadian yang menderita kanker payudara hanyalah karena masalah
kurangnya pengetahuan terutama dari orang tua khusunya ibu, sekedar memahami kanker payudara diperlukan pemahaman yang mendalam, baik dalam hal manfaat
maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan pencegahannya. Tanpa pengetahuan dan pemahaman yang cukup, remaja bisa saja terjebak oleh opini yang keliru tentang
penyakit kanker payudara yang beredar di masyarakat. Orang yang berpengetahuan baik akan mengupayakan kemampuan dan menerapkan pengetahuannya didalam
kehidupan sehari-hari Notoatmodjo, 2003.
2.1.2.2.Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau objek, menurut Newcomb sikap adalah kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak seseorang terhadap hal tertentu kemudian dilahirkan dalam prilaku, sikap merupakan kecendrungan dalam bertingkah laku Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang mencerminkan pendapatnya,
atau pendapat seseorang yang merupakan pernyataan dari sikapnya yang mengenali
jawaban-jawaban mengenai perasaan, kepercayaan, konsepsipendapatide, dan sebagainya Notoatmodjo, 2003.
Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo 2003, mengatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan
reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dan lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap
objek. 1. Komponen Pokok Sikap
Menurut Azwar 2010, menjelaskan bahwa dalam mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas 3 tiga komponen yang saling menunjang, yaitu:
a. Komponen kognitif, yaitu berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.
b. Komponen efektif, yaitu menyangkut masalah kehidupan emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap.
c. Komponen prilaku, yaitu Kecenderungan untuk bertindak trend to behave. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total
attitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
Universitas Sumatera Utara
2. Berbagai Tingkatan Sikap Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan antara
lain menurut Notoatmodjo 2003, yaitu: a. Menerima receiving, yaitu menerima diartikan bahwa orang subjek mau
dan memperhatikan stimulus yang diberikan. b. Merespon responding, yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
c. Menghargai valuing, yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
d. Bertanggung jawab responsible, yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling
tinggi. 3. Fungsi Sikap
Teori fungsional yang dikemukakan oleh Katz 1953 dalam Azwar 2010 mengatakan bahwa untuk memahami sikap menerima dan menolak perubahan
haruslah beranjak dari dasar motivasional sikap itu sendiri. Apa yang dimaksud oleh Katz sebagai dasar motivasional merupakan fungsi sikap bagi individu yang
bersangkutan. Fungsi sikap bagi manusia telah dirumuskan menjadi empat macam yang
dikemukakan dalam Azwar 2010 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Fungsi instrumental, fungsi penyesuaian, fungsi manfaat. Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk
memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap
hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya.
b. Fungsi pertahanan ego Sewaktu individu tidak mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa
akan mengancam egonya atau sewaktu ia mengetahui fakta dan kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sifatnya dapat berfungsi sebagai
mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam hal ini, merefleksikan problem kepribadian yang tidak
terselesaikan. c. Fungsi pertahanan nilai
Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dipandang baik dan diinginkan. Nilai-nilai terminal merupakan preferensi mengenai keadaan akhir tertentu
seperti persamaan, kemerdekaan dan hak asasi. Nilai instrumental merupakan preferensi atau pilihan mengenai berbagai perilaku dan sifat pribadi seperti
kejujuran, keberanian, atau kepatuhan akan aturan. Dengan fungsi ini seseorang seringkali mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam
menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. Fungsi inilah yang menyebabkan orang sering lupa diri sewaktu
berada dalam situasi masa seidologi atau sama nilai.
Universitas Sumatera Utara
d. Fungsi pengetahuan Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk
mencapai penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang
diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi. Jadi sikap berfungsi sebagai suatu
skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap fenomena luar
yang ada dan mengorganisasikannya. 4. Pembentukan Sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial dan
hubungan antara individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan
yang lainnya, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat Azwar, 2010.
Menurut Azwar 2010 faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain:
a. Pengalaman Pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan
faktor emosional.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau
searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivitas oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. c. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari, kebudayaan telah menemukan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaan yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
d. Media Masa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
berita yang seharusnya faktual ditampilkan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap
konsumennya. e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada
gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. f.
Faktor Emosional Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi
yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
Universitas Sumatera Utara
5. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sikap Menurut Kelman 1958 dalam Azwar 2010, telah dijelaskan bahwa ada tiga
proses sosial yang berperanan dalam proses perubahan terjadinya perubahan sikap adalah:
a. Kesediaan, yaitu suatu proses ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk memperoleh
reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut. b. Identifikasi, yaitu suatu proses yang terjadi apabila individu meniru perilaku
atau sikap seseorang atau sikap kelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang
menyenangkan antara dia dengan pihak lain termaksud. c. Internalisasi, yaitu suatu proses yang terjadi apabila individu menerima
pengaruh dan bersedia bersikap menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan system nilai
yang dianutnya. Berdasarkan kajian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap seseorang
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor keluarga, adat istiadat yang berlaku, dan informasi dari media massa yang diterima olehnya. Sikap dalam bentuk
perilaku ini lebih sulit untuk diamati, oleh karena itu pengukurannya berupa tanggapan atau kecenderungan terhadap fenomena tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Sikap dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut: 1. Sikap positif
Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana
individu itu berbeda. 2. Sikap negatif
Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan penolakan terhadap suatu norma yang berlaku dimana individu itu berada.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap tidak hanya menentukan apa yang dikerjakan oleh seseorang tetapi juga cara yang kiranya akan
memuaskan baginya. sikap yang baik akan menentukan seberapa jauh kesuksesan yang dapat dicapai seseorang, karena sikap adalah sebagai ekspresi dari sebuah
perasaan. Percaya diri merupakan suatu sikap yang positif, karena dengan kepercayaan pada diri sendiri akan menuntun kita untuk selalu berbuat yang lebih
baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Sikap remaja yang mempengaruhi terhadap penyakit kanker payudara digencarkan oleh berbagai masyarakat yang
menyatakan unsur budaya yang kadang kala bertentangan dengan ilmu kesehatan. Pasalnya makanan remaja tidak boleh sembarangan dikonsumsi, apalagi makanan
yang sudah siap saji Notoatmodjo, 2003. 2.1.2.3.Tindakan
Suatu sikap belum optimis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlakukan faktor pendukungsuatu kondisi
yang memungkinkan Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Tindakan terdiri dari empat tingkatan, yaitu : 1. Persepsi perception
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
2. Respon Terpimpin guided response Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. 3. Mekanisme mecanism
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek
tingkat tiga. 4. Adopsi adoption
Adaptasi adalah praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
2.1.3. Determinan Perilaku