Kadin Indonesia-Jetro, 2006 www.kadin-indonesia.or.id
Daerah-daerah belum sepenuhnya menerapkan sistem akuntansi pemerintah daerah secara benar; 2 Infrastruktur untuk obligasi daerah belum siap, yang lebih siap adalah corporate bond BUMD; 3
Keberlanjutan dan penerbitan obligasi daerah tersebut, misalnya apakah setelah diterbitkan akan diakui oleh pemerintahan selanjutnya. Sedangkan penerbitan obligasi oleh perusahaan PT Infrastruktur juga
menghadapi kendala, antara lain: 1 PT Infrastruktur relatif baru didirikan dan belum ada keuntungan; 2 Banyak persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerbitkan obligasi; 3 Infrastruktur biasanya
membutuhkan pendanaan jangka panjang. 6 Tidak tersedianya indikasi kebutuhan pendanaan infrastruktur daerah. Model yang digunakan untuk
pembangunan infrastuktur di Indonesia didasarkan pada kebutuhan model makro dari pusat, yaitu menggunakan model yang digagas oleh pemerintah pusat tanpa dilengkapi dengan indikasi kebutuhan
pendanaan infrastruktur di tingkat daerah.
IV. PRINSIP DASAR PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
1
IV.1 Prinsip Dasar Penyediaan Infrastruktur Secara Keseluruhan
1 Infrastruktur merupakan
katalis bagi pembangunan. Ketersediaan infrastruktur dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi dan
pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hampir dalam semua aktifitas masyarakat dan pemerintah, keberadaan infrastruktur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan
sudah menjadi kebutuhan dasar. 2 Keterkaitan infrastruktur dengan berbagai aspek.
pembangunan menjadi Agar peran infrastruktur dalam
optimal, maka keberadaan pembangunan infrastruktur harus terkait dengan: a Bangkitan-bangkitan pem
pantai, kelautan, bangunan yang lainnya; b Pembangunan pertanian, perkebunan, budi daya
industri, perdagangan, jasa, pariwisata, pertambangan, migas dan sebagainya; c Masyarakat yang akan menjadi kelompok sasaran pelayanan infrastruktur tersebut dan kemampuan dalam membayar jasa
layanan infrastruktur; d Institusi pengelolaannya, misalnya peran pemerintah dalam pengelolaan pem liharaan serta memberi arahan dalam bentuk regulasi sebagai bentuk layanan publik; dan e Dalam
e konteks privatisasi, investasi infrastruktur perlu mempertimbangkan minat investor, tujuan yang
dikehendaki investor, syarat-syarat investasi dan insentif bagi investor. 3 Perencanaan kebutuhan infrastruktur harus dilakukan melalui kombinasi antara perencanaan yang
digagas pemerintah pusat dengan yang digagas pemerintah daerah. Seiring dengan diimplementasikannya desentralisasi fiskal dan diberikannya kewenangan yang lebih luas bagi daerah,
1
Sebagian material dari subbab ini diambil dari ISEI 2005.
28
Kadin Indonesia-Jetro, 2006 www.kadin-indonesia.or.id
setiap daerah diharapkan mampu lebih mengembangkan potensi daerahnya. Oleh karena itu pembangunan yang dilakukan di daerah harus didasarkan pada kebutuhan daerah masing-masing. Dalam
hal ini, pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan daerah diharapkan mampu m
Untuk itu diperlukan kerangka eningkatkan perekonomian daerah tersebut dan daerah sekitarnya.
pembangunan yang digagas pemerintah daerah, disamping kerangka model yang digagas pemerintah pusat yang selama ini digunakan. Yang dimaksud dengan adanya perencanaan yang digagas pemerintah
daerah adalah terdapat rencana indikasi kebutuhan infrastruktur secara lokal dan regional, sehingga perencanaan tersebut ditentukan oleh pemerintah daerah berdasarkan kebutuhan daerah. Sedangkan
rencana pembangunan infrastruktur yang bersifat digagas pemerintah pusat dan dikoordinasikan oleh Kantor Menko Perekonomian.
4 Keberhasilan kerjasama Pemerintah dan Swasta memerlukan kondisi yang harus dipenuhi, yaitu: a Stabilitas kerangka ekonomi makro; b Sektor keuangan yang efisien dan berkembang; c Kerangka
kebijakan yang mantap; d Penerimaan proyek yang berkelanjutan; e Adanya mekanisme arbitrase atau penyelesaian perselisihan yang jelas; f Undang-undang perbankan yang berkembang dengan baik;
dan g Adanya investasi pendamping dari pinjaman pemerintahekuitassubsidi Kewajiban Sektor Publik.
5 Penyediaan infrastruktur harus memperhatikan aspek keberlanjutan. Pembangunan infrastruktur harus memperhatikan aspek keberlanjutan, sehingga dalam jangka panjang keberadaan infrastruktur tidak
menyebabkan kerusakan lingkungan. 6
Mekanisme penyediaan infrastruktur harus mendasarkan pada prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, serta memperhatikan aspek efisiensi dan keadilan.
IV.2 Prinsip Dasar Pendanaan Infrastruktur