Problems Trigger Learning in Small Group

Penelitian yang berhubungan dengan trigger problem dan fasilitator dilakukan oleh Schwartz et all 1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitator yang aktif sangat mendukung pelaksanaan PBL. Selain itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa PBL adalah metode yang menyenangkan apabila didukung oleh trigger problem yang bagus dan fasilitator yang aktif. Menurut Wee Keng Neo, Lynda 2004 ada 4 hal penting dari PBL yaitu : 1. Penggunaan problem sebagai trigger 2. Proses pembelajaran peserta didik dalam kelompok kecil 3. Proses pembelajaran dibawah bimbingan fasilitator 4. Proses PBL Berikut penjelasan untuk masing-masing hal tersebut :

1. Problems Trigger

Kualitas problem yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam me-manage masalah yang serupa yang akan mereka hadapi di dunia kerja. Behavior dan skills yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran harus merefleksikan value dalam karir mereka. Sehingga harus digunakan problem yang menggambarkan kebutuhan dunia kerja dalam hal format dan kompleksitas. Problem juga harus bersifat multidimensional, relevan dan memotivasi peserta didik serta menawarkan ruang bagi peserta didik untuk mempertanyakannya dan melakukan riset. Dalam pembelajaran yang konvensional, jawaban biasanya hanya lebih sederhana, kurang kompleks serta sedikit yang berhubungan dengan dunia nyata. Dalam PBL, problem harus menstimulus peserta didik untuk mempelajari content dan process skill secara simultan, misalnya skill in reasoning, problem solving, self directed learning, teamwork dan komunikasi.

2. Learning in Small Group

6 Proses pembelajaran sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil. Hal ini disebabkan karena skill development of reasoning, problem solving, self-directed learning, collaboration dan communication lebih dapat diperoleh dalam kelompok kecil. Dalam small-group learning, keterlibatan aktif peserta didik secara inherent terbentuk, skills yang memungkinkan lulusan program profesional lebih siap memasuki dunia kerja Daviz Haerden, 1999 dalam Wee Keng Neo, 2004. PBL adalah metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik Wee Kek, 2002. Metode ini berbeda dengan pendekatan konvensional dimana staf pengajar menjadi pusat dari learning process. Dalam PBL, staf pengajar bukan bagian dari small grup, tapi berfungsi sebagai fasilitator. Learning outcomes yang dapat dicapai dari kelompok kecil adalah : - Peserta didik dapat membandingkan prestasinya dengan peer rekan; - Peserta didik mengembangkan sense of responsibility untuk proses pembelajaran; - Peserta didik belajar mengenai interaksi dengan sesama, mengembangkan interpersonal skills, dan menjadi sadar terhadap emosinya; - Peserta didik belajar bagaimana mendengar dan menerima kritik, memberi kritik dan feedback kepada yang lain.

3. Skilled Facilitator