Produk Domestik Regional Bruto PDRB Pendapatan Regional

P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 1 4 3. Pendapatan Per Kapita Income perkapita Pendapatan perkapita adalah merupakan hasil bagi antara pendapatan regional di suatu wilayah dengan jumlah penduduk tengah tahun pada wilayah tersebut. Dalam hal ini jumlah penduduk dipakai jumlah penduduk pertengahan tahun. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Pendapatan Perkapita = Pendapatan Regional : Penduduk Pertengahan Tahun C. TUJUAN DAN MANFAAT PDRB dapat digunakan untuk: 1 mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran masyarakat 2 mengukur pertumbuhan ekonomi daerah baik secara sektoral maupun struktural 3 mengetahui struktur ekonomi dan perubahannya 4 sebagai alat kontrol dalam pelaksanaan dan evaluasi hasil pembangunan Sedangkan manfaat diketahuinya PDRB antara lain sebagai berikut: 1 PDRB Menurut Sektor : a PDRB atas dasar harga berlaku :  menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayahdaerah pada tahun yang bersangkutan  menunjukkan pendapatan yang dihasilkan oleh penduduk yang bekerja pada sektor-sektor di suatu wilayahdaerah tertentu pada tahun yang bersangkutan P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 1 5 b PDRB atas dasar harga konstan :  menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun berdasarkan tahun dasar c Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku :  menunjukkan besarnya struktur perekonomian dan peranan sektor ekonomi dalam suatu wilayahdaerah pada tahun yang bersangkutan  sektor ekonomi mempunyai peranan besar, menunjukkan basis perekonomian suatu wilayahdaerah. 2 PDRB perkapita :  menunjukkan nilai PDRB perorang penduduk  PDRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan nyata ekonomi perkapita.

D. PENGGUNAAN TAHUN DASAR

Sesuai dengan yang rekomendasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB sebagaimana tertuang dalam buku Sistem Neraca Nasional dinyatakan bahwa estimasi PDBPDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimutakhirkan secara periodik dengan menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 Nol atau 5 Lima. Hal itu dimaksudkan agar besaran angka-angka PDBPDRB dapat saling diperbandingkan antar Negara, propinsiwilayah dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian nasional atau wilayah. Sampai dengan saat ini, tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000, mengingat kondisi perekonomian nasional pada tahun tersebut lebih baik dan lebih stabil, selain itu pada tahun tersebut juga P D R B K a b u p a t e n P u r b a l i n g g a T a h u n 2 0 1 1 6 tersedia tabel I-O tabel Input – Output secara Nasional maupun Jawa Tengah sebagai data dasar. Data dasar pada tahun 2000 yang meliputi cakupan, harga, maupun volume, tersedia secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi dan relatif lebih lengkap serta berkelanjutan dibandingkan pada tahun 1993. Dengan dukungan data yang lebih lengkap dan rinci serta berkesinambungan, diharapkan estimasi PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan konsisten.

E. METODE PENGHITUNGAN PENDAPATAN REGIONAL 1. Beberapa Pendekatan Penghitungan Pendapatan Regional

a. Pendekatan Produksi Production Approach Pendekatan produksi digunakan untuk menghitung nilai produksi netto barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh sektor ekonomi selama setahun pada wilayah tertentu. Produk barang dan jasa dinilai menurut harga produsen yaitu harga produk tanpa memperhitungkan biaya transportasi dan pemasaran. Maksud digunakannya pendekatan ini adalah untuk mengetahui berapa nilai pendapatan yang benar- benar diterima oleh produsen. Biaya transpot dan pemasaran tidak dimasukkan dalam perhitungan harga ini, sebab biaya transpot dan pemasaran akan dihitung sebagai pendapatan pada sektor angkutan dan perdagangan. Nilai barang dan jasa pada harga produksi ini merupakan nilai produksi brutto out put sebab masih terkandung di dalamnya biaya barang dan jasa yang dipakai dan dibeli dari sektor lain. Karena itu untuk menghindari penghitungan dua kali, maka biaya barang dan jasa