Sumber Data Index of /ProdukHukum/kehutanan

KabupatenKota Podes08‐KabKota. Dengan adanya kuesioner tambahan ini maka diharapkan data yang dikumpulkan akan menjadi lebih akurat. Beberapa pertanyaan yang kemungkinan tidak akurat atau kejadiannya langka pada kuesioner desa selanjutnya ditanyakan pada kuesioner Suplemen Kecamatan dan Suplemen KabupatenKota. Selain itu ditambahkan juga beberapa pertanyaan baru seperti lapangan udara perintis komersial, terminal penumpang kendaraan bermotor roda empat atau lebih, sungai yang melintas, dan beberapa pertanyaan lain. Pencacahan Podes 2008 dilakukan pada semua desakelurahan di seluruh Indonesia, termasuk di dalamnya adalah Unit Permukiman Transmigrasi UPT dan Permukiman Masyarakat Tertinggal PMT yang masih dibina oleh departemen terkait. Podes 2008 dilaksanakan untuk mendata kurang lebih sebanyak 73.198 wilayah setingkat desa menurut kondisi bulan November 2007 yang tersebar di 457 kabupatenkota. Namun demikian, pada saat pendataan lapangan dimungkinkan terjadinya penambahan jumlah desa terutama desa‐desa hasil pemekaran. Beberapa variabel PODES 2008 yang diperlukan dalam kegiatan ini, adalah : a. Identitas Desa b. Luas Wilayah Desa c. Jumlah Penduduk Desa d. Jumlah Keluarga e. Lokasi Desa f. Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa g. Sub Sektor Sumber Penghasilan Utama pada Sektor Pertanian Kuesioner PODES 2008 dapat dilihat pada Lampiran 1. 2. Sketsa Wilayah Administrasi Desa. Sketsa wilayah administrasi yang digunakan terdiri dari : a. Sketsa wilayah desa untuk setiap kabupatenkota peta lokasipenyebaran desa pada tiap kabupatenkota merupakan peta yang membagi habis wilayah kabupatenkota menurut kecamatan dan desa. Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan 2009 9 b. Sketsa wilayah desa untuk tiap provinsi peta lokasipenyebaran desa pada tiap provinsi merupakan peta yang membagi habis wilayah provinsi menurut kabupatenkota, kecamatan dan desa. Mengingat PODES 2008 dilaksanakan beberapa bulan sebelum pembuatan sketsa wilayah administrasi desa, sangat dimungkinkan adanya desa‐desa yang tergambar dalam sketsa wilayah administrasi desa tidak memiliki data PODES 2008. 3. Peta Kawasan Hutan Peta Kawasan Hutan yang digunakan dalam kegiatan ini sebagian besar adalah Peta Kawasan Hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi. Khusus Provinsi Kepulauan Riau, peta kawasan hutan bersumber pada Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan TGHK.

2.2. Prosedur Identifikasi Desa di Dalam dan di Sekitar Kawasan Hutan

Dari beberapa sumber data di atas, prosedur kegiatan identifikasi desa di dalam dan di sekitar kawasan hutan meliputi beberapa tahap proses pengolahan, sebagai berikut : 1. Penggabungan Data Podes 2008 dengan Sketsa Wilayah Admininstrasi Desa, diawali dengan mengidentifikasi kabupaten yang memiliki desa terhadap lokasi hutan di dalam Kawasan Hutan, di tepi Kawasan Hutan, dan di luar Kawasan Hutan. Output dari proses penggabungan ini adalah sketsa wilayah administrasi desa yang memuat data Podes 2008. 2. Overlay sketsa wilayah administrasi desa dengan peta kawasan hutan. Peta administrasi tidak berubah tetapi hanya menyesuaikan dengan peta kawasan hutan. Proses ini menghasilkan tempat kedudukan sketsa wilayah administrasi desa menurut informasi PODES 2008 di kawasan hutan. Output proses ini akan digunakan dalam proses matching data. Skala peta administrasi yang digunakan mengikuti skala untuk masing‐masing provinsi. 3. Matching data Podes 2008 dengan hasil overlay. Output proses ini adalah dapat mengidentifikasi letak suatu desa. Keterangan letak desa yang didapatkan yaitu ada yang cocok match dan ada pula yang tidak cocok tidak match. Letak desa yang dianggap sesuai match terdiri dari beberapa kriteria, yaitu : a. Letak desa pada data PODES 2008 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di dalam kawasan hutan kode 1, dan hasil overlay peta kawasan hutan dengan peta wilayah administrasi desa menunjukkan desa tersebut terletak di salah satu atau lebih fungsi pokok kawasan hutan. b. Letak desa pada data PODES 2008 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di tepi kawasan hutan kode 2, dan hasil overlay peta kawasan hutan dengan peta wilayah administrasi desa menunjukkan desa tersebut terletak di salah satu atau lebih fungsi pokok kawasan hutan. c. Letak desa pada data PODES 2008 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di luar kawasan hutan kode 3, dan hasil overlay peta kawasan hutan dengan peta wilayah administrasi desa menunjukkan desa tersebut tidak terletak di salah satu fungsi pokok kawasan hutan termasuk yang hanya berada di Areal Penggunaan Lain APL, tetapi jika ada salah satu kode kawasan hutan dianggap tidak match. Keterangan letak desa yang dianggap tidak sesuai tidak match terdiri dari beberapa kondisi, yaitu : a. Letak desa pada data PODES 2008 menunjukkan bahwa desa tersebut berada di dalam kawasan hutan kode 1, sedangkan hasil overlay peta kawasan hutan dengan sketsa wilayah administrasi desa menunjukkan bahwa desa tersebut tidak terletak di salah satu fungsi pokok kawasan hutan.