Disfungsi sawar darah otak Infiltrasi leukosit

tampak ekspresi gen iNOS di sel vaskular maupun sel yang mengalami peradangan dan ekspresi gen COX-2 di sel saraf di area antara infark dan penumbra. Kedua gen radang ini akan meningkatkan kerusakan iskemik 28 . 2.4.3 Peroksidasi lipid Selain menghasilkan berbagai senyawa ROS , lintasan asidosis juga turut serta dalam proses sintesis protein intraselular. Peroksidasi lipid di membran sel yang menginduksi apoptosis terhadap neuron, akan menghasilkan senyawa aldehida yang disebut 4- hidroksinonenal 4-HNE yang akan bereaksi dengan transporter membran seperti Na + K + ATPase , transporter glutamat dan transporter glukosa . Kerusakan di transporter membran, yang menyebabkan influx berlebih ion Ca 2+ dan radikal bebas, lebih lanjut akan mengaktivasi faktor transkripsi neuroprotektif seperti NF-κB , HIF-1 dan IRF-1 . Aktivasi faktor transkripsi ini akan menginduksi produksi sitokina radang seperti IL-1 , IL- 6 , TNF-α , kemokina seperti IL-8 , MCP-1 , molekul adhesi sel seperti selektin , ICAM-1 , VCAM-1 dan gen pro-radang lainnya seperti IIP-10 .

2.4.4 Disfungsi sawar darah otak

Sawar darah otak yang merupakan jaringan endotelium di otak akan merespon kondisi cedera akibat stroke dengan meningkatkan permeabilitas dan menurunkan fungsi sawarnya, bersamaan dengan degradasi lamina basal di dinding pembuluhnya. Oleh sebab itu, pada kondisi akut , stroke akan meningkatkan interaksi antara sel endotelial otak dengan sel ekstravaskular seperti astrosit, mikroglia, neuron, dengan sel intravaskular seperti keping darah , leukosit ; dan memberikan kontribusi lebih lanjut pada proses peradangan, disamping perubahan sirkulasi kadar ICAM-1 , trombomodulin , faktor jaringan dan tissue factor pathway inhibitor 29 . Disfungsi endotelial yang menyebabkan defisiensi sawar darah otak, impaired cerebral autoregulation dan perubahan protrombotik dipercaya merupakan penyebab cerebral small vessel disease SVD. Penderita SVD dapat mengalami infark lakunar , atau dengan disertai leukoaraiosis . Dari 594 penderita stroke, leukoaraiosis ditemukan dalam 55,4 cerebral large vessel disease LVD atau ateroskeloris, 30,3 dalam SVD dan 14,3 dalam cardioembolic disease. Dalam prognosis LVD, leukoaraiosis memiliki kecenderungan kea rah grup stenosis intracranial dengan 40,3 untuk grup intracranial, 26,9 untuk grup ekstrakranial, dan 45,4 untuk grup kombinasi keduanya. Tidak ditemukan korelasi antara leukoaraiosis dengan diabetes mellitus, hiperlipidemia, merokok, hipertensi, dan penyakit jantung 30 .

2.4.5 Infiltrasi leukosit

Di jaringan otak terdapat beberapa populasi sel dengan kapasitas untuk mensekresi sitokina setelah terjadi stimulasi iskemia, yaitu sel endotelial, astrosit , sel mikroglia dan neuron. Peran respon peradangan pasca iskemia dilakukan oleh sel mikroglia, terutama di area penumbra dengan sekresi sitokina pro- radang, metabolit dan enzim toksik. Selain itu, sel mikroglia dan astrosit juga mensekresi faktor neuroprotektif seperti eritropoietin , TGFβ1 , dan metalotionein-2 . Terdapat banyak bukti yang menunjukkan peran leukosit terhadap patogenesis cedera akibat stroke seperti cedera di jaringan akibat reperfusi dan disfungsi mikrovaskular. Bukti-bukti tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian pokok yaitu : 1. Terjadi akumulasi leukosit pasca iskemia hingga terjadi cedera jaringan 2. Simtoma iskemia direspon dengan peningkatan neutrofil . 10 Dalam percobaan dengan tikus , rendahnya populasi neutrofil dalam sirkulasi darah menunjukkan volume infark yang lebih kecil. 3. Pencegahan adhesi sel antara leukosit dengan sel endotelial pada sawar darah otak , dengan antibodi monoklonal terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap cedera akibat stroke. Akumulasi sel T terjadi pasca iskemi 31 , dan diperkirakan merupakan penyebab terjadinya reperfusi. Sel T CD8 dapat menginduksi cedera otak dengan molekul dari granula sitotoksik. Sel T H 1 CD4 + dengan sekresi sitokina pro- radang termasuk IL-2 , IL 12 , IFN- γ dan TNF-α dapat memperburuk efek yang ditimbulkan stroke, sedangkan Sel T H 2 CD4 + dengan sitokina anti-radang seperti IL-4 , IL-5 , IL- 10 dan IL-13 lebih mempunyai peran protektif.

2.4.6 Pendarahan