BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular PTM merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi tidak infeksius dan tidak dapat berpindah dari
satu orang ke orang lain. Faktor risiko penyakit tidak menular dipengaruhi oleh kemajuan era globalisasi yang telah mengubah cara pandang penduduk dunia dan
melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru yang tidak sesuai dengan gaya hidup sehat
1
. Data PTM dalam Riskesdas 2013 meliputi : 1 asma; 2 penyakit paru obstruksi kronis PPOK; 3 kanker; 4 DM; 5 hipertiroid; 6 hipertensi; 7
jantung koroner; 8 gagal jantung; 9 stroke; 10 gagal ginjal kronis; 11 batu ginjal; 12 penyakit sendirematik. Data penyakit asmamengibengek dan kanker
diambil dari respon dan semua umur, PPOK dari umur ≥ 30 tahun, DM, hipertiroid, hipertensitekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit
gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit sendirematikencok dan stroke ditanyakan pada responden umur ≥15 tahun
.2
. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat
modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang
mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia produktif maupun usia lanjut
3
. Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal atau global
yang berkembang cepat dalam detik. Gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian
4
. Hampir semua orang lanjut usia memiliki sumbatan pada beberapa arteri kecil di otak, dan sebanyak 10
pada akhirnya memiliki cukup banyak sumbatan untuk menyebabkan gangguan fungsi otak yang serius. Kebanyakan kasus stroke disebabkan oleh plak
arteriosklerosis yang terjadi pada satu atau lebih arteri yang mengirim makan ke otak. Plak dapat mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, yang
menghasilkan bekuan darah dan menghambat aliran darah di arteri, sehingga
akan menyebabkan hilangnya fungsi otak secara akut pada area yang terlokalisasi
5
. Menurut WHO World Health Organization tahun 2012, kematian akibat
stroke sebesar 51 di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu, diperkirakan sebesar 16 kematian stroke disebabkan tingginya kadar
glukosa darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis berperan dalam peningkatan konsentrasi glikoprotein, yang merupakan
pencetus beberapa penyakit vaskuler. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar kemungkinan meluasnya area infark karena
terbentuknya asam laktat akibat metabolism glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak
6
. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit stroke di
Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas 43,1 dan terendah
pada kelompok usia 15-24 tahun, yaitu sebesar 0,2. Prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih banyak laki-laki 7,1 dibandingkan dengan
perempuan 6,8. Berdasarkan tempat tinggal, prevalensi stroke di perkotaan lebih tinggi 8,2 dibandingkan dengan daerah pedesaan 5,7
2
. Berdasarkan infodatin 2014 terjadi peningkatan prevalensi stroke sebesar
3,8 dari 8,3 menjadi 12,1. Untuk tahun 2007 Provinsi Aceh mempunyai kecenderungan prevalensi stroke yang paling tinggi dibanding provinsi lain
16,6, dan Propinsi Papua merupakan yang terendah 3,8. Sedangkan untuk tahun 2013 Sulawesi Selatan prevalensi Stroke-nya merupakan yang paling
tertinggi 17,9 dan Propinsi Riau yang terendah 5,2. Adapun absolute jumlah penduduk Indonesia yang menderita stroke 12,15 X 252.124.458 jiwa =
3.050.949 jiwa berdasarkan estimasi penduduk sasaran pembangunan kesehatan tahun 2014
7
. Seseorang menderita stroke karena memiliki perilaku yang dapat
meningkatkan faktor risiko stroke. Gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol, kurang aktivitas fisik,
dan kurang olahraga, meningkatkan risiko terkena penyakit stroke
8
. Gaya hidup
sering menjadi penyebab berbagai penyakit yang menyerang usia produktif, karena generasi muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan
seringnya mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol tapi rendah serat. Selain banyak mengonsumsi kolesterol, mereka mengonsumsi gula yang
berlebihan sehingga akan menimbulkan kegemukan yang berakibat terjadinya penumpukan energi dalam tubuh
9
. Penyakit stroke sering dianggap sebagai penyaki tmonopoli orang tua.
Dulu, stroke hanya terjadi pada usia tua mulai 60 tahun, namun sekarang mulai usia 40 tahun seseorang sudah memiliki risiko stroke, meningkatnya penderita
stroke usia muda lebih disebabkan pola hidup, terutama pola makan tinggi kolesterol. Berdasarkan pengamatan di berbagai rumah sakit, justru stroke di usia
produktif sering terjadi akibat kesibukan kerja yang menyebabkan seseorang jarang olahraga, kurang tidur, dan stress berat yang juga jadi faktor penyebab
9
.
BAB II ISI
2.1 Epidemiologi