Bentuk Kegiatan Promosi BPAD
78 Kebanyakan koleksi yang termasuk dalam golongan ini adalah koleksi
buku yang memiliki tahun terbit yang cukup lama atau koleksi buku- buku kuno. Layanan Yogyasiana merupakan koleksi yang isinya
mengenai topik, profil, atau serba serbi tentang Yogyakarta dan segala macam informasi yang bersumber di Yogyakarta. Sarana yang memadai
seperti ruangan ber AC, lingkungan yang bersih atau tidak pengap, buku-buku tertata rapi, dan suasana yang tenag sehingga membantu
pengunjung user semakin betahberda di perpustakaan. b.
Weaknes
kelemahan Minat baca masih rendah, pengunjung masih didominasi oleh
pelajar dan mahasiswa. Sumber Daya Manusia SDM Perpusda DIY baik dari segi kualitas dan kuantitas masih kurang. Minimnya anggaran
dana untuk kegiatan-kegiatan perpustakaan. Koleksi bahan pustaka kurang lengkap dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Kondisi
gedung yang terisah-pisah menjadikan BPAD DIY kurang ideal. c.
Opportunities
peluang Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah BPAD DIY di bidang
pengelolaan Perpustakaan Daerah dan juga sebagai instansi yang mengelola dan mengembangkan perpustakaan di daerah, berperan
dalam hal pengadaan, pelestarian, dan pemanfaatan, bahan pustaka daerah sesuai rencana strategis Pemerintah Daerah Provinsi DIY.
Pemerintah Daerah Provinsi DIY mendukung keberadaan BPAD DIY.
79 Hal ini terbukti dipercayanya BPAD DIY untuk melaksanakan salah
satu misi pembangunan DIY sebagai pusat pendidikan terkemuka. d.
Threatment
hambatan Keterbatasan dana yang menyebabkan fasilitas dan sosialisasi
BPAD DIY kurang maksimal. Dana merupakan aspek penting, karena kurang tersedianya dana menghambat BPAD DIY sehingga menjadikan
terbatasnya komputer di layanan internet, koleksi bahan pustaka yang kurang lengkap, sangat terbatas, dan tidak dapat mengikuti
perkembangan zaman. SDM dan jumlah pestakawan belum memadai. Pengelola perpustakaan yang memiliki latar belakang pendidikan
perpustakaan jumlahnya lebih sedikit daripada yang tidak memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan. Hal ini akan menghambat proses
pelayanan informasi kepada pengunjung. Tahap perencanaan menurut model perencanaan Robert E. Simon,
dalam tahap perencanaan melibatkan sejumlah besar aktifitas dan sebagai perencana membutuhkan sistem yang memungkinkan untuk menjelaskan
aktifitas promosi serta hubungannya untuk merencanakan, pendelegasian tugas dan monitoring. Dalam perencanaan kegiatan di BPAD belum
dilakukan dengan pendelegasian tugas. Pelaksana kegiatan promosi dilakukan oleh unit pelayanan. Mengacu pada model perencanaan Robert
E. Simon, BPAD telah melakukan perencanaan dengan baik yaitu dengan merencanakan kegiatan, pendelegasian tugas yang dilaksanakan oleh unit