BAB XXXVII PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENYELESAIAN
PERSELISIHAN Pasal 249
Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Aceh dan pemerintah kabupatenkota dilaksanakan oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 250
1 Gubernur menyelesaikan perselisihan jika terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antarkabupatenkota dalam Provinsi Aceh.
2 Menteri Dalam Negeri menyelesaikan perselisihan jika terjadi perselisihan antarprovinsi, antara provinsi dan kabupatenkota di wilayahnya, serta antara provinsi dan
kabupatenkota di luar wilayahnya. 3 Keputusan penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2
bersifat final dan mengikat.
BAB XXXVIII KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 251
1 Nama Aceh sebagai daerah provinsi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan gelar
pejabat pemerintahan yang dipilih akan ditentukan oleh DPRA setelah pemilihan umum tahun 2009.
2 Sebelum ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tetap digunakan sebagai nama provinsi.
3 Nama dan gelar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah berdasarkan usul dari DPRA dan Gubernur Aceh.
4 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupatenkota hasil pemilihan umum tahun
2004 tetap melaksanakan tugasnya sampai habis masa baktinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB XXXIX KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 252
1 Perjanjian antara Pemerintah dengan negara asing atau pihak lain, yang antara lain berkenaan dengan perjanjian bagi hasil minyak dan gas bumi yang berlokasi di Aceh,
dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya masa perjanjian. 2 Perjanjian bagi hasil sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat ditinjau kembali
danatau diperpendek masa berlakunya jika ada kesepakatan antara kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian.
Pasal 253
1 Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Aceh dan Kantor Pertanahan
kabupatenkota menjadi perangkat Daerah Aceh dan perangkat daerah kabupatenkota paling lambat awal tahun anggaran 2008.
2 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan hal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 254
1 Penyerahan kewenangan pengelolaan pelabuhan dan bandar udara umum dari Pemerintah kepada pemerintah kabupatenkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
dilaksanakan paling lambat awal tahun anggaran 2008. 2 Pengelolaan pelabuhan dan bandar udara umum yang sudah ada pada saat Undang-
Undang ini diundangkan dikerjasamakan antara badan usaha milik negara, Pemerintah Aceh, dan pemerintah kabupatenkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173
dilaksanakan paling lambat awal tahun anggaran 2008.
Pasal 255
Pengaturan tentang Panitia Pengawas Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dilaksanakan paling lambat 3 tiga bulan setelah Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 256
Ketentuan yang mengatur calon perseorangan dalam Pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, atau walikotawakil walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67
ayat 1 huruf d, berlaku dan hanya dilaksanakan untuk pemilihan pertama kali sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 257
Peraturan Pemerintah mengenai partai politik lokal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 diterbitkan paling lambat Februari 2007.
Pasal 258
1 Pengelolaan tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 ayat 3 dan Pasal 182 mulai berlaku sejak tahun anggaran 2008.
2 Dana otonomi khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 183 ayat 2 untuk tahun pertama mulai berlaku sejak tahun anggaran 2008.
Pasal 259
Pengadilan Hak Asasi Manusia di Aceh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 228 ayat 1 dibentuk paling lambat 1 satu tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 260
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Aceh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 berlaku efektif paling lambat 1 satu tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 261
1 Penyelenggaraan pemilihan bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota yang masa jabatannya telah berakhir pada saat Undang-Undang ini diundangkan, dilaksanakan
bersamaan waktunya dengan pemilihan GubernurWakil Gubernur. 2 Penyelenggaraan pemilihan bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota yang masa
jabatannya berakhir pada bulan Agustus 2006 sampai dengan bulan Januari 2007, dilaksanakan bersamaan waktunya dengan pemilihan GubernurWakil Gubernur.
3 Penyelenggara pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota untuk pertama kali sejak Undang-Undang ini disahkan
dilaksanakan oleh KIP Aceh dan KIP kabupatenkota yang ada. 4 Tata cara Pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati dan walikotawakil
walikota setelah Undang-Undang ini diundangkan dapat berpedoman pada peraturan perundang-undangan sepanjang tidak bertentangan dan belum diubah sesuai dengan
Undang-Undang ini dan peraturan perundang-undangan lain.
Pasal 262
Dalam hal terdapat izin pengusahaan hutan dalam kawasan ekosistem Leuser di wilayah Provinsi Aceh yang telah dikeluarkan, dinyatakan tetap berlaku, ditinjau kembali, danatau
disesuaikan dengan Undang-Undang ini paling lambat 6 enam bulan sejak Undang- Undang ini diundangkan.
Pasal 263
Penyerahan prasarana, pendanaan, personil, dan dokumen yang berkaitan dengan pendidikan madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah dari Pemerintah kepada
pemerintah kabupatenkota di Aceh dilakukan paling lambat pada permulaan tahun anggaran 2008.
Pasal 264
Penyerahan prasarana, pendanaan, personil, dan dokumen yang berkaitan dengan pelabuhan dan bandar udara umum dari Pemerintah kepada pemerintah kabupatenkota di
Aceh dilakukan paling lambat pada permulaan tahun anggaran 2008.
Pasal 265
KIP yang ada pada saat Undang-Undang ini diundangkan tetap menjalankan tugasnya sampai dengan masa baktinya berakhir.
Pasal 266
1 Untuk pertama kali pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan Aceh dilakukan oleh DPRA.
2 Pembentukan Panitia Pengawas Pemilihan kabupatenkota dilakukan oleh Panitia Pengawas Pemilihan Aceh.
Pasal 267
1 Kelurahan di Provinsi Aceh dihapus secara bertahap menjadi gampong atau nama lain dalam kabupatenkota.
2 Penghapusan kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan pengalihan sumber pendanaan, sarana dan prasarana, serta kepegawaian dan dokumen kelurahan
dilakukan paling lambat 2 dua tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan. 3 Pengalihan pegawai kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat ditempatkan
sebagai sekretaris gampong, pegawai kecamatan, pegawai kabupatenkota, atau pegawai provinsi.
4 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dilakukan dengan qanun kabupatenkota.
5 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dilakukan dengan keputusan bupatiwalikota atau Keputusan Gubernur.
Pasal 268
Pendanaan kegiatan pemilihan GubernurWakil Gubernur, bupatiwakil bupati, dan walikotawakil walikota yang dilaksanakan pertama kali sejak Undang-Undang ini
diundangkan dibebankan pada APBN, APBA, dan APBK.
BAB XL KETENTUAN PENUTUP