Pasal 244
1 Gubernur, bupatiwalikota dalam menegakkan qanun dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dapat membentuk Satuan Polisi Pamong Praja.
2 Gubernur, bupatiwalikota dalam menegakkan qanun Syar’iyah dalam pelaksanaan syari’at Islam dapat membentuk unit Polisi Wilayatul Hisbah sebagai bagian dari Satuan
Polisi Pamong Praja. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan penyusunan organisasi Satuan Polisi
Pamong Praja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam qanun yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Pasal 245
1 Anggota Satuan Polisi Pamong Praja dapat diangkat sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil.
2 Penyidikan dan penuntutan terhadap pelanggaran atas qanun dilakukan oleh pejabat penyidik dan penuntut umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB XXXVI BENDERA, LAMBANG, DAN HIMNE
Pasal 246
1 Bendera Merah Putih adalah bendera nasional dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2 Selain Bendera Merah Putih sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Pemerintah Aceh dapat menentukan dan menetapkan bendera daerah Aceh sebagai lambang yang
mencerminkan keistimewaan dan kekhususan. 3 Bendera daerah Aceh sebagai lambang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bukan
merupakan simbol kedaulatan dan tidak diberlakukan sebagai bendera kedaulatan di Aceh.
4 Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk bendera sebagai lambang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dalam Qanun Aceh yang berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Pasal 247
1 Pemerintah Aceh dapat menetapkan lambang sebagai simbol keistimewaan dan kekhususan.
2 Ketentuan lebih lanjut mengenai lambang sebagai simbol sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam Qanun Aceh.
Pasal 248
1 Lagu Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan yang bersifat nasional dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2 Pemerintah Aceh dapat menetapkan himne Aceh sebagai pencerminan keistimewaan dan kekhususan.
3 Ketentuan lebih lanjut mengenai himne Aceh sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dalam Qanun Aceh.
BAB XXXVII PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENYELESAIAN
PERSELISIHAN Pasal 249
Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Aceh dan pemerintah kabupatenkota dilaksanakan oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 250
1 Gubernur menyelesaikan perselisihan jika terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antarkabupatenkota dalam Provinsi Aceh.
2 Menteri Dalam Negeri menyelesaikan perselisihan jika terjadi perselisihan antarprovinsi, antara provinsi dan kabupatenkota di wilayahnya, serta antara provinsi dan
kabupatenkota di luar wilayahnya. 3 Keputusan penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2
bersifat final dan mengikat.
BAB XXXVIII KETENTUAN LAIN-LAIN