1 Setiap pelimpahan wewenang Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah di Aceh disertai dengan dana.
2 Kegiatan dekonsentrasi di Aceh dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah yang ditetapkan oleh Gubernur.
3 Gubernur Aceh memberitahukan rencana kerja dan anggaran pemerintah yang berkaitan dengan tugas yang dilimpahkan dalam rangka dekonsentrasi kepada DPRA.
Pasal 199
1 Semua barang yang diperoleh dari dana dekonsentrasi menjadi barang milik negara. 2 Barang milik negara sebagaimana dimaksud ayat 1 dapat dihibahkan kepada
Pemerintah Aceh.
Pasal 200
1 Setiap tugas pembantuan dari Pemerintah kepada Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupatenkota, mukimgampong disertai dengan dana.
2 Kegiatan tugas pembantuan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan oleh Gubernurbupatiwalikota.
3 Gubernurbupatiwalikota memberitahukan rencana kerja dan anggaran Pemerintah yang berkaitan dengan tugas pembantuan kepada DPRADPRK.
Pasal 201
1 Semua barang yang diperoleh dari dana tugas pembantuan menjadi barang milik negara.
2 Barang milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dapat dihibahkan kepada Pemerintah Aceh, pemerintah kabupatenkota, dan mukimgampong.
BAB XXV TENTARA NASIONAL INDONESIA
Pasal 202
1 Tentara Nasional Indonesia bertanggung jawab menyelenggarakan pertahanan negara dan tugas lain di Aceh sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2 Pertahanan negara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi memelihara, melindungi dan mempertahankan keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan tugas lain di Aceh sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3 Pelaksanaan tugas lain sebagaimana dimaksud pada ayat 2 seperti penanggulangan
bencana alam, pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, serta tugas-tugas kemanusiaan lain dilakukan setelah berkonsultasi dengan Gubernur Aceh.
4 Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang bertugas di Aceh tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip universal hak asasi manusia dan menghormati budaya serta adat istiadat
Aceh.
Pasal 203
1 Tindak pidana yang dilakukan oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia di Aceh diadili sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2 Peradilan terhadap prajurit Tentara Nasional Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilakukan secara terbuka dan dibuka untuk umum kecuali undang-undang
menentukan lain.
BAB XXVI KEPOLISIAN
Pasal 204
1 Kepolisian di Aceh merupakan bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia. 2
Kepolisian di Aceh bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, dan melaksanakan
tugas lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.
3 Kebijakan ketenteraman dan ketertiban masyarakat di Aceh dikoordinasikan oleh Kepala Kepolisian Aceh kepada Gubernur.
4 Pelaksanaan tugas kepolisian di bidang ketenteraman dan ketertiban masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dipertanggungjawabkan oleh Kepala Kepolisian
Aceh kepada Gubernur. 5 Kepala Kepolisian Aceh bertanggung jawab kepada Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia atas pembinaan kepolisian di Aceh dalam kerangka pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 205
1 Pengangkatan Kepala Kepolisian Aceh dilakukan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan persetujuan Gubernur.
2 Persetujuan Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibuat secara tertulis dan disampaikan paling lama 14 empat belas hari kerja sejak surat permintaan persetujuan
diterima. 3 Dalam hal Gubernur tidak memberikan jawaban dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat 2, Kepala Kepolisian Republik Indonesia mengangkat Kepala Kepolisian di Aceh.
4 Dalam hal Gubernur menolak memberikan persetujuan, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia mengajukan satu kali lagi calon lain.
5 Pemberhentian Kepala Kepolisian Aceh dilakukan oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 206
Dalam keadaan mendesak untuk kepentingan keamanan, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat mengangkat pejabat sementara Kepala Kepolisian di Aceh sambil
menunggu persetujuan Gubernur.
Pasal 207
1 Seleksi untuk menjadi bintara dan perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia di Aceh dilaksanakan oleh Kepolisian Aceh dengan memperhatikan ketentuan hukum,
syari’at Islam dan budaya, serta adat istiadat dan kebijakan Gubernur Aceh. 2 Pendidikan dasar bagi calon bintara dan pelatihan umum bagi bintara Kepolisian Aceh
diberi kurikulum muatan lokal dan dengan penekanan terhadap hak asasi manusia. 3 Pendidikan dan pembinaan perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berasal
dari Aceh dilaksanakan secara nasional oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia. 4 Penempatan bintara dan perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia dari luar Aceh
ke Kepolisian Aceh dilaksanakan atas Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan memperhatikan ketentuan hukum, syari’at Islam, budaya, dan adat
istiadat.
BAB XXVII KEJAKSAAN