Kompetensi Auditor Internal Sistematika Penulisan

27 5. Wajib mematuhi standar profesi dan kode etik yang dikeluarkan oleh asosiasi audit internal. 6. Wajib menjaga kerahasiaan informasi danatau data Perseroan terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab unit audit internal kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan atau penetapanputusan Pengadilan. 7. Memahami prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko. 8. Senantiasa meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan profesionalismenya secara terus menerus.

2.1.7 Kompetensi Auditor Internal

Pada pernyataan standar umum pertama dalam SPKN, dinyatakan bahwa pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan. Ini berarti auditor wajib memiliki sikap kompetensi yang diperoleh melalui pengetahuan, keahlian, dan pengalaman. Menurut Arens 2003 kompetensi adalah kualitas pribadi yang harus dimiliki oleh seorang auditor yang diperoleh melalui latar belakang pendidikan formal auditing dan akuntansi, pelatihan kerja yang cukup dalam profesi dan akan ditekuninya dan selalu mengikuti pendidikan- pendidikan profesi yang berkelanjutan. Trotter 1986 dalam Mayangsari 2003 mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten mempunyai keahlian adalah orang yang dengan ketrampilannya 28 mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif, dan sangat jarang atau bahkan tidak pernah membuat kesalahan. Menurut Reni 2010 menunjukkan bahwa indikator kompetensi untuk auditor terdiri atas : 1 Komponen pengetahuan, merupakan komponen yang penting dalam suatu kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta dan prosedur-prosedur. 2 Memiliki kompetensi lain seperti kemampuan berkomunikasi, kreatifitas, kerja sama dengan orang lain. 3 Keahlian yang menyangkut objek pemeriksaan mengamati objek dan membandingkan dengan standar yang berlaku, kemudian menarik kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut merupakan inti pekerjaan pemeriksaan. 4 Keahlian yang menyangkut teknik atau cara melakukan pemeriksaan Seorang auditor harus memiliki kemampuan teknik atau cara melakukan pemeriksaan yang memungkinkan seorang auditor memperoleh informasi yang maksimal kualitas dan kuantitas tentang objek yang diperiksa dalam waktu yang terbatas. 5 Keahlian dalam menyampaikan hasil pemeriksaan Segala temuan, informasi dan data yang diperoleh dalam melaksanakan pemeriksaan harus disampaiakan seluruhnya kepada kepala pemerintahan dan pihak yang diperiksa. Untuk dapat menyampaikan hasil audit kepada kedua pihak tersebut diperlukan keahlian dan 29 kemahiran berbahasa secara baik, benar, efisien, teliti, dan cermat melalui laporan hasil pemeriksaan LHP. Sikap kompetensi diperlukan agar auditor dapat mencegah dengan cepat dan tepat ada atau tidaknya kecurangan serta trik-trik rekayasa yang dilakukan untuk melakukan kecurangan tersebut. Keahlian yang dimiliki auditor dapat menjadikannya lebih sensitif peka terhadap suatu tindak kecurangan Lastanti, 2005. Tirta dan Sholihin 2004 dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengetahuan tugas spesifik mempengaruhi kinerja auditor dalam menilai kecurangan dan kombinasi pengalaman serta pelatihan kecurangan akan meningkatkan kinerja auditor dalam menilai kecurangan. Ardini dan Sawarjuwono 2005 juga menyatakan untuk mengungkap kecurangan, auditor memerlukan kompetensi yang diperoleh dari keahliannya. Alim, dkk 2007 juga membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, di mana salah satu indikasi kualitas audit yang baik adalah jika kecurangan yang ada dalam audit tersebut dapat dideteksi.

2.1.8 Independensi Auditor Internal