10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran Fisika
Pembelajaran merupakan suatu proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi yang mereka miliki sehingga dapat memberikan manfaat bagi dirinya sendiri maupun sekitarnya. Hal ini sesuai dengan Pasal 3 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Sugihartono 2010: 80, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran sendiri memiliki ciri-ciri yaitu agar dapat memberikan pengalaman belajar,
menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, dan menginte- grasikan pembelajaran dengan situasi yang realistis dan relevan dengan
11 melibatkan pengalaman konkrit bagi peserta didik. Pengintegrasian
pembelajaran ini memungkinkan terjadinya transmisi sosial dan memanfaatkan media termasuk komunikasi lisan dan tertulis, sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses
komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluranmedia tertentu ke penerima. Pesan, sumber pesan, saluranmedia
dan penerima adalah komponen-komponen proses komunikasi yang tidak dapat dipisahkan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pem-
belajaran atau materi pelajaran yang ada di dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam
simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun non verbal. Apabila pesan yang diterima oleh penerima pesan atau peserta didik sama
dengan atau mendekati sama dengan pesan yang dimaksud oleh sumber pesan, maka komunikasi yang dalam hal ini mempunyai arti pembelajaran
dinyatakan efektif. Komunikasi dikatakan tidak efektif apabila penerima pesan menangkap makna yang berbeda dengan yang dimaksud oleh
sumber pesan. Fisika berasal dari kata physics yang berarti ilmu alam, yaitu
ilmu yang mempelajari tentang permasalahan alam secara fisis. Ahmad Abu Hamid 2004: 121 mengartikan fisika sebagai ilmu
thobiāah, yaitu ilmu yang memperlajari sifat dan perilaku alam. Fisika sebagai salah satu
mata pelajaran sains di sekolah diberikan untuk memberikan pemahaman
12 ilmu pengetahuan alam baik secara kualitatif maupun kuantitatif tentang
berbagai gejala, fenomena, maupun proses alam kepada peserta didik. Dengan mempelajari fisika, diharapkan wawasan dan pengetahuan
manusia dapat meningkat dan lebih khusus lagi peserta didik dapat mengetahui mengapa dan bagaimana terjadinya suatu peristiwa. Hal ini
didasarkan pada gambaran bahwa fisika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis.
Supriyadi 2010: 98 berpendapat bahwa pembelajaran fisika yang dapat menghasilkan hasil belajar yang bermakna adalah pembelajaran
yang tidak terlepas dari hakikat fisika itu sendiri. Secara keilmuan, hakikat fisika tidak akan lepas dari hakikat sains, karena fisika termasuk dalam
rumpun sains. Supriyono Koes 2003: 3 menyatakan bahwa pada hakikatnya, tujuan pembelajaran fisika adalah untuk membantu peserta
didik memperoleh sejumlah pengetahuan dasar yang digunakan secara fleksibel. Satu kata kunci untuk pembelajaran fisika adalah bahwa
pembelajaran fisika harus melibatkan peserta didik secara aktif untuk berinteraksi
dengan objek
konkret. Pembelajaran
fisika harus
mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berdasarkan pendapat para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran fisika di sekolah pada hakikatnya adalah kegiatan
mengkomunikasikan subjek belajar yang dalam hal ini adalah peserta didik dengan objek yang dipelajari, yaitu gejala atau fenomena yang
13 terjadi di alam secara ilmiah untuk memberikan pengalaman belajar dan
meningkatkan pengetahuan. Pembelajaran fisika tidak dapat terlepas dari kegiatan ilmiah, karena fisika sendiri termasuk ke dalam ilmu sains yang
dalam pembelajarannya melibatkan metode-metode dan sikap ilmiah.
2. Media