EFEKTIVITAS MEDIA REALIA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

(1)

Antun Sutarya

ii ABSTRAK

EFEKTIVITAS MEDIA REALIA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN

PENGUASAAN MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

ANTUN SUTARYA

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi di SMP N 19 Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa hasil belajar kelas VIII masih rendah yaitu hanya 22,22% siswa yang mencapai Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini diduga karena penggunaan media yang bervariasi sebagai alat bantu dalam pembelajaran masih jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahuai efektivitas media realia melalui model inkuiri terbimbing terhadap aktivitas belajar dan penguasaan materi siswa.

Desain penelitian ini adalah pretest post-test non-equivalen, dengan teknik

pengambilan sempel menggunakan cluster random sampling, terpilih kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Data penelitian yaitu data kuantitatif berupa data penguasaan materi yang diperoleh dari nilai pretes-postes kemudian dihitung dengan rumus skor N-Gain dan analisis data menggunakan uji–t pada taraf kepercayan 95%. Data kualitatif berupa data


(2)

Antun Sutarya

iii

aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa yang diambil dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa mengenai efektivitas media realia melalui model inkuiri terbimbing yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap penguasaan materi pada kelas yang menggunakan media realia melalui model inkuiri

terbimbing dengan ratat-rata pretes yaitu 3,11 meningkat menjadi rata-rata postes yaitu 7,78 dengan N-gain sebesar 68,54. Begitupun dengan aktivitas belajar siswa, dari lima aspek aktivitas belajar siswa yang diamati terbukti pada pertemuan pertama dengan nilai rata-rata aktivitas belajar sebesar 60,95 % meningkat menjadi 75,05 % pada peretemuan kedua. Sedangkan untuk tanggapan siswa mengenai efektivitas penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing secara umum siswa merasa senang dengan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian efektivitas media realia realia melalui model inkuiri terbimbing dapat peningkatan aktivitas belajar dan penguasaan materi siswa pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.

Kata kunci : media realia, model inkuiri terbimbing, struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, aktivitas belajar, dan penguasaan materi.


(3)

EFEKTIVITAS MEDIA REALIA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN

PENGUASAAN MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

(Studi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

ANTUN SUTARYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

EFEKTIVITAS MEDIA REALIA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN

PENGUASAAN MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

( Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2002/2013)

(Skripsi)

Oleh

ANTUN SUTARYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

viii

MOTTO



...



Jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu...

(Qs : Albaqoroh :45)

“ Mencari ilmu itu wajib hukumnya bagi muslimin dan

muslimat”

(HR. Ibnu Abdil Bari)

“ Syukuri

dengan apa yang didapat dan Ikhlas dengan apa

yang telah diberikan


(11)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. __________

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M.Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(12)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Antun Sutarya

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024008 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Desember 2012 Yang menyatakan

Antun Sutarya NPM. 0743024008


(13)

ix

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT, ku

persembahkan karya kecilku ini untuk :

Ambuku tercinta yang telah berjuang untuk kesuksesan anaknya. Jasa Ambu takan

mungkin dapat ananda balas walau sampai akhir hayat. Mudah-mudahan kelak

dapat membahagiakan dan dapat membuat Ambu bangga telah melahirkanku. Dan

untuk Alm. Abah terima kasih telah mengajariku arti hidup, walau hanya

sepenggal kisah.

Aa Nesan, Aa Dedih Suandi, Teteh Rohayati, Teteh Dedeh, Aa Erwin, Aa Oce Suharja,

Teteh Nenden, Teteh Oneng Mulyana, Aa Karnandi dan Aa Agus Tomi, haturnuhun

kanggo do’a, dukungan, nasehat sareng deudehna.

Semua ponakanku Neni Rochmadiawati, Agus Rochmadiawan, Erni Yunita, A.md.,

Dadang Kurniawan, Dista Wijaya, Deden Tatang, Ricky Karnandi, dan Riko

Maulidan terima kasih atas keceriaan, dukungan dan do’anya.

Para pendidik dan dosen yang terhormat.

Almamaterku tercinta.


(14)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MEDIA REALIA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING

TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

Nama Mahasiswa : Antun Sutarya Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024008

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd. NIP 19570803 198603 1 004 NIP. 197707152008012020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(15)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Fajar Bulan pada tanggal 8 April 1987 (Rabu Kliwon, 8 Sya”ban 1407 H), anak terakhir dari enam bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak M.Aleh (Alm.) dan Ibu Een.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1994 di SD Negeri 4 Fajar Bulan yang diselesaikan pada tahun 2000. Tahun 2000 diterima di SMP Negeri 1 Way Tenong yang diselesaikan pada tahun 2003. Tahun 2003 diterima SMA Negeri 1 Way Tenong yang diselesaikan tahun 2006. Pada tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur program Non-Reguler.

Selama menjadi mahasiswa penulis memiliki pengalaman berorganisasi yaitu sebagai anggota bidang Pendidikan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta) FKIP Unila selama dua periode yaitu tahun 2007/2008 dan

2008/2009. Pada tahun 2011, penulis melaksanakan program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 13 Bandar Lampung dan tahun 2012 peneliti

melakukan penelitian di SMPN 19 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(16)

x

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Efektivitas Media Realia Melalui Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2002/2013)” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unila.

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas atas saran dan masukannya. 5. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku pembimbing I yang pertama.

6. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I atas bimbingan, saran dan motivasinya.

7. Rini Rita T. Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan pembimbing ke II atas kesabaran, saran dan motivasinya.

8. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan.


(17)

xi

9. Tim seperjuangan dalam penelitian Rini Hardiyanti Afifah dan Ema Rochmaniar. S terimakasih atas kerjasama dan motivasinya.

10.Keluarga kecilku di kampus A.Rudhia, S.Pd., Nuris Mukhton, Fitriadi, S.Pd., Alm. Andre Faisol, Ema Yosi, Anisa Candra, S.Pd., dan Sahabat-sahabatku di kampus yaitu Lamudin, Achmad Fauzy, Enjelina, I Gede Suliwan, I Gede Suastika Yasa, S.Pd., Feri Ardianto, Wening Sudrazat, S.Pd., I Komang Suta Wijaya, I Gusti Putu Hendrawan, Septian Nurahman, Hendry Sianturi, Raka Septian, Nurvita Sari Samwar, Aria Seprinda, Ayu Amalia, Laila Kurniawati, pokoknya semua biologi angkatan 07 NR (yang tidak disebutkan jangan marah) serta semua kakak dan adik tingkat mahasiswa pendidikan Biologi Unila terimakasih atas kebersamaan, kasih sayang, keceriaan, dukungan, dan persaudaraan yang telah kita jalani selama ini, semoga Allah SWT kekalkan persaudaraan kita.Amiin.

11.Keluargaku di Asrama Madukoro bapak dan ibu Sunarto, Feriawan, Mangun Rudi, Aquin Sando, dan Nurhidayat terimakasih untuk kehangatan ukhuwah dan keceriaan yang telah mengukir senyum di hidupku.

12.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amiin.

Bandar Lampung, Desember 2012 Penulis


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan yang dimaksud belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Pada dasarnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi yang melibatkan tiga komonen pokok yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (murid) dan komponen pesan itu sendiri yaitu berupa materi pelajaran (Sanjaya, 2009:162). Kegiatan pembelajaran hendaknya memerlukan sumber belajar, sumber belajar tersebut salah satunya adalah media pembelajaran. Keberadaan media

pembelajaran dapat membantu siswa dan guru dalam menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2010: 171). Dengan demikian salah satu yang membuat siswa lebih aktif dalam belajar adalah keberadaan media pembelajaran.


(19)

2 Begitu pentingnya peran suatu media dalam kegiatan pemebelajaran bertolak belakang dengan keberadaan yang sebenarnya. Dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak guru yang jarang menggunakan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Guru lebih cenderung menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional dengan menggunakan metode ceramah. Memang

mendengarkan ceramah dari guru merupakan salah satu wujud interaksi, namun pembelajaran yang demikian kesan aktif pada diri siswa sangat terbatas. Padahal aktivitas belajar beragam jenisnya seperti berdiskusi dengan teman/guru,

berinteraksi dengan media, melakukan pengamatan, bertanya, menanggapi pertanyaan, membaca, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Kurangnya peran aktivitas siswa dalam pembelajaran inilah yang diduga menyebabkan tujuan pemebeajaran belum sepenuhnya tercapai. Oleh karena itu aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Seperti yang diungkapkan Suradi dalam Sardiman (2005: 15) bahwa salah satu ciri interaksi belajar mengajar adalah adanya aktivitas siswa yang merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Dalam diri siswa terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan tersebut ke perkembangan yang diharapkan melalui pembelajaran. Oleh karena itu, peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah menyediakan, menunjukan, dan membimbing siswa agar siswa berinteraksi dengan berbagai sumber belajar salah satunya yaitu media


(20)

3 pembelajaran. Dengan adanya media tersebut siswa akan banyak berinteraksi dan banyak beraktivitas dalam kegiatan pembelajaran (Komalasari, 2010: 111). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMP N 19 Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa penggunaan media yang bervariasi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran masih jarang dilakukan. Guru lebih sering menggunakan media gambar sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Padahal salah satu kelemahan media gambar adalah kurang mewakili keberadaan objek yang sesungguhnya karena hanya dapat dilihat saja. Hal inilah yang

menyebabkan aktivitas siswa kurang optimal, padahal aktivitas dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya dari penglihatan dan mendengarkan saja tetapi masih banyak aktivitas-aktivitas lain yang dibutuhkan. Kurang optimalnya aktivitas siswa inilah yang diduga menyebabkan hasil belajarpun belum sepenuhnya berhasil. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 4,65 dengan hanya delapan siswa atau 22,22% dari 36 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Sementara KKM yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 70.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan pembelajaran yang

menyediakan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas sendiri. Salah satunya adalah penggunaan media sebagai alat bantu dalam kegiatan

pembelajaran.Setiap media mempunyai keunggulan dan kelemahan, tidak semua media dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran karena setiap materi pelajaran


(21)

4 memiliki ciri khas tersendiri. Hal terpenting dalam penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, salah satunya dari tujuan pembelajaran adalah hasil belajar (Sanjaya, 2009:171).

Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif pada diri siswa kerena salah satu fungsi media pembelajaran adalah

menimbulkan minat/gairah siswa dalam belajar (Sadiman, 2005:17). Untuk itu gunakanlah media pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan

memungkinkan berinteraksi langsung dengan media tersebut karena aktivitas belajar merupakan syarat mutlak berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Salah satu media yang memungkikan siswa berinteraksi langsung dengan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu media realia. Media realia adalah benda yang masih dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, mungkin hidup (tumbuhan atau binatang), dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya (Uno, 2007: 117).

Dilihat dari uraian materi pokok Struktur dan Fungsi Jaringan, siswa dituntut untuk mengidentifikasi struktur beserta fungsi dari jaringan pada tumbuhan. Dalam mengidentifikasi macam-macam struktur dan bentuk jaringan pada

tumbuhan dapat dilakukan dengan cara pengamatan langsung menggunakan media realia atau media dalam bentuk nyata melalui pengamatan preparat dengan


(22)

5 Media realia dianggap cocok karena melalui media realia akan memberikan kesan pengalaman langsung pada diri siswa. Pengalaman langsung merupakan

pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitasnya. Melalui

pengalaman langsung akan melibatkan banyak indera seperti indera penglihatan, pendengaran , perasaan, penciuman, dan peraba. Pembelajaran semacam ini sangat bermanfaat sebab dengan mengalami secara langsung kemungkinan kesalahan persepsi akan dapat dihindari dan juga kecenderungan terhadap hasil yang diperoleh siswa siswa semakin konkret sehingga akan memiliki ketepatan yang tinggi (Sanjaya, 2009: 163).

Penggunaan media realia sangatlah penting digunakan walaupun hanya pada materi tertentu saja. Seperti yang diungkapkan Syaodih dan Ibrahim (1996: 118) bahwa untuk mencapai hasil optimal dalam proses pembelajaran adalah

digunakannya media yang bersifat langsung dalam bentuk objek nyata atau realia. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Ikawati (2010: 55) menunjukkan bahwa penggunaan media realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negri 01 Ngadiluwih Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2009/2010.

Pada dasarnya, dalam suatu kegiatan pembelajaran tidak luput dari suatu model pembelajaran. Penerapan suatu model dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu strategi untuk mencapai hasil yang optimal. Untuk itu penggunaan media realia kemungkinan cocok apabila dikolaborasikan dengan model inkuiri terbimbing, karena sumber belajar melalui proses pengamatan secara langsung


(23)

6 dapat membuat siswa lebih aktif dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pada proses pembelajaran model inkuiri terbimbing, peserta didik diberi

stimulus/rangsang agar dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga banyak melakukan kegiatan dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah dalam bimbingan guru (Rohani dan Ahmadi, 38: 1995). Pada pembelajaran inkuiri terbimbing siswa diberi kebebasan untuk beraktivitas sendiri seperti bekerjasama dengan teman, mencari masalah dan menyelesaikannya sendiri, memaparkan hasil diskusi, berpendapat, dan sebagainya. Penelitian Yuliasari (2011:71) menunjukkan bahwa penerapan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII.B MTS Nurul Ulum Gadingrejo tahun pelajaran

2010/2011.

Oleh karena itu, peneliti menganggap perlu adanya penelitian dengan penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas siswa dan penguasaan materi siswa terutama pada uraian materi pokok struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Karena melalui media realia siswa dapat mengamati ciri-ciri objek secara langsung sedangkan model inkuiri terbimbing

pembelajarannya akan berpusat pada siswa yang akan menyebabkan siswa terlibat secara mental maupun fisik.


(24)

7 B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa?

2. Apakah penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan penguasaan materi?

3. Bagaimana tanggapan siswa mengenai penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Efektivitas penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Efektivitas penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing dalam meningkatkan penguasaan materi.

3. Tanggapan siswa mengenai penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing.


(25)

8 D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 1. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman yang sangat berharga sebagai calon guru dalam menggunakan media realia melalui model inkuiri terbimbing. 2. Bagi siswa

Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan media realia, sehingga pembelajaran tidak monoton.

3. Bagi guru

Memberikan sumbangan pemikiran dan menjadi alternatif yang dapat

diterapkan di kelas untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi.

4. Bagi sekolah

Memberikan informasi dalam bentuk penggunaan media realia dan model pembelajaran yang dibutuhkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah itu sendiri.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Efektivitas dalam penelitian ini dapat diartikan adanya kesesuaian antara

penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing dengan sasaran yang dituju.


(26)

9 2. Media realia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah preparat jaringan

tumbuhan.

3. Aktivitas siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang meliputi kemampuan mengemukakan pendapat/ide, kemampuan bertanya, bekerjasama dengan teman, melakukan kegiatan diskusi, membuat kesimpulan dan mempresentasikan hasil diskusi.

4. Penguasaan materi yang diukur adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi yang diperoleh dari nilai rata-rata pretest, rata-rata postest dan N-gain. 5. Penelitian teridri atas 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

mana pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media realia melalui Model inkuiri terbimbing sedangkan pada kelas kontrol menggunakan media gambar melalui model inkuiri terbimbing.

F. Kerangka Pikir

Belajar adalah suatu proses dimana siswa harus aktif, sehingga wajar apabila aktivitas siswa dijadikan syarat mutlak dalam kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya aktivitas kegiatan pembelajaran tidak akan berlangsung baik. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa, maka semakin baik pula hasil dari kegiatan pembelajaran. Aktivitas dalam kegiatan pembelajaran memberikan kesan

pengalaman langsung pada diri siswa, sehingga dengan mengalami secara

langsung kemungkinan kesalahan persepsi dapat dihindari dan memiliki ketepatan yang tinggi.


(27)

10 Salah satu pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada diri siswa adalah digunakannya alat bantu dalam proses pembelajaran yaitu media realia. Media realia kemungkinan cocok digunakan dalam uraian materi pokok Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan, melalui media realia pembelajaran akan menjadi bermakna sehingga sulit untuk dilupakan karena siswa terlibat langsung dalam pengamatan.

Proses pembelajaran tidak lepas dari model pembelajaran, karena model

pembelajaran merupakan cara dengan langkah-langkah yang khas untuk mencapai hasil yang optimal dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang

menggunakan media realia kemungkinan akan cocok apabila dikolaborasikan dengan model inkuiri terbimbing. Melalui model inkuiri terbimbing siswa dirangsang menjadi lebih aktif, sedangkan media realia dijadikan sebagai objek dalam pengamatan.

Variabel dalam penelitian ini adalah 1 variabel bebas dan 2 variabel terikat. Penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing sebagai variabel bebas sedangkan aktivitas belajar siswa sebagai variabel terikat 1 dan penguasaan materi sebagai variabel terikat 2. Hubungan anatara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukan pada bagan dibawah ini.


(28)

11

Keterangan : X : Penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing

Y1 : Aktivitas belajar siswa Y2 : Penguasaan materi

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan terikat

G. Hipotesis

1. Ho : Penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing tidak efektif dalam meningkatkan penguasaan materi siswa.

H1 : Penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing efektif dalam

meningkatkan penguasaan materi siswa.

2. Penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing.

Y1 X


(29)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Realia

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah dan Zain, 2006: 136). Sedangkan menurut Rohani (1997: 3) media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

Prinsip pokok penggunaan media dalam pembelajaran adalah bahwa media digunakan dan dirahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus

diperhatikan, diantaranya:

1) Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dandiarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. 3) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi

siswa.


(30)

13

5) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya (Sanjaya, 2009:171-172).

Media pembelajaran beragam jenisnya, salah satunya adalah media realia. Media realia adalah benda yang masih berada dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, mungkin hidup (tumbuhan atau binatang), dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud aslinya. Jadi media realia adalah benda dalam wujud asli yang dapat digunakan sebagai bahan belajar (Uno, 2007: 117). Media realia yaitu dapat berupa spesimen meliputi makhluk hidup baik yang masih hidup maupun yang sudah mati.

Adapun spesimen makhluk hidup yang masih hidup dapat berupa : 1) Ikan dan tumbuh-tumbuhan dalam aquarium.

2) Terrarium dengan hewan darat dan tumbuhan. 3) Berbagai binatang dalam kebun binatang.

4) Berbagai tumbuh-tumbuhan dalam kebun percobaan. 5) Insektarium berupa kotak kaca yang berisi serangga.

Sedangkan spesimen makhluk yang sudah mati antara lain berupa : 1) Herbarium.

2) Diorama, yaitu pameran hewan dan tumbuhan yang telah dikeringkan dengan kedudukaan seperti aslinya di alam dan sekitarnya.

3) Taksidemi, yaitu kulit hewan yang dibentuk kembali sesuai aslinya setelah kulit dikeringkan dan isinya diganti dengan benda lain.


(31)

14

5) Awetan dalam cairan plastik (bioplatik), maksudnya makhluk yang sudah mati disimpan dalam cairan plastik semula cair lalu membeku (Rohani, 1997:18-19).

Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam menggunakan media realia ini yaitu:

1) Keuntungan

a. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka menggunakan sebanyak mungkin alat indera.

2) Kelemahan

a. Membawa murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya. b. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata

kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam menggunakanya.

c. Tidak selalu dapat memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajar harus didukung pula dengan media lain (Syaodih dan Ibrahim, 1996 : 119).


(32)

15

B. Model Inkuiri Terbimbing

Menurut Sumiati dan Asra (2008:103) inkuiri artinya penyelidikan, melalui penyelidikan siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan. Sementara Kourilsky (dalam Hamalik, 2010: 220) mendefinisikan bahwa pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa, kelompok siswa inquiry diberi suatu isu atau masalah-masalah dan kemudian dituntut untuk mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari pembelajaran inkuiri yaitu : Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa

diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, tujuan dari penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat

menggunakan potensi yang dimilikinya (Sanjaya, 2009: 194-195).

Dalam pelaksanaannya pembelajaran inkuiri dibagi dalam tahap-tahap yaitu sebagai berikut: siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok mendapat tugas tertentu untuk dikerjakan, kemudian mempelajari atau meneliti


(33)

16

dan mendiskusikanya, setelah itu dibuat laporan, hasil laporan tersebut dipaparkan sehingga terjadilah diskusi secara luas, dan kemudian

dirumuskanlah kesimpulan. Adapun keunggulan dari pembelajaran inkuiri yaitu :

1) Dapat membentuk dan mengembangkan ”self-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif, dan merumuskan hipotesanya sendiri.

5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. 6) Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. 8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9) Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional.

10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi (Roestiyah, 2008: 75-77). Hanafiah dan Suhana (2009: 79) mengungkapkan beberapa kelemahan inkuiri sebagai berikut :

1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.


(34)

17

2) Keadaan di kelas kita kenyataannya gemuk jumlah siswanya maka metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.

3) Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka model inkuiri ini akan mengecewakan.

4) Ada kritik, bahwa proses dalam metode inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memerhatikan perkembangan dan keterampilan siswa.

Pelaksanaan model inkuiri mempunyai tiga macam cara, yaitu: 1) Inkuiri terbimbing.

Pada inkuiri terpimpin pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk yang diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari suatu pertanyaan inti. Dari jawaban yang dikemukakan, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan pendapat yang telah

dikemukakan. 2) Inkuiri bebas.

Dalam hal ini siswa melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang scientis. Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen (penyelidikan) dilakukan sendiri, dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri. 3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi.

Berdasarkan masalah yang diajukan guru, dengan konsep atau teori yang sudah dipahami siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan kebenarannya (Ali, 2002: 87).


(35)

18

C. Aktivitas Belajar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas berarti ”kegiatan atau keaktifan”. Sedangkan aktivitas belajar menurut Sanjaya (2009: 130) adalah aktivitas yang tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Hal serupa diungkapkan Rohani (2004: 6) bahwa aktivitas belajar siswa dibagi 2, yaitu: 1) Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat

sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat, atau hanya pasif.

2) Aktivitas psikis (kejiwaan) ialah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau benyak berfungsi dalam rangka pengajaran.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Seperti yang di ungkapkan Suradi (dalam Sardiman, 2005: 15) bahwa salah satu ciri

interaksi belajar mengajar adalah adanya aktivitas siswa yang merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

Aktivitas tidak cukup hanya mendengar dan mencatat saja, tetapi perlu ada aktivitas-aktivitas lain. Diedrich (dalam Hamalik, 2010: 172-173)

mengklasifikasikan aktivitas yaitu sebagai berikut. 1) Kegiatan-kegiatan visual

membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperiman, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.


(36)

19

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan intrupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan,

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4) Kegiatan-kegiatan menulis.

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar

Mengambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6) Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. 7) Kegiatan-kegiatan mental

Merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8) Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.


(37)

20

Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dewasa ini asas aktivitas lebih ditonjolkan, sehingga aktivitas siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai. Seperti yang diungkapkan Hamalik (2010: 12) Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar. D. Penguasaan Materi

Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan

kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Bahkan keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi (Sanjaya, 2008: 141-142).

Penguasaan materi merupakan tingkat ranah kognitif, Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut: 1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari

dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2) Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3) Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.


(38)

21

4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya menguraikan masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6) Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Penguasaan materi merupakan tujuan akhir daripada kegiatan pembelajaran, untuk mencapai hasil yang optimal perlu beberapa prinsip belajar yang baik. Menurut Skinner (dalam Harjanto, 2006: 170-173) beberapa prinsip belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1) Persiapan belajar (pre learning preparation) 2) Motivasi (motivation)

3) Perbedaan individual (individual differences) 4) Kondisi pengajaran (instructional condition) 5) Partisipasi aktif (active participation)

6) Cara pencapaian yang berhasil (successful achievement) 7) Hasil yang sudah diperoleh (knowledge of results) 8) Latihan (practice)

9) Kadar bahan yang diberikan (rate of presenting materiil) 10)Sikap pengajar (instructo’s attitude)


(39)

49

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpukan bahwa: 1. Pengguanaan media realia melalui model inkuiri terbimbing efektif dalam

meningkatkan penguasaan materi siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung pada materi pembelajaran Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.

2. Pengguanaan media realia melalui model inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung pada materi pembelajaran Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.

3. Sebagian besar siswa (97,2%) menanggapi hal positif mengenai penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing. B. Saran

dalam penelitian ini terdapat kekurangan sehingga peneliti menyarankan sebaiknya:

1. Dalam proses pembelajaran, hendaknya menggunakan mikroskop elektrik dalam pengamatan jaringan tumbuhan. Karena dengan menggunakan mikroskop elektrik cahaya yang diperoleh selalu stabil dibandingkan dengan mikroskop cahaya manual yang tergantung dengan keadaan sumber cahaya sekitar.


(40)

50

2. Dianjurkan pada saat melakukan pengamatan, hendaknya mikroskop yang digunakan lebih dari satu untuk setiap kelompoknya.

3. Dianjurkan pada saat melakukan pengamatan, hendaknya setiap kelompok dibimbing oleh 1 guru pembimbing untuk memandu dalam proses


(41)

51

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2002. Guru dalam Proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Mrlin. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman: Newyork.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Belina. W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Djamrah, S. B. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamrah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi belajar mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2010. Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi aksara. Harjanto. 2006. Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hanafiah, N dan Suhana, C. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ikawati, A. 2010. Penggunaan Media Realia Dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasanluas Dan Keliling Bangun Datar Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 01 Ngadiluwih Kecamatan Matesih

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.


(42)

52

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontektual. Bandung: Refika aditama. Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Aditama.

Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Yogyakarta: Gava Media.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Roestiyah, N. K. 2008 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rohani, A. 1997. Media instruksional edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Rohani, A. 2004. Pengelolaan pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Rohani, A dan Abu, A. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sadiman, A. S., Raharjo, R., Haryanto, A., Rahardjito. 2005. Media Pendidikan.

Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, W. 2009. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta : kencana.

Sardiman a.m. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Syaodih dan Ibrahim, R. 1996. Perencanaan pengajaran. Jakarta ; Rineka Cipta Uno, H. B. 2007.Profesi Kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Yuliasari. 2011. Penerapan Model inquiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Bandar Lampung : Unila.


(1)

Seseorang dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses belajarnya. Dewasa ini asas aktivitas lebih ditonjolkan, sehingga aktivitas siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai. Seperti yang diungkapkan Hamalik (2010: 12) Adanya peningkatan aktivitas belajar maka akan meningkatkan hasil belajar.

D. Penguasaan Materi

Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan

kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Bahkan keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi (Sanjaya, 2008: 141-142).

Penguasaan materi merupakan tingkat ranah kognitif, Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut: 1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari

dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2) Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3) Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.


(2)

21 4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya menguraikan masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

6) Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Penguasaan materi merupakan tujuan akhir daripada kegiatan pembelajaran, untuk mencapai hasil yang optimal perlu beberapa prinsip belajar yang baik. Menurut Skinner (dalam Harjanto, 2006: 170-173) beberapa prinsip belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1) Persiapan belajar (pre learning preparation) 2) Motivasi (motivation)

3) Perbedaan individual (individual differences) 4) Kondisi pengajaran (instructional condition) 5) Partisipasi aktif (active participation)

6) Cara pencapaian yang berhasil (successful achievement) 7) Hasil yang sudah diperoleh (knowledge of results) 8) Latihan (practice)

9) Kadar bahan yang diberikan (rate of presenting materiil) 10)Sikap pengajar (instructo’s attitude)


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpukan bahwa: 1. Pengguanaan media realia melalui model inkuiri terbimbing efektif dalam

meningkatkan penguasaan materi siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung pada materi pembelajaran Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.

2. Pengguanaan media realia melalui model inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung pada materi pembelajaran Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.

3. Sebagian besar siswa (97,2%) menanggapi hal positif mengenai penggunaan media realia melalui model inkuiri terbimbing.

B. Saran

dalam penelitian ini terdapat kekurangan sehingga peneliti menyarankan sebaiknya:

1. Dalam proses pembelajaran, hendaknya menggunakan mikroskop elektrik dalam pengamatan jaringan tumbuhan. Karena dengan menggunakan mikroskop elektrik cahaya yang diperoleh selalu stabil dibandingkan dengan mikroskop cahaya manual yang tergantung dengan keadaan sumber cahaya sekitar.


(4)

50

2. Dianjurkan pada saat melakukan pengamatan, hendaknya mikroskop yang digunakan lebih dari satu untuk setiap kelompoknya.

3. Dianjurkan pada saat melakukan pengamatan, hendaknya setiap kelompok dibimbing oleh 1 guru pembimbing untuk memandu dalam proses


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 2002. Guru dalam Proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido.

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan W. Mrlin. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman: Newyork.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Belina. W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Djamrah, S. B. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamrah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi belajar mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2010. Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi aksara. Harjanto. 2006. Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hanafiah, N dan Suhana, C. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ikawati, A. 2010. Penggunaan Media Realia Dalam Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasanluas Dan Keliling Bangun Datar Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 01 Ngadiluwih Kecamatan Matesih

Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta.


(6)

52

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontektual. Bandung: Refika aditama. Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Aditama.

Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Yogyakarta: Gava Media.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Jakarta: Gramedia.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Roestiyah, N. K. 2008 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rohani, A. 1997. Media instruksional edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Rohani, A. 2004. Pengelolaan pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Rohani, A dan Abu, A. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sadiman, A. S., Raharjo, R., Haryanto, A., Rahardjito. 2005. Media Pendidikan.

Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Sanjaya, W. 2009. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta : kencana.

Sardiman a.m. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Syaodih dan Ibrahim, R. 1996. Perencanaan pengajaran. Jakarta ; Rineka Cipta Uno, H. B. 2007.Profesi Kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Yuliasari. 2011. Penerapan Model inquiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Bandar Lampung : Unila.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

0 6 47

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar L

0 19 65

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 18

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA REALIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

1 28 54

PENGARUH PENGUNAAN METODE DISKUSI MELALUI MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Eksperimen Siswa Kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 55

EFEKTIVITAS MEDIA REALIA MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013)

0 2 42

PENGARUH PENGUNAAN METODE DISKUSI MELALUI MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Eksperimen Siswa Kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 61

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Talang Padang Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 59

PENGARUH PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUBUH TUMBUHAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Merbau Mataram, Lampung Selatan T.P 2012/2013)

0 15 81

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL MELALUI MODEL TPS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013)

0 6 46