Analisis Univariat Hasil Penelitian

46 4.1.3.5 Pengadukan Batu yang sudah disiram dengan air kemudian perlu dilakukan pengadukan supaya cepat kering dan menjadi kapur. 4.1.3.6 Pengemasan Adalah proses pengepakan kapur yang telah jadi ke dalam karung untuk kemudian siap dipasarkan, atau ditumpuk di gudang terlebih dahulu. 4.1.3.7 Pemasaran Lokasi pemasaran dari hasil produksi di tempat ini mencakup wilayah Blora, Madiun, Rembang, Pati dan sekitarnya.

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 38 responden di tempat pembuatan gamping UD Telaga Agung, desa Tambaksari, Blora, didapatkan data hasil penelitian yang kemudian akan dianalisis secara univariat dan bivariat.

4.2.1 Analisis Univariat

Hasil analisis univariat meliputi : 4.2.1.1 Karakteristik responden Karakteristik responden meliputi umur, masa kerja, riwayat penyakit, kebiasaan merokok, penggunaan alat pelindung diri, dan status gizi. 4.2.1.1.1 Umur Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang mempunyai umur rata-rata 40 tahun lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja yang mempunyai umur ≤ 40 tahun tabel 8. 47 Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur No Umur responden tahun Jumlah Persentase 1 ≤ 40 8 21 2 40 30 79 Jumlah 38 100,0 Dari tabel 8 diketahui umur responden ≤ 40 tahun sebanyak 8 orang 21, dan umur responden 40 tahun sebanyak 30 orang atau sebesar 79 gambar 5. Gambar 5 Distribusi Frekuensi Umur Responden 4.2.1.1.2 Pendidikan Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja dengan pendidikan rata-rata SD atau tidak tamat lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja dengan pendidikan rata-rata SMP atau SMA tabel 9. Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Persentase 1 Tidak tamat SD 14 37 2 SD 15 40 3 SMP 7 19 4 SMA 2 5 48 Jumlah 38 100,0 Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai pendidikan tidak tamat SD sebanyak 14 orang atau sebesar 37 , yang mempunyai pendidikan SD sebanyak 15 orang atau sebesar 40, yang mempunyai pendidikan SMP sebanyak 7 orang atau sebesar 29 , dan yang mempunyai pendidikan SMA sebanyak 2 orang atau sebesar 5 gambar 6. Gambar 6 Distribusi Frekuensi Pendidikan 4.2.1.1.3 Riwayat Penyakit Riwayat penyakit pernafasan dari 38 responden didapatkan hasil bahwa semua responden 100 tidak memiliki riwayat penyakit pernafasan sebelum bekerja di UD Telaga Agung, desa Tambaksari, Blora. 4.2.1.1.4 Kebiasaan Merokok Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang mempunyai kebiasaan merokok lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja yang tidak mempunyai kebiasaan merokok tabel 10. 49 Tabel 10 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kebiasaan Merokok No Kebiasaan Merokok Jumlah Persentase 1 Merokok 24 63 2 Tidak merokok 14 37 Jumlah 38 100,0 Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 24 orang atau sebesar 63 , dan yang tidak mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 14 orang atau sebesar 37 gambar 7. Gambar 7 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Merokok 4.2.1.1.5 Penggunaan Alat Pelindung Diri Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang tidak memakai alat pelindung diri lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja yang memakai alat pelindung diri tabel 11. Tabel 11 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Penggunaan APD No Penggunaan APD Jumlah Persentase 1 Memakai 18 47 50 2 Tidak memakai 20 53 Jumlah 38 100,0 Dari tabel 11 dapat diketahui bahwa responden yang memakai alat pelindung diri pada saluran pernafasan masker sebanyak 18 orang atau sebesar 47, dan yang tidak memakai alat pelindung diri pada saluran pernafasan masker sebanyak 20 orang atau sebesar 53 gambar 8. Gambar 8 Distribusi Frekuensi Penggunaan Alat Pelindung Diri 4.2.1.1.6 Status Gizi Status Gizi pada 38 responden di UD Telaga Agung, desa Tambaksari, Blora didapatkan hasil bahwa semua responden 100 memiliki status gizi baik atau normal. Hal itu dibuktikan dengan tidak adanya responden yang memiliki indeks massa tubuh dibawah atau diatas normal. 4.2.1.1.7 Masa Kerja Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang mempunyai masa kerja ≥ 5 tahun lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja yang mempunyai masa kerja 5 tahun tabel 12. 51 Tabel 12 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Masa Kerja No Masa Kerja Jumlah Persentase 1 5 tahun 18 47 2 ≥ 5 tahun 20 53 Jumlah 38 100,0 Dari tabel 12 diketahui bahwa responden yang mempunyai masa kerja dibawah 5 tahun sebanyak 18 orang atau sebesar 47 , dan yang mempunyai masa kerja diatas dan sama dengan 5 tahun sebanyak 20 orang atau sebesar 53 gambar 9. Gambar 9 Distribusi Frekuensi Masa Kerja 4.2.1.2 Pengukuran Kadar Debu Dari hasil pengukuran menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang bekerja pada titik kadar debu diatas NAB lebih banyak dibanding dengan tenaga kerja yang bekerja pada titik kadar debu dibawah NAB tabel 13. 52 Tabel 13 Distribusi Frekuensi Pengukuran Kadar Debu No Kadar Debu Jumlah Persentase 1 Dibawah NAB 17 45 2 Diatas NAB 21 55 Jumlah 38 100,0 Berdasarkan tabel 13 tampak bahwa persentase responden yang bekerja pada titik dengan kadar debu dibawah NAB, sebanyak 17 responden 45, sedangkan responden yang bekerja pada titik dengan kadar debu diatas NAB sebanyak 21 responden atau sebesar 55 gambar 10. Gambar 10 Distribusi Frekuensi Kadar Debu 4.2.1.3 Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru Dari hasil pengukuran kapasitas vital paru menunjukkan bahwa dari 38 tenaga kerja yang mempunyai kapasitas vital paru normal ternyata lebih banyak 53 dibanding dengan tenaga kerja yang mempunyai kapasitas vital paru tidak normal tabel 14. Tabel 14 Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru Responden No Kriteria Jumlah Persentase 1 Normal 26 68 2 Tidak Normal 12 32 Jumlah 38 100,0 Berdasarkan tabel 14, tampak bahwa masing-masing responden memiliki kapasitas vital paru yang bervariasi, yaitu sebanyak 26 orang 68 memiliki kapasitas vital paru yang normal sedangkan yang lainnya yaitu sebanyak 12 orang 32 memiliki kapasitas vital paru yang tidak normal gambar 11 Gambar 11 Distribusi Frekuensi Kapasitas Vital Paru

4.2.2 Analisis Bivariat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Paparan Debu serta Kondisi Fisik Lingkungan Kerja terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja di PTP Nusantara III (Persero) PKS Rambutan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

7 67 168

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014

3 31 145

Faktor – faktor yang berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada pekerja di industri percetakan Mega Mall Ciputat tahun 2013

4 23 154

HUBUNGAN ANTARA KADAR DEBU DAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BAGIAN PENGAMPLASAN UD. PUTRA KUSUMA JATI DI KELURAHAN JEPON KABUPATEN BLORA

1 35 78

PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS FUNGSI PARU PEKERJA DI PERUSAHAAN KASUR KAPUK X SUKOHARJO

5 18 73

HUBUNGAN LAMA PAPARAN DEBU KAYU DAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN PENURUNAN KAPASITAS Hubungan lama paparan debu kayu dan kedisiplinan pemakaian masker dengan penurunan kapasitas fungsi paru pada pekerja mebel ud. mita furniture kalinyamatan jepara

0 2 11

Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bagian Produksi Kawasan Industri Peleburan Logam Pesarean Tegal.

0 0 1

(ABSTRAK) PENGARUH PAPARAN DEBU GAMPING TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA GAMPING UD TELAGA AGUNG DESA TAMBAKSARI BLORA.

0 0 2

Pengaruh Paparan Gas SOx Terhadap Kapasitas Vital Paru Pedagang Buku Sriwedari Surakarta.

1 1 6