Gambaran Umum HASIL PENELITIAN

42

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Gambar 3 Lokasi UD Telaga Agung Desa Tambaksari Blora UD Telaga Agung merupakan industri kecil yang memproduksi gamping bakar yang berdiri sejak tahun 1986.UD Telaga Agung terletak di jalan raya Blora – Rembang km 5,5 tepatnya di desa Tambaksari Blora. UD Telaga Agung merupakan industri informal yang memproduksi gamping bakar yang digunakan untuk bahan baku pembuatan cat dan sebagai campuran bahan bangunan. Hasil 43 dari produksi pengolahan gamping sekarang ini bukan hanya dijual di wilayah Desa Tambaksari saja tetapi sudah dijual hingga keluar Jawa sehingga dapat menambah keuntungan. UD Telaga Agung berdiri diatas tanah seluas 8.178 m 2 yang dibagi menjadi tempat bahan baku, tempat produksi, tempat pengepakan, gudang penyimpanan, serta kantor dan tempat istirahat pekerja. Fasilitas bagi para pekerja yang ada di UD Telaga Agung terdiri dari kamar mandi, mushola dan tempat istirahat yang masih sangat sederhana. UD Telaga Agung merupakan salah satu bntuk usaha informal sehingga di UD Telaga Agung tidak ada semacam perjanjian kerja antara pekerja dan pemilik usaha, sehingga perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk melindungi pekerjanya dari berbagai macam risiko yang ada di tempat kerja, seperti pemberian asuransi atau jaminan kesehatan. Kapasitas produksi dalam sekali pembakaran rata-rata menghasilkan 60 m 3 gamping bakar. Jumlah karyawan yang bekerja di UD Telaga Agung berjumlah 38 orang, dan bisa bertambah bila permintaan gamping meningkat. Jam kerja dimulai pukul 07.00 sampai pukul 17.00 dengan istirahat satu jam yaitu 12.00 sampai 13.00, dan hari libur karyawan adalah satu hari dalam satu minggu yaitu hari jum’at. 4.1.2 Proses Produksi Proses produksi pembuatan gamping di UD Telaga Agung terdiri dari 6 tahap yaitu pengisian ke dalam tanur, pembakaran, pembongkaran, penyiraman dengan air, penadukan dan yang terakhir adalah pengemasan, dan setelah itu 44 gamping siap dipasarkan. Pada tahapan tersebut yang memakan waktu paling lama adalah tahap atau proses pembakaran, yang bisa memerlukan waktu sampai 3 hari. Kondisi pekerja pada penelitian ini pekerja bekerja pada di lingkungan kerja yang berdebu dan bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri atau mengunakan alat pelindung diri seadanya. 4.1.3 Alur Pekerjaan Gambar 4 Alur Proses PengolahanBatu Gamping di UD Telaga Agung Blora Pembongkaran Penyiraman air Pembakaran Pengemasan Pengisian ke tanur Pengadukan Pemasaran 45 4.1.3.1 Pengisian Batu gamping yang berasal dari tambang atau alam disusun rapi diatas tanur atau tungku api. Bahan baku yaitu berupa batu diisikan kedalam tanur dan ditata sedemikian hingga menjadi tumpukan batu yang siap untuk dibakar. 4.1.3.2 Pembakaran Adalah proses pembakaran batu gamping yang telah tersusun di tanur selama 36 sampai 48 jam. Pada proses pembakaran dilakukan selama 2 hari 2 malam sampai batu yang sudah ditata tersebut bisa matang. Dalam pembakaran ini menggunakan bahan bakar kayu dan tanur harus terus menyala selama proses pembakaran. 4.1.3.3 Pembongkaran Adalah proses pembongkaran batu gamping yang telah dibakar diatas tanur, untuk selanjutnya dipindahkan dari atas tanur. Pembongkaran dilakukan apabila batu yang sudah dibakar tersebut telah matang. Proses pembongkaran biasanya dilakukan 20 orang. 4.1.3.4 Penyiraman dengan Air Untuk proses pembuatan kapur padam maka perlu dilakukan penyiraman dengan air supaya batu yang sudah matang tersebut dapat diolah dan dapat menghasilkan kapur padam. Batu gamping yang telah dibakar tersebut lalu disiram dengan air dingin supaya menjadi gamping atau kapur bubuk. Batu gamping yang tidak bisa berubah menjadi gamping atau bubuk kapur akan dipisahkan dari gamping yang siap dikemas. 46 4.1.3.5 Pengadukan Batu yang sudah disiram dengan air kemudian perlu dilakukan pengadukan supaya cepat kering dan menjadi kapur. 4.1.3.6 Pengemasan Adalah proses pengepakan kapur yang telah jadi ke dalam karung untuk kemudian siap dipasarkan, atau ditumpuk di gudang terlebih dahulu. 4.1.3.7 Pemasaran Lokasi pemasaran dari hasil produksi di tempat ini mencakup wilayah Blora, Madiun, Rembang, Pati dan sekitarnya.

4.2 Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Pekerja dan Paparan Debu serta Kondisi Fisik Lingkungan Kerja terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja di PTP Nusantara III (Persero) PKS Rambutan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

7 67 168

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja Pengolahan Batu Split PT. Indonesia Putra Pratama Cilegon Tahun 2015

2 10 133

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bengkel Las di Kelurahan Cirendeu, Tahun 2014

3 31 145

Faktor – faktor yang berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru (KVP) pada pekerja di industri percetakan Mega Mall Ciputat tahun 2013

4 23 154

HUBUNGAN ANTARA KADAR DEBU DAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA BAGIAN PENGAMPLASAN UD. PUTRA KUSUMA JATI DI KELURAHAN JEPON KABUPATEN BLORA

1 35 78

PENGARUH PAPARAN DEBU KAPAS TERHADAP KAPASITAS FUNGSI PARU PEKERJA DI PERUSAHAAN KASUR KAPUK X SUKOHARJO

5 18 73

HUBUNGAN LAMA PAPARAN DEBU KAYU DAN KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER DENGAN PENURUNAN KAPASITAS Hubungan lama paparan debu kayu dan kedisiplinan pemakaian masker dengan penurunan kapasitas fungsi paru pada pekerja mebel ud. mita furniture kalinyamatan jepara

0 2 11

Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Bagian Produksi Kawasan Industri Peleburan Logam Pesarean Tegal.

0 0 1

(ABSTRAK) PENGARUH PAPARAN DEBU GAMPING TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PEKERJA GAMPING UD TELAGA AGUNG DESA TAMBAKSARI BLORA.

0 0 2

Pengaruh Paparan Gas SOx Terhadap Kapasitas Vital Paru Pedagang Buku Sriwedari Surakarta.

1 1 6