10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pencemaran Udara
2.1.1 Pengertian Pencemaran Udara
Menurut Chambers dan Masters dalam H.J. Mukono 2000:14, yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau
kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung dan diukur serta
dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi, dan material. Menurut Wisnu Arya Wardhana 2004:27, pencemaran udara adalah
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan komposisi udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan
atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan
tumbuhan. Bila keadaan seperti tersebut terjadi maka udara dikatakan telah tercemar.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan bahwa
pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, danatau komponen lain ke udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya H.J. Mukono, 2000:14.
11
2.1.2 Penyebab Pencemaran Udara
Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar fosil minyak menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran Wisnu
Arya Wardhana, 2004:28. Menurut Wisnu Arya Wardhana 2004:28, secara umum penyebab
pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : 1.
Karena faktor internal secara alamiah, contoh : 1.
Debu yang beterbangan akibat tiupan angin. 2.
Abu debu yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik.
3. Proses pembusukan sampah organik.
2. Karena faktor eksternal karena ulah manusia, contoh :
1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil.
2. Debuserbuk dari kegiatan industri.
3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
Udara bersih yang dihirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna, maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar
bersih sudah sulit diperoleh, terutama di kota-kota besar yang banyak industrinya dan padat lalu-lintasnya. Udara yang tercemar dapat merusak lingkungan dan
kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan lingkungan berarti berkurangnya rusaknya daya dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup
manusia Wisnu Arya Wardhana, 2004:29.
12
Menurut Wisnu Arya Wardhana 2004:31, dari beberapa macam komponen pencemar udara, maka yang paling banyak berpengaruh dalam
pencemaran udara adalah komponen-komponen berikut ini : 1.
Karbon Monoksida CO 2.
Nitogen Oksida NO
X
3. Belerang Oksida SO
X
4. Hidro Karbon HC
5. Partikel Particulate, dan lain-lain.
Jumlah komponen pencemar udara tergantung pada sumbernya. Untuk mendapatkan gambaran tersebut dapat dilihat data pencemaran udara di Amerika
Serikat. Data ini diperoleh dari hasil pengukuran pada tahun 1968 Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Sumber Pencemar Udara di AS tahun 1968
Sumber Pencemaran Jumlah komponen pencemar, juta tontahun
CO NO
X
SO
X
HC Part. Total
Transportasi 63,8 8,1
0,8 16,6
1,2 90,5
Industri 9,7
0,2 7,3
4,6 7,5
29,3 Pembuangan Sampah
7,8 0,6
0,1 1,6
1,1 11,2
Pembakaran Stationer 1,9
10,0 24,4
0,7 8,9
45,9 Lain-lain 16,9
1,7 0,6
8,5 9,6
37,3 Sumber: Wisnu Arya Wardhana, 2004:32
Sumber pencemar udara di Indonesia pada saat ini masih terus diteliti. Akan tetapi kalau dilihat prosentase komponen pencemar udara dari sumber
transportasi, seperti terlihat pada tabel di atas, mungkin data tersebut dapat diolah dari data di atas karena sama-sama menggunakan bahan bakar fosil Tabel 2.2.
13
Tabel 2.2 Perkiraan Prosentase Komponen Pencemar Udara dari Sumber Pencemar Transportasi di Indonesia
Komponen Pencemar Prosentase
CO 70,50 NO
X
8,89 SO
X
0,88 HC 18,34
Partikel 1,33 Total 100,00
Sumber: Wisnu Arya Wardhana, 2004:33 Perkiraan prosentase di atas dengan anggapan gas buangan dari hasil
pembakaran yang keluar dari corong knalpot kendaraan transportasi memenuhi persyaratan teknis pembakaran yang benar. Apabila gas buangan yang keluar dari
knalpot kendaraan berupa asap tebal berwarna hitam maka tentu saja prosentase HC dan partikelnya akan lebih besar dari perkiraan data di atas Wisnu Arya
Wardhana, 2004:32. 2.1.2.1
Karbon Monoksida CO Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu di bawah -192
C. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu-lintasnya akan banyak
menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun
14
jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi, dan lain-lain Wisnu Arya Wardhana, 2004:41.
2.1.2.2 Nitrogen Oksida NO
X
Nitrogen oksida sering disebut dengan NO
X
karena oksida nitrogen mempunyai 2 macam bentuk yang sifatnya beda, yaitu gas NO
2
dan gas NO. Sifat gas NO
2
adalah berwarna merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat hidung, sedangkan gas NO tidak berwarna dan tidak berbau. Berbagai macam kegiatan
yang menunjang kehidupan manusia akan menambah kadar NO
X
di udara, seperti transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan sampah Wisnu Arya
Wardhana, 2004:43. 2.1.2.3
Belerang Oksida SO
X
Gas belerang oksida terdiri atas gas SO
2
dan gas SO
3
yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO
2
berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO
3
bersifat sangat reaktif, mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk asam sulfat atau H
2
SO
4
. Asam sulfat ini mudah bereaksi yang mengakibatkan kerusakan pada benda-benda lain, seperti proses
korosi. Gas buangan hasil pembakaran pada umumnya mengandung gas SO
2
lebih banyak daripada gas SO
3
Wisnu Arya Wardhana, 2004:47. 2.1.2.4
Hidrokarbon HC Hidrokarbon adalah pencemar udara yang dapat berupa gas, cairan,
maupun padatan. HC dapat berasal dari proses alamiah dan buatan manusia. Secara alamiah HC diproduksi oleh tanaman, atau dekomposisi zat organik.
15
Sumber alamiah bagi HC adalah sumur-sumur minyak dan gas bumi. Sumber buatan utama HC adalah asap kendaraan bermotor. HC total yang ada di dalam
atmosfir menunjukkan korelasi yang positif dengan kepadatan lalu-lintas Juli Soemirat Slamet, 2002:60.
2.1.2.5 Partikel
Yang dimaksud dengan partikel adalah zat padatcair yang halus, dan tersuspensi di udara, misalnya kabut, debu, asap, fumes dan fog. Debu adalah zat
padat berukuran antara 0,1-25 mikron, sedangkan fumes adalah zat padat hasil kondensasi gas yang biasanya terjadi setelah proses penguapan logam cair. Asap
adalah karbon C yang berdiameter kurang dari 0,1 mikron, akibat pembakaran hidrat karbon yang kurang sempurna. Sumber alamiah partikel adalah debu yang
memasuki atmosfer karena terbawa oleh angin. Sumber artifisial debu pembakaran, yaitu segala proses yang menimbulkan debu seperti pabrik semen,
industri kontruksi, dan juga kendaraan bermotor Juli Soemirat Slamet, 2002:60.
2.1.3 Dampak Pencemaran Udara