Seri Data Hidrologi Kualitas Data Hujan

commit to user 7

2.2.2.1 Seri Data Hidrologi

Data yang digunakan dalam analisis frekuensi dapat dibedakan menjadi dua tipe berikut ini Bambang Triatmodjo, 2008 : 1. Partial duration series Metode ini biasa digunakan untuk jumlah data hujan yang kurang dari 10 tahun data runtut waktu. Partial duration series yang juga disebut POT peaks over tershold adalah rangkaian data debit banjirhujan yang besarnya di atas suatu nilai batas tertentu. Dengan demikian dalam satu tahun bisa terdapat lebih dari satu data yang digunakan dalam analisis. Dari setiap tahun data diperoleh 2 sampai 5 data tertinggi. 2. Annual maximum series Metode ini digunakan apabila tersedia data debit atau hujan minimal 10 tahun runtut waktu. Tipe ini adalah dengan memilih satu data maksimum setiap tahun. Dalam satu tahun hanya ada satu data. Dengan cara ini, data terbesar kedua dalam suatu tahun yang mungkin lebih dari data maksimum pada tahun yang lain tidak diperhitungkan. Kualitas data sangat menentukan hasil analisis yang dilakukan. Panjang data tersedia juga mempunyai peranan yang cukup besar. Sri harto, 1986 mendapatkan bahwa perbedaan panjang data yang dipergunakan dalam analisis memberikan penyimpangan yang cukup berarti terhadap perkiraan hujan dengan kala ulang tertentu. Khusus untuk analisis frekuensi data hujan, pengambilan data hendaknya dilakukan dengan prosedur yang benar. Data hujan yang dimaksudkan dalam analisis adalah data hujan rata-rata DAS, sedangkan data yang diketahui adlah data hujan dari masing-masing stasiun hujan. Dalam praktik analisis frekuensi dijumpai lima cara penyiapan data. 1 Data hujan DAS diperoleh dengan menghitung hujan rata-rata setiap hari sepanjang data yang tersedia. Bila terjadi data 10 tahun, berarti hitungan hujan rata-rata kawasan diulang sebanyak 10 x 365 = 3650 kali. Cara ini yang terbaik, tetapi waktu penyiapan data yang panjang. commit to user 8 2 Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menggantikan cara pertama dilakukan seperti berikut ini: a. Dalam satu tahun tertentu, untuk stasiun I dicari hujan maksimum tahunnya. Selanjutnya dicari hujan harian pada stasiun-stasiun lain pada hari kejadian yang sama dalam tahun yang sama dan kemudian dihitung hujan rata-rata DAS. Masih dalam tahun yang sama, dicari hujan harian untuk stasiun-stasiun lain dicari dan dirata-ratakan. Demikian selanjutnya sehingga dalam tahun itu akan terdapat N buah data hujan rata-rata DAS. b. Untuk tahun berikutnya cara yang sama dilakukan sampai seluruh data yang tersedia. 3 Cara ketiga dengan menggunakan data pada salah satu stasiun data maksimum dan mengalikan data tersebut dengan koefisien reduksi. 4 Cara penyiapan data lain adalah dengan mencari hujan-hujan maksimum harian setiap stasiun dalam satu tahun, kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan hujan DAS. Cara ini tidak dapat dijelaskan arti fisiknya, karena perata-rataan hujan dilakukan atas hujan masing-masing stasiun pada hari yang berbeda. 5 Cara lain yaitu dengan analisis frekuensi data hujan setiap stasiun sepanjang data yang tersedia. Hasil analisis frekuensi tersebut selanjutnya dirata-ratakan sebagai hujan rata-rata DAS. Dalam kaitan penyiapan data di atas hanya cara yang pertama dan kedua uang dianjurkan untuk digunakan.

2.2.2.2 Pengukuran Hujan