Pemilihan Distribusi Hujan Uji Kecocokan Distribusi Hujan

commit to user 18 Tabel 2.2 Tabel Pemilihan Jenis Distribusi No. Jenis Distribusi Syarat 1. Normal Cs=0 Ck=0 2. Log Normal Cs ln x = Cv 3 +3Cv Ckln x = Cv 8 +6Cv 6 +15Cv 4 +16Cv 2 +3 3. Log Person Tipe III Jika semua syarat tidak terpenuhi 4. Gumbel Cs= 1,14 Ck= 5,4

2.2.7 Pemilihan Distribusi Hujan

Analisis frekuensi untuk pemilihan distribusi hujan yang sesuai untuk daerah yang ditinjau dapat dilakukan dengan metoda yang biasa digunakan di Indonesia, yaitu metode moment. Dengan menghitung parameter statistik seperti nilai rata-rata, standar deviasi, koefisien skewness, koefisien variasi, koefisien kurtosis dari data yang ada serta diikuti dengan uji statistik maka distribusi probabilitas hujan yang sesuai dapat ditentukan. Beberapa parameter yang berkaitan dengan analisis data yang meliputi:

1. Rata-rata

2.18

2. Standar Deviasi

Ukuran sebaran yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar. Apabila penyebaran sangat besar terhadap nilai rata-rata maka nilai S akan besar, akan tetapi apabila penyebaran data sangat kecil terhadap nilai rata-rata maka nilai Sx akan kecil. 2.19 commit to user 19 dengan: Sx = Standar Deviasi, Xi = Curah hujan minimum, X = Curah hujan rata-rata, n = lamanya pengamatan.

3. Koefisien Skewness

Kemencengan skewness adalah ukuran asimetri atau penyimpangan kesimetrian suatu distribusi. Rumus kemencengan adalah: 2.20

4. Koefisien Variasi Cv

Koefisien variasi adalah nilai perbandingan antara deviasi standar dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi. Koefisien variasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 2.21

5. Koefisien Kurtosis C

k Kurtosis merupakan kepuncakan peakedness distribusi. Biasanya hal ini dibandingkan dengan distribusi normal yang mempunyai Ck = 3 dinamakan mesokurtik, Ck 3 berpuncak tajam dinamakan leptokurtik, sedangkan Ck 3 berpuncak datar dinamakan platikurtik . 2.22 dengan: n = panjang data, = tinggi hujan rata-rata, S = standar deviasi.

2.2.8 Uji Kecocokan Distribusi Hujan

Diperlukan penguji parameter untuk menguji kecocokan the goodness of fittest test distribusi frekuensi sampel data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakilli distribusi frekuensi tersebut. commit to user 20 Pengujian parameter yang sering dipakai aalah Chi-Kuadrat dan Smirnov Kolmogorov.

1. Uji Chi-Kuadrat

Uji Chi- Kuadrat mengunakan nilai χ 2 yang dapat dihitung dengan persamaan berikut: 2.23 Dengan: χ 2 = nilai Chi-Kuadrat terhitung, Ef = frekuensi banyak pengamatan yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya, Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama, N = jumlah sub kelompok dalam satu grup. Nilai χ 2 yang diperoleh harus lebih kecil dari nilai χ 2 cr Chi-Kuadrat kritik, untuk satu derajat nyata tertentu yang diambil 5. Derajat kebebasan dihitung dengan persamaan: DK = K- α+1 2.24 Dengan: DK = derajat kebebasan, K = banyaknya kelas, α = banyaknya keterikatan banyaknya parameter, untuk uji Chi-Kuadrat adalah 2. Nilai χ 2 cr diperoleh dari tabel nilai chi-Kuadrat kritik. Disarankan agar banyaknya kelas tidak kurang dari 5 dan frekuensi absolut tiap kelas tidak kurang dari 5 pula.

2. Uji Smirnov Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov kolmogorov juga disebut uji kecocokan non parametrik karena pengujinya tidak menggunakan fungsi didtribusi tertentu, namun dengan memperhatikan kurva dan penggambaran data pada kertas probabilitas. Dari gambar dapat diketahui jarak penyimpangan setiap titik data terhadap kurva. Jarak commit to user 21 penyimpangan terbesar merupakan nilai Δ maks dengann kemungkinan didapat nilai lebih kecil dari nilai Δ kritik , maka jenis distribusi yang dipilih dapat digunakan.

2.2.9 Perhitungan Hujan Periode Ulang