mekanisme serat, dan tingkat rotasi mandrel tersebut. Adapun aplikasi dari proses filament winding ini digunakan untuk menghasilkan bejana tekan, motor
roket, tank, tongkat golf dan pipa.
2.3.2 Proses Cetakan Tertutup Closed mold process
a Proses Cetakan Tekan Compression Molding Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber
yang telah dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian dilakukan penekanan dan pemanasan lihat Gambar 2.11. Resin
termoset khas yang digunakan dalam proses cetak tekan ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat.
Gambar 2.11 Compression Molding http:kids.britannica.comstudentsassemblyview53835
Aplikasi dari proses compression molding ini adalah alat rumah, kontainer besar, alat listrik, untuk panel bodi kendaraan rekreasi seperti ponsel
salju, kerangka sepeda dan jet ski PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b Injection Molding
Metoda injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga
cetakan bagian atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin. Resin cair beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi
dilakukan oleh mandrel ke arah nozel menuju cetakan. Pada proses ini resin polimer reaktif yang di gunakan seperti poliol,
isosianat, poliuretan, dan poliamida menyediakan siklus pencetakan cepat cocok untuk aplikasi otomotif dan furnitur. Aplikasi secara umum meliputi
bumper otomotif, alat rumah, dan komponen mebel. c
Continuous Pultrusion Fiber jenis roving dilewatkan melalui wadah berisi resin, kemudian
secara kontinu dilewatkan ke cetakan pra cetak dan diawetkan cure, kemudian dilakukan pengerolan sesuai dengan dimensi yang diinginkan. Atau juga bisa
di sebut sebagai penarikan serat dari suatu jaring atau creel melalui bak resin, kemudian dilewatkan pada cetakan yang telah dipanaskan dapat dilihat pada
Gambar 2.12. Fungsi dari cetakan tersebut ialah mengontrol kandungan resin, melengkapi pengisian serat, dan mengeraskan bahan menjadi bentuk akhir
setelah melewati cetakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.12 Proses continuous pultrusion http:www.nuplex.comcompositesprocessespultrusion
Aplikasi penggunaan proses ini digunakan untuk pembuatan batang digunakan pada struktur atap, jembatan dan lain-lain.
2.4 Bahan Penyusun Komposit
Komposit adalah bahan atau material gabungan antara dua macam material atau lebih dengan fase berbeda. Penggabungan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan bahan komposit dengan sifat lebih baik dari material penyusunnya.
Berikut merupakan
bahan-bahan penyusun
komposit, diantaranya:
2.4.1 Komposit Partikel Butiran Atau Serbuk
Komposit partikel merupakan suatu bahan yang terbentuk dari partikel- partikel yang tersebar didalam matriks pengikat. Komposit partikel dapat
dibuat dari partikel dan matriks logam maupun non logam atau kombinasi dan keduanya.
Komposit partikel dapat dirancang untuk mendapatkan sifat mekanik yang baik dari bahan konvensional biasanya. Partikel yang digunakan sebagai
bahan penguat dan matrik sebagai bahan pengikatnya dapat berupa material logam dan non logam atau kombinasi keduanya.
Pada komposit ini, bahan penguat reinforcement yang digunakan mempunyai ukuran yang sangat kecil mulai dari ukuran berskala mikroskopis
sampai ukuran berskala makroskopis Mekanisme penguatan oleh partikel tergantung dari ukuran partikel itu sendiri.
Dalam skala mikroskopis, partikel yang digunakan adalah serbuk yang sangat halus yang terdistribusi dalam bahan matrik saat pencetakan.
Keberadaan partikel dalam matrik, akan menjadikan matrik menjadi lebih keras dan menghambat gerakan dislokasi yang akan timbul. Dalam kejadian ini
sebagian beban luar yang diberikan, akan bekerja pada matrik. Komposit partikel particulate composite dibagi menjadi beberapa
jenis, yatu: a Non metallic in non metallic particulate composites, merupakan sistem material
komposit partikel yang dua atau lebih unsur pembentuknya tidak berupa material logam, misal berupa ceramics matrix-glass particulate.
b Metallic in metallic particulate composites, merupakan sistem material komposit partikel yang baik matrik maupun pertikel penguat berupa material
logam, namun tidak sama dengan model paduan logam, sebab penguat partikel logam tidak melebur di dalam matrik logam.
c Non metallic in metallic particulate composites, merupakan sistem material komposit partikel yang matriknya berupa material logam, namun material
penguat tidak berupa material logam melainkan dari jenis nonlogam, misal ceramics particulate dalam matrik stainless steel.
d Metallic in nonmetallic particulate composites, merupakan sistem material PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
komposit partikel yang memiliki matrik yang tidak berupa material logam, misalnya aluminium powder dalam polyurethane atau polysulfide rubber.
2.4.2 Matrik
Matrik merupakan komponen dalam pembuatan komposit yang berfungsi sebagai pengikat reinforcement matrik juga berfungsi sebagai
penerus daya dari partikel yang satu ke partikel yang lainnya. Pada umumnya matrik terbuat dari bahan-bahan yang lunak dan liat. Polimer plastis
merupakan bahan yang umum digunakan dalam pembuatan komposit. Contoh bahan polimer yang sejak dulu banyak digunakan sebagai matrik adalah
polyester, vinylester, dan epoksi. Polimer terbagi atas dua jenis, yaitu; polimer termoseting dan polimer termoplastik. Polimer termoseting adalah bahan
matrik yang dapat menerima suhu tinggi atau tidak berubah karena panas. Sedangkan polimer termoplastik adalah bahan matrik yang tidak dapat
menerima suhu tinggi atau akan berubah karena panas.
2.4.3 Cangkang Kepiting
Pada penelitian ini penulis menggunakan komposit berbentuk partikel yaitu partikel limbah cangkang kepiting bakau Scylla olivacea seperti pada
Gambar 2.13. Kepiting bakau Scylla olivacea merupakan salah satu dari keempat spesies kepiting bakau di dunia. Kepiting ini memiliki keunggulan dari ketiga
spesies kepiting lainnya, yakni proses reproduksinya lebih singkat dan dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrim Farizah, 2010.
Gambar 2.13 Limbah cangkang kepiting bakau Scylla olivacea Spesies ini memiliki warna yang relatif sama dengan warna lumpur, yaitu
cokelat kehitam-hitaman pada karapasnya dan putih kekuning-kuningan pada abdomennya. Pada propodus bagian atas terdapat sepasang duri yang runcing dan
satu buah duri pada propodus bagian bawah. Scylla olivacea memiliki warna karapas hijau tua kecokelatan. Dengan
panjang maksimum 150 mm, dan sering ditemukan di daerah hutan mangrove Rahayu dan Setyadi, 2009. Scylla olivacea memiliki sistematika sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla olivacea H.
Scylla olivacea, merupakan kepiting yang sangat penting di negara-negara Asia Tenggara, dapat mencapai lebar karapas 15 cm. Karapas berbentuk oval
sempit, cembung, halus, mengkilap, tidak berbulu atau bergranula; daerah gastric, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI