tahap ini dengan nama tahap dekalsifikasi. Tahap kedua adalah tahap penghilangan protein deproteinasi. Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan protein. Biasanya
dilakukan dengan menambahkan larutan natrium hidroksida NaOH, sambil dipanaskan pada suhu yang tidak terlalu tinggi ± 60-70ºC. Tahap ketiga adalah
tahap penghilangan warna. Tahap ini dapat dilakukan atau tidak, tergantung keperluan. Penghilangan warna dapat menggunakan larutan oksidator, seperti asam
oksalat, kaporit atau Potassium Permanganate KMnO4. Tahap penghilangan warna untuk tujuan tertentu cukup dengan menggunakan alkohol atau aseton.
2.4.4 Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang biasanya dipakai yakni katalis, yang berfungsi sebagai pemicu untuk memulai dan mempersingkat reaksi pengeringan pada
temperatur ruang. Kelebihan katalis akan menimbulkan panas saat proses pengeringan dan hal ini bisa merusak produk yang dibuat jika pencampuran
katalis kedalam resin terlalu banyak atau tidak sesuai takaran. Katalis yang bereaksi dengan resin akan memberikan reaksi berupa
panas. Pada proses pengeringan perbandingan komposisi yang dipergunakan sebagai campuran untuk katalis menggunakan perbandingan 0,25 - 0,5 dari
volume total. Pigmen atau pasta pewarna hanya dipergunakan pada akhir proses,
apabila pigmen atau pasta pewarna ini harus dipakai pada produksi maka harus dipergunakan bahan yang sesuai karena bahan ini dapat mempengaruhi proses
pengeringan resin. Dalam pelapisan akhir gelcoating perbandingan pigmen atau pasta pewarna adalah 10 sampai 15 dari berat resin.
Untuk menghindari lengketnya produk dengan cetakan maka diadakan proses pelapisan terhadap cetakan dengan release agent sebelum dilakukan
pembuatan. release agent yang bisa digunakan berupa waxes semir, alcohol, film forming, oli dan sebagainya. Selain bahan-bahan diatas masih banyak lagi
bahan-bahan tambahan yang dapat diaplikasikan sebagai penambah kemampuan terhadap suhu tinggi, tahan aus dan sebagainya.
2.5 Fraksi Volume
Fraksi volume adalah aturan perbandingan untuk pencampuran volume serat atau serbuk dan volume matrik bahan pembentuk komposit
terhadap volume total komposit. Biasanya penggunaan istilah fraksi volume mengacu pada jumlah prosentase volume bahan penguat atau
reinforcement yang digunakan dalam proses pembuatan komposit. Perhitungan untuk menentukan fraksi volume campuran komposit:
V
composite
= V
partikel
+V
matrik
+ V
katalis
2.1
Keterangan: Vcomposite
= 100 volume total komposit Vreinforcement
= volume seratpartikel Vmatrik
= volume matrikresin Vkatalis
= volume katalis hardener
2.6 Mekanika Komposit
Sifat mekanik bahan komposit berbeda dengan bahan konvensional lainnya. Tidak seperti bahan teknik lainnya yang pada umumnya bersifat
homogen isotropik. Sifat heterogen bahan komposit terjadi karena bahan komposit tersusun atas dua atau lebih bahan yang mempunyai sifat-sifat
mekanis yang berbeda sehingga analisis mekanik komposit berbeda dengan bahan teknik konvensional. Sifat mekanik bahan komposit merupakan fungsi
dari: a Sifat mekanis komponen penyusunnya
b Geometri susunan masing-masing komponen c Inter fase antar komponen
Mekanika komposit dapat dianalisis dari dua sudut pandang yaitu dengan analisa mikro dan analisa makro mekanik, dimana analisa mikro bahan
komposit dengan memperlihatkan sifat-sifat mekanik bahan penyusunnya dan hubungan antara komponen penyusunnya tersebut dengan sifat-sifat akhir dari
komposit yang dihasilkan. Sedangkan analisis makromekanik memperlihatkan sifat-sifat bahan komposit secara umum tanpa memperlihatkan sifat maupun
hubungan antar komponen penyusunnya Jones, R.M, 1975. Mekanisme penguat tergantung dari ukuran partikel. Dalam skala
mikroskopis digunakan partikel berupa serbuk sangat halus. Serbuk akan menjadikan matrik mengeras dan menghambat gerakan dislokasi. Dalam hal ini
sebagian besar beban luar yang diberikan bekerja pada matrik. Peningkatan ukuran partikel sampai ukuran makroskopis dapat mencapai konsentrasi lebih
besar dari 25. Dalam hal ini beban luar yang diberikan didukung bersama- sama oleh matrik dan partikelnya.