Latar Belakang Pembangunan Monev Kinerja Penganggaran

c. Mampu memantau dan mengevaluasi efi siensi satker KementerianLembaga d. Memudahkan evaluator dalam melakukan pemantauan dan evaluasi internal satkerKL sesuai dengan kebutuhan dengan Fitur Business Intelligence BI Terkait Fitur BI, evaluator dapat mengatur katalog sesuai dengan kebutuhan pemantauanevaluasi. Business Intelligence BI Business Intelligence BI Business Intelligence BI Business Intelligence BI Menurut penulis, fi tur Business Intelegence BI ini adalah fi tur canggih yang sangat membantu dalam proses pemantauan dan evaluasi. Dalam waktu singkat, data-data yang diperlukan bisa tersaji secara realtime dengan lengkap dan akurat. Bagi Direktorat Jenderal Anggaran DJA Kementerian Keuangan sendiri, aplikasi ini banyak membantu dalam banyak hal terkait penganggaran, aplikasi ini merupakan sarana dalam menentukan berbagai kebijakan bagi KementerianLembaga lain. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan berdasarkan data capaian yang terangkum didalam aplikasi adalah terbitnya surat Dirjen Anggaran No. 1016 tahun 2014. Surat Dirjen tersebut menjelaskan bahwa “dalam rangka implementasi sistem penghargaan dan sanksi atas pelaksanaan anggaran belanja KL TA 2013, data capaian output TA 2013 yang terekam sampai dengan tanggal 16 Juli 2014, kami jadikan sebagai dasar perhitungan dalam rangka pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi di tahun 2014”. Oleh karena itu, pada saat proses input update perbaikan capaian output para evaluator hendaknya perlu melakukan penelaahan, perhitungan dan evaluasi yang matang, sehingga data yang terekam dalam aplikasi merupakan hasil fi nal, karena akan berpengaruh pada penghargaan ataupun sanksi yang akan diterima masing-masing KL. INFO UMUM 70

IV. APLIKASI MONEV KINERJA PENGANGGARAN DI

LINGKUNGAN DITJEN SDPPI Sejalan dengan mulai beroperasinya aplikasi sejak tahun 2011, Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan Bag.PPP sebagai ujung tombak perencanaan dan evaluasi program kerja di lingkungan Ditjen SDPPI sudah ikut andil menggunakan aplikasi dan merasakan manfaat dari berbagai fi tur yang ada. Khususnya terkait penyerapan anggaran di seluruh satker secara realtime karena data-data tersebut seringkali dibutuhkan pada saat rapat mendadak. Disamping ikut merasakan manfaat dari aplikasi ini, ada beberapa hal yang perlu disikapi bersama demi perbaikan kedepan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, secara umum sistem evaluasi yang diatur dalam PMK No. 249 tahun 2011 yang termaktub dalam aplikasi adalah evaluasi program dengan tiga aspek evaluasi, yaitu aspek implementasi, aspek manfaat, dan aspek konteks. Namun sejak beroperasinya aplikasi ini hingga tahun 2014, evaluasi baru pada aspek evaluasi implementasi, sedang aspek manfaat dan aspek konteks belum bisa direalisasikan karena sistem RKAKL yang selama ini digunakan belum sempurna. Perbaikan aristektur RKAKL adalah lini terdepan ketika evaluasi pada aspek manfaat dan aspek konteks mulai diterapkan, oleh karena itu berbagai pihak perlu menyikapi hasil analisa atas seluruh output dalam RKA-KL yang ada di Ditjen SDPPI, diantaranya: a. Jumlah output terlalu banyak b. Banyak output bersifat administratif, bukan substantif, misal laporan dan dokumen c. Banyak output yang berkarakteristik input, misal kendaraan, komputer, gedung d. Target output tidak jelas Paradigma baru pun perlahan harus dibentuk, yaitu: a. Evaluasi program perlu selalu dilakukan dalam setiap tahap kegiatan kita punya masalah apa, butuh apa, dan program itu berfungsi untuk apa? b. Pada saat menyusun TOR dan RKAKL, agar memperhatikan rencana penyusunan penyerapan, sehingga konsistensi rencana dan realisasi penyerapan menjadi ideal. c. target volume pada RKAKL tidak dianggap sekedar pelengkap administratif untuk mendapatkan PAGU, karena DJA secara serius mulai tahun 2014 memperbaiki arsitektur RKAKL, agar output yang ada lebih substantif. Penulis adalah Staf pada Penyusunan Program dan Pelaporan Ditjen SDPPI INFO UMUM 71