Hubungan Pemanfaatan Sumber Belajar Pengetahuan Pedagogik, dan Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Tanjung Karang Timur

(1)

Performance SMP .In Subdistrict Of East Tanjungkarang

By Bustami

The objective of this research is to find out the relationship between the useful of learning resource , Pedagogic knowledge, perception of principal’s supervision and the teacher performance.

This research is executed by all junior High School (SMP) in subdistrict of east Tanjungkarang District Bandar Lampung. Method is use by mothod survey. This research responden is all teachers amount 60 , who is selected by pursuant to technique of simple random sampling. Instrument utilized by the form of qustioner. The Research Result shows : (1) There are positive relation between useful of learning resources (x1) with the teacher performance (y), the corelation (rx1y) of between the variabael is 0,674. Coeffisien determination ( rx1y)2 =

0,454. Contribution useful of learning resource to the teacher performance is 45,4% . (2) There are positive relation between Pedagogic knowledge (x2) with the teacher performance (y). the corelation (rx2y) of between the variable is

0,577. Coeffisien determination ( rx2y)2 = 0,333. It means contribution

pedagogic knowledge to the teacher performance 33,3% . (3) There are positive relation betwen principal’s supervision (x3) with the teacher performance (y).

With the corelation (rx3y) of between the variable is 0,675.. Coeffisien

determination (rx3y)2 = 0,455. It means contribution useful of learning resource

to the teacher performance 45,5%. (4) There are positive relation betwen useful of learning resource (x1), pedagogic knowledge (x2) and principal’s supervision (x3) with the teacher performance (y). With the corelation (rx1,2,3y) of between

the variable is 0,736. coeffisien determination ( Rx1,2,3y)2 = 0,542. It means


(2)

ABSTRAK

Hubungan Pemanfaatan Sumber Belajar Pengetahuan

Pedagogik, dan Supervisi Kepala Sekolah Dengan Kinerja

Guru Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Tanjung

Karang Timur

Oleh : Bustami

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik, dan persepsi guru atas supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kecamatan Tanjungkarang Timur kota Bandar Lampung.

Penelitian dilaksanakan pada guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur kota Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei korelasional. Populasi berjumlah 531 guru dan sampel penelitian berjumlah 60 guru, ditentukan dengan teknik proportional area random sampling. Instrumen pengumpulan data dengan kuesioner dan test.

Hasil penelitian adalah : (1) terdapat hubungan positif, kuat dan signifikan antara pemanfaatan sumber belajar (X1), pengetahuan pedagogik (X2), dan persepsi guru atas supervisi kepala sekolah (X3) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y) dengan koefisien rx1,2,3y = 0,736 dan koefisien determinasi (Rx1,2,3y)2 =

0,542, berarti pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik, persepsi guru atas supervisi kepala sekolah secara bersama-sama memberi kontribusi sebesar 54,2% terhadap kinerja guru, (2) terdapat hubungan positif, kuat dan signifikan antara pemanfaatan sumber belajar (X1) dengan kinerja guru (Y) dengan koefisien rx1y = 0,674 dan koefisien determinasi (rx1y)2 = 0,454, berarti

pemanfaatan sumber belajar memberi kontribusi sebesar 45,4% terhadap kinerja guru, (3) terdapat hubungan positif, kuat dan signifikan antara pengetahuan pedagogik (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan koefisien rx2y = 0,577 dan

koefisien determinasi (rx2y)2 = 0,333, berarti pengetahuan pedagogik memberi

kontribusi sebesar 33,3% terhadap kinerja guru, (4) terdapat hubungan positif, kuat dan signifikan antara persepsi guru atas supervisi kepala sekolah (X3) dengan kinerja guru (Y) dengan koefisien rx3y = 0,675 dan koefisien

determinasi (rx3y)2 =0,455, berarti persepsi guru atas supervisi kepala sekolah


(3)

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif, erat dan signifikan antara pemanfaatan sumber

belajar, pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah secara bersama-sama dengan kinerja guru artinya ada kecendrungan makin tinggi tingkat pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah makin tinggi kinerja guru. Dengan demikian peningkatkan pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik, supervisi kepala sekolah diupayakan semaksimal mungkin agar kinerja guru meningkat.

2. Terdapat hubungan positif, erat dan signifikan antara Pemanfaatan sumber belajar dengan kinerja Guru artinya ada kecendrungan makin tinggi tingkat pemanfaatan sumber belajar makin tinggi kinerja guru. Dengan demikian peningkatan pemanfaatan sumber belajar harus diupayakan semaksimal mungkin dengan cara menyiapkan sumber-sumber belajar dan sekaligus memberikan pelatihan kepada guru dalam menggunakan dan disesuaiankan dengan metode yang tepat. Sumber belajar yang tersedia bila tidak diikuti adanya pengetahuan dan keterampilan guru maka akan sia-sia. Pemanfaatan sumber belajar yang baik akan berdampak pada pembelajaran yang kondusif dan akan menghasilkan out put yang baik hal ini akan meningkatkan kinerja guru.


(4)

3. Terdapat hubungan positif, erat dan signifikan antara Pengetahuan pedagogik dengan kinerja guru artinya ada kecendrungan makin tinggi pengetahuan pedagogik guru makin tinggi pula kinerja guru. Dengan demikian perlu upaya untuk meningkat pengetahuan pedagogik guru baik dengan MGMP sekolah ataupun MGMP kota. Diharapkan makin tingggi pengetahuan pedagogik guru maka berdampak kompetensi pedagogik tinggi yang akan berpengaruh pada kinerja guru makin baik.

4. Terdapat hubungan positif, erat dan signifikan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru artinya ada kecendrungan makin baik supervisi kepala sekolah makin tinggi pula kinerja guru. Dengan demikian peningkatan perepsi guru atas supervisi kepala sekolah mutlak diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja guru. Berdasarkan hal tersebut perlu kepala sekolah mencari cara-cara atau pendekatan dalam melakukan supervisi untuk meningkatkan kinerja guru. sebagaimana pendapat Peter Senge (2002: 81) semakin baik sikap bawahan terhadap atasannya maka akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Berdasarkan hal tersebut perlu upaya-upaya untuk menumbuhkan sikap positif terhadap supervisi kepala sekolah dengan cara-cara; kepala Sekolah dalam memberikan supervisi menggunakan pendekatan kekeluargaan, supervisi dilakukan untuk memecahkan masalah bersama bukan untuk mencari kesalahan, supervisi dilaksanakan secara kontinyu dan terjadwal


(5)

5.2 Implikasi

5.2.1. Implikasi Teoritis.

Penelitian ini memperkuat pernyataan teori bahwa variabel kinerja guru dipengruhi oleh berbagai variabel. Untuk memaksimalkan kinerja guru perlu memperhatikan variabel: pemanfaaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah.

5.2.2. Impilikasi penelitian .

Hasil penelitian bahwa pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogk, dan supervisi kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru SMP di kecamatan Tanjung Karang Timur. Untuk itu perlu dilakukan penelitian serupa di lokasi yang berbeda apakah hasil sama. Perlu dilakukan penelitian kinerja denga menggunakan variabel yang berbeda untuk mengetahui mana yang baik.

5.2.3. Implikasi praktis

Untuk memonitor perkembangan kinerja guru perlu dilakukan penilaian secara berkala. Selama ini kinerja guru sudah dilakukan seperti adanya DP3 yang dibuat oleh kepala sekolah, tetapi itu bersifat umum kepegawaian seharusnya mengacu pada kegiatan yang dilakukan guru.

5.2.4. Implikasi kebijakan

a. Upaya peningkatan pemanfaatan sumber belajar.

Pemanfaatan sumber belajar adalah peran guru dalam menyediakan, menunjukkan, membimbing dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi


(6)

dengan berbagai sumber belajar yang ada sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu .

Secara umum, sumber belajar dapat berupa:

1) Barang Cetak, seperti kurikulum, buku pelajaran, Koran, majalah, dan lain-lain. 2) Tempat, seperti: sekolah, perpustakaan, museum, dan lain-lain

3) Nara sumber/orang, seperti: guru, tokoh masyarakat, instruktur, dan lain-lain.

Jenis-jenis sumber belajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam proses belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan interaksi antara komponen system instruksional dengan peserta-peserta didik.

Pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu akan menambah wawasan penge-tahuan siswa. Melalui sumber belajar, pemahaman siswa mengenai suatu materi pelajaran akan bertambah. Hal tersebut sekaligus akan mencegah verbalistis bagi siswa. Dengan pemanfaatan sumber belajar maka siswa tidak hanya mengetahui materi pelajaran dalam bentuk kata-kata saja, namun secara komprehensif akan mengetahui substansi dari materi yang dipelajari.

Bila dikaitkan dengan pendapat Howard gadner tentang kecerdasan majemuk, Menurut Howard Gardner (1987): hal terpenting bagi kita adalah menyadari dan megembangkan semua ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya. Kita berbeda karena memiliki kombinasi kecerdasan yang berlainan. Mengingat bahwa kita memiliki kecerdasan yang berbeda-beda tentu memiliki gaya belajar berbeda-beda ada yang visual (dengan melihat lebih mengerti), ada yang audio


(7)

(dengan mendengar menjadi paham) dan ada pula yang kinestetik ( melalui gerakan). Dengan pembelajaran hanya menggunakan satu sumber saja seperti buku maka pembelajaran tidak akan menarik dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berinteraksi.

Sumber belajar juga bertujuan mengajak siswa ke dunia nyata. Dalam pengertian, siswa tidak hanya berada dalam bayangan-bayangan suatu materi akan tetapi melalui sumber belajar, siswa langsung dihadapkan ke dunia nyata, yaitu suatu situasi yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran. Pemanfaatan sumber belajar juga bertujuan mengembangkan proses belajar-mengajar yang menarik. Dalam pengertian, melalui pemanfaatan sumber belajar sudah barang tentu proses belajar-mengajar lebih aktif dan interaktif. Hal menarik yang dapat dijumpai ketika guru memanfaatkan sumber belajar adalah adanya interaksi banyak arah, yakni antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan guru.

b. Upaya peningkatan pengetahuan pedagogik

Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik di sekolah, perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana ia harus mendidik anak. Guru bukan hanya sekedar terampil dalam menyampaikan bahan ajar, namun disamping itu ia juga harus mampu mengembangkan pribadi anak, mengembangkan watak anak, dan mengembangkan serta mempertajam hati nurani anak.

Bila kita kaitkan dengan Jean Piaget, Dalam teori Cognitive Development, ia memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi


(8)

intelek-tual dari konkret menuju abstrak. Ia memakai istilah scheme: pola tingkah laku yang dapat diulang. Yang berhubungan dengan : 1) reflex pembawaan (bernapas, makan, minum), 2) scheme mental (pola tingkah laku yang susah diamati, dan yangdapatdiamati). Sesuai dengan pendapat teori perkembangan kognitif Piaget bahwa : perkembangan kognitif individu meliputi empat tingkat yaitu : (1) sensory motor (0 – 2 th), (2) pre operational ( 2 – 7 th), (3) concrete operational ( 7 – 11 th), dan (4) formal operational ( 11 – 15 th) . Siswa SMP dengan rata-rata usia 12 sampai 15 tahun merupakan usia pada tingkat formal operational, hal ini merupakan sesuatu yang perlu menjadi pertimbangan guru dalam kegiatan pembelajaran. Tentu tidak sama perlakuan yang diberikan dalam pembelajaran antara siswa SD , SMP dan SMA/K, pada siswa SD kegiatan dalam membimbing siswa lebih banyak di dominasi guru, sedangkan pada siswa SMP pedagogik yang sudah mengarah pada andragogi ( pendidikan orang dewasa). Tahap dimana sudah diarahkan pada berpikir formal.

Untuk meningkatkan pengetahuan pedagogik guru perlu di upayakan kesadaran untuk meningkatkan pengetahuan pedagogik dengan kesadaran yang berasal dari diri sendiri (motivasi intrinsik) yakni upaya peningkatan terhadap profesinya. Sebab jika mengandalkan dari sekolah dengan workshop yang diselenggarakan oleh sekolah atau Dinas Pendidikan akan sulit, guru hendaknya biasa membaca buku, artikel, atau membuka internet. Demikian halnya juga pihak sekolah perlu mengupayakan agar semua guru berpendidikan strata satu (S1) dan dilakukan workshop yang berkaitan dengan pengetahuan pedagogik.


(9)

c. Upaya Peningkatan Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi Kepala Sekolah perlu diadakan perbaikan sebab masih adanya anggapan negatif guru tentang pelaksanan supervisi. Yaitu anggapan bahwa supervisi hanya mencari kesalahan guru. Disamping itu Kepala Sekolah juga timbul keragu-raguan dan perasaan tidak enak untuk mensupervisi guru, sebab kepala sekolah sendiri juga tidak yakin akan kemampuannya sebagai seorang supervisor.

Kepemimpinan merupakan seorang yang mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok yang berkaitan dengan tugas dan kerja kelompok. Peter Senge, 2002: 81) berpendapat semakin baik sikap bawahan terhadap atasannya maka akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Berdasarkan hal tersebut guru dapat membangkitkan persepsi positif terhadap kepemimpinan melalui kegiatan yang mendukung kinerja. Bila dikaitkan dengan organisasi belajar menurut peter senge bahwa organisasi pembelajar (OB) adalah organisasi yang memberikan kesempatan dan mendorong setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut untuk terus belajar dan memperluas kapasitas dirinya. Oleh karena itu perlu

diadakan perbaikan-perbaikan dalam melakukan supervisi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Pertama. Kepala Sekolah dan guru saling bekerjasama dalam memecahkan

masa-lah. Kepala sekolah sebagai seorang supervisor disekolahnya tidak bisa sepihak tetapi bersama-sama guru untuk memecahkan masalah. Bersama-sama guru menentukan apa saja yang disupervisi, kapan waktunya dan bagaimanacara


(10)

pelaksanaannya. Dengan cara ini guru dilibatkan dalam perencanaan supervisi, sehingga guru akan merasa dihargai.

Kedua. Kepala Sekolah dalam memberikan supervisi menggunakan pendekatan kekeluargaan, Pendekatan antar ppribadi yang akrab akan membuat jarak pemisah antara bawahan dengan pimpinan menjadi tidak kentara. Suasana kekeluargaan dan tidak formal justru akan dapat memecahkan masalah, memecahkan kebuntuan yang ada. Dengan suasana yang akrab dan kekeluargaan membuat guru akan merasa tidak seperti diawasi tetapi sematamata merasa untuk saling mengingat-kan, saling memberi masukan dan saling nasehat menasehati.

Ketiga. Guru dapat menanggapi supervisi dari Kepala Sekolah dengan terbuka dan senang hati. Supervisi yang ditanggapi dengan rasa curiga tidak akan mengena sasaran, maka sebaiknya guru dapat menanggapi supervisi oleh kepala sekolah dengan terbuka dan senang hati. Dengan demikian tidak ada rasa enggan dan segan baik dari kepala sekolah dalam mensupervisi guru, maupun dari guru dalam menerima supervisi dari kepala sekolah. Supervisi dilakukan untuk memperbaiki keadaan dan mencegah timbulnya persoalan, oleh karena itu sikap yang bijak dari kepala sekolah dan guru sangat diperlukan dalam mengahadapi supervisi ini.

Keempat. Supervisi dilakukan untuk memecahkan masalah bersama bukan untuk

mencari kesalahan. Masih ada anggapan adanya sebagian guru bahwa supervisi berarti mencari kesalahan sehingga perlu ditegur dan diberi tindakan. Padahal bukan itu tujuan supervisi, supervisi jelas untuk memperbaiki keadaan dan memecahkan persoalan secara bersama. Oleh karena itu diperlukan sikap kepala


(11)

sekolah yang tidak mencari-cari kesalahan guru dan menegur begitu saja tanpa adanya dialog terlebih dulu. Adanya supervisi yang mencari kelemahan dan kesalahan guru hanya akan membuat guru menjadi frustasi dan tidak bisa bekerja dengan baik.

Kelima. Supervisi dilaksanakan secara kontinyu dan terjadwal. Pealaksanaan su-pervisi dibuat secara kontinyu dan terjadwal agar tercapai konsistensi, sehingga supervisi di sutu sekolah memang ada dan harus dilaksanakan. Namun jika supervisi tanpa terjadwal dan tidak kontinyu hanya mengesankan seolah-olah hal itu hanya main-main atau hanya sekadar formalitas saja.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan implikasinya maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Guru

a. Para guru hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memanfaatkan sumber belaar, baik yang ada dilingkungan sekolah ataupun yang ada diluar lingkungan sekolah. Hal ini ikut dipengaruhi oleh pengetahuan guru bahwa guru harus berperan sebagai fasilitator dan menyiapkan situasi sehingga terjadi kegiatan belajar bagi siswanya. Hal ini diharapkan tibul dari kesadaran diri dari guru sebagai seorang yang profesional.

b. Para guru hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan pedagogiknya, kesadaran untuk meningkatkan pengetahuan pedagogik tidak hanya


(12)

dipengaruhi dari faktor luar saja tapi yang lebih penting adalah yang berasal dari diri sendiri (motivasi intrinsik) yakni upaya peningkatan terhadap profesinya. Sebab jika mengandalkan dari sekolah dengan workshop yang diselenggarakan oleh sekolah atau Dinas Pendidikan akan sulit, guru hendaknya biasa membaca buku, artikel, atau membuka internet.

2. Sekolah/ kepala sekolah

Melaksanakan supervisi secara teratur dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul salah persepsi terhadap supervisi kepala sekolah dengan guru, sehinggan timbul jarak yang jauh antara Kepala Sekolah dengan guru. Kepala Sekolah tidak perlu segan dalam menjalankan tugasnya karena mempunyai perasaan yang tidak enak kepada guru. Dan bagi guru juga tidak perlu merasa seperti diadili oleh kepala sekolah sebab dalam supervisi ini semua bertujuan baik yaitu untuk memperbaiki kinerja guru, terutama dalam kegiatan pembelajaran . Adanya perasaan tidak enak diantara kedua pihak maka akan timbul ketimpangan di sekolah sehingga timbul ketidak puasan guru terhadap kerjanya.

3. Dinas pendidikan

Dinas Pendidikan harus berkonsentrasi pada pembinaan pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama karena ketiga variabel tersebut memberikan kontribusi terhadap kinerja guru. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa


(13)

kontribusi ketiga variabel pada SMP swasta lebih rendah dibandingkan dengan SMP negeri maka perlu perhatian khusus pada SMP swasta. Perhatian ini seperti pemberian bantuan blockgrant, dak atau pendidikan penyetaraan S1, sehingga fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) mendekati standar yang berdampak pelayanan di sekolah swasta menjadi maksimal.


(14)

UUD 1945 mengamanatkan mengenai pentingnya pendidikan bagi seluruh warga negara seperti tertuang di dalam pasal 28B ayat (1) bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia, dan pasal 31 ayat (1) bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

Selanjutnya menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I pasal 1, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.

Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama pendidikan, dimana SDM dapat dikembangkan dengan lebih terarah sesuai dengan spesifikasi tertentu, melalui proses pembelajaran. Hal ini merupakan ciri khusus pada organisasi sekolah yang membedakannya dari organisasi-organisasi kerja yang lain. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dikelola secara berdaya dan berhasil guna, agar sekolah mampu mencapai tujuannya. Secara


(15)

kuantitatif tujuan sekolah adalah menghasilkan sejumlah lulusan (out put) sebanyak-banyaknya setelah menyelesaikan program tertentu yang diwajibkan. Ditinjau dari segi kualitas sekolah bertujuan menghasilkan SDM yang bermutu dan menjadi pelopor pembangunan yang tangguh.

Guru profesional tentulah harus memiliki kompetensi. Mengenai kualifikasi tenaga pendidik Pemerintah telah mengeluarkan peraturan mentri No. 16 tahun 2007, yang mengharuskan guru memiliki 4 kompetensi. Keempat kompetensi tersebut yaitu: kompetensi: paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Walaupun disebutkan 4 kompetensi tersebut terpisah, namun masing-masing tidak dapat dipisahkan dan menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi.

Menyelenggarakan proses pembelajaran merupakan tugas guru yang utama yaitu terjadinya interaksi antara siswa dan sumber belajar yang pada akhirnya akan meghasilkan perubahan tingkah laku. Keberhasilan seorang guru dapat dilihat antara lain dengan prestasi belajar siswa baik dalam belajar maupun dalam mengembangkan ilmu yang telah didapat di sekolah. Ditangan gurulah seluruh orang tua dan masyarakat bertumpu untuk keberhasilan anak-anaknya dlam memperoleh pelayanan pendidikan. Seperti yang diungkapkan oleh Clark & Yinger, Clark & Elmore sebagaimana dikutip Anderson (1989:227) bahwa guru dengan segala karakteristiknya merupkan faktor penentu utama dalam menyusun rencana yang pada gilirannya sangat menentukan keefektifan pembelajaran. Tampaknya tidak berlebihan jika persoalan mutu terarah pada kinerja guru.


(16)

Melihat hasil kegiatan Latihan Ujian Nasional (LUN I) tahun pelajaran 2009/2010 untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kecamatan Tanjungkarang Timur dengan peserta latihan ujian sebanyak 2199 siswa, dari sejumlah peserta tersebut yang lulus 1311 siswa dan yang tidak lulus 888 siswa. Bila dihitung dalam persentase berarti tingkat kelulsan sebesar 59,6% dan tingkat ketidak lulusan sebesar 40, 4 %.

Bila dikaitkan dengan hasil supervisi yang dilakukan peneliti tangal 21 juli 2009, pada awal tahun pelajaran di salah satu SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur (sekolah binaan peneliti) dengan guru berjumlah 52 Orang, terdapat 20 orang guru sudah membuat program pembelajaran seperti program tahunan, program semester dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)), sedangkan yang lain dengan alasan yang berbeda menyatakan:” akan mengumpulkan nanti, belum ditulis, tingal dicetak masih di komputer”. Atau menunjukkan yang sudah lama dengan alasan “kan tidak jauh beda”?. Selanjutnya dari 20 orang guru yang sudah mengumpulkan perencanaan pembelajaran saya menanyakan kepada 10 orang guru, “ Berapa jumlah Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada pada semester ini “, delapan orang guru tidak dapat menjawab, ada 2 orang guru yang menjawab namun ketika di kroscek ternyata salah. Ini berarti pengetahuan guru terhadap perkembangan kurikulum belum baik.

Dari hasil prapenelitian dan pengamatan yang dilakukan peneliti di SMP di wilayah kecamatan Tanjungkarang Timur banyak guru menjadikan sebuah buku


(17)

sebagai satu-satunya sumber belajar, pada kegiatan pembelajaran guru mengurutkan lembar demi lembar dari buku yang disusun oleh penerbit. Kegiatan pembelajaran yang hanya menjadikan satu buah buku sebagai pedoman, ini merupakan kenyataan, bahwa guru belum menggunakan media pembelajaran, dan belum memaksimalkan perpustakaan sebagai sumber-sumber belajar. Kegiatan pembelajaran seperti ini kurang kreatif, minat siswa menjadi kurang, dan mengakibatkan hasil pembelajaran kurang maksimal.

Pada pelaksanaan kegiatan evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan guru, dari hasil pengamatan peneliti terhadap banyak guru, ternyata pada kegiatan ulangan harian, soal-soal ulangan tidak mengacu pada indikator pencapaian, Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK). Soal-soal yang ada dalam buku diambil, tanpa mempertimbangkan apakah sesuai dengan indikator pencapaian, Kompetensi Dasar (KD) dan Standar Kompetensi (SK). Demikian juga dalam pelaksanaan remedial, kegiatan masih berupa perbaikan nilai.

Sebagai pemimpin di Sekolah, kepala sekolah harus dapat menempatkan diri sebagai bagian dari personalia yang dipimpinnya. Pimpinan yanag bertanggung jawab terhadap kegiatan sekolah juga mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kinerja guru di sekolah. Kepemimpinan di sekolah dalam rangka pencapaian tujuan, harus mampu menggerakkan dan mendayagunakan kemapuan guru sebagai pelaksana. Salah satu tugas kepala sekolah sebagai supervisor terhadap tenaga kependidikan khususnya guru yang bertujuan untuk


(18)

meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran, namun pada kenyataannya lebih dari 40% kepala SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur yang tidak membuat program supervisi, kalaupun ada yang membuat dan melaksanakan tetapi belum menindak lanjuti hasil supervisi.

Ketidaksiapan guru pada perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang hanya menggunakan satu buah buku sebagai sumber belajar dan kegiatan evaluasi yang belum optimal serta data hasil perolehan LUN 1 diatas merupakan salah satu bentuk kinerja guru yang belum baik. Kinerja guru penting dan berhubungan erat dengan kegiatan pembelajaran dan kualitas lulusan di suatu sekolah. Oleh karena itu perubahan kinerja guru memunyai dampak langsung terhadap perilaku siswa. Kinerja guru dipengaruhi berbagai macam faktor, baik yang di sekolah maupun faktor yang ada di luar lingkungan sekolah. Faktor yang ada di sekolah misanya kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, sarana prasarana pembelajaran, kemampuan guru mengelola pembelajaran.

Setiap anak merupakan individu yang unik (berbeda satu sama lain), maka sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa. Dengan begitu maka diharapkan kegiatan mengajar benar-benar membuahkan kegiatan belajar pada diri siswa. Hal ini dapat dilakukan kalau guru berusaha menggunakan berbagai sumber belajar secara bervariasi dan


(19)

memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk selalu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang ada.

Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru, sebab tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, atau mentransformasikkan pengetahuan kepada para anak di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak, mengembangkan hati nurani atau kata hati anak, sehingga ia (anak) akan sensitif terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat derajat manusia, menghargai sesama manusia. Begitu juga guru harus mengembangkan keterampilan anak, keterampilan hidup di masyarakat sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dalam pasal 19 tentang standar proses dan pasal 55, 56 dan 57 mengenai standar pengolaan menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan dalam melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran, serta pengawasan proses pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan, serta pengambilan langkah tindak lanjut hasil pengawasan. Tugas ini dipercayakan kepada pengawas satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan bertanggung jawab membina, memantau, dan menilai satuan pendidikan.


(20)

Menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyas (1999:57) untuk mencapai kinerja yang baik ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu: Pertama, variabel individu, yang meliputi: kemampuan dan keterampilan; Latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, umur, etnis, jenis kelamin; Kedua, variabel organisasi, yang mencakup antara lain: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan, Ketiga, variabel psikologis, yang meliputi: presepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi.

Merujuk kepada Teori Gibson di atas maka penelitian ini akan meneliti dari sisi pemanfaatan sumber belajar termasuk dalam variabel individu yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan, pengetahuan pedagogik termasuk dalam variabel individu berhubungan dengan kemampuan. Supervisi kepala sekolah termasuk dalam variabel organisasi berhubungan dengan kepemimpinan dan dengan variabel psikologis berhubungan dengan persepsi guru atas supervisi kepala sekolah. Pentingnya pemanfaatan sumber belajar dan pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah diteliti karena hal ini ikut memberi kontribusi pada kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung.

I.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah bahwa ada berbagai faktor masalah yang kemungkinan mempengaruhi dengan kinerja


(21)

guru-guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur diantaranya dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Sumber belajar di sekolah yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur.

2. Pengetahuan terhadap perkembangan kurikulum (bagian dari pengetahuan pedagogik) guru SMP di Kecamatan Tanjungkarang timur yang perlu ditingkatkan

3. Kegiatan evaluasi pembelajaran yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran.

4. Motivasi guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur rendah

5. Pelaksanaan Supervisi kepala sekolah di kecamatan Tanjungkarang Timur belum maksimal ?

I.3 PEMBATASAN MASALAH

Melihat identifikasi masalah di atas nampaknya banyak faktor yang kemungkinan mempengaruhi tinggi dan rendahnya kinerja guru, untuk meneliti kesemua faktor yang telah diidentifikasi tentulah sangat berat, karena keterbatasan kemampuan penulis, waktu, tenaga dan biaya. Karena itu pembahasan dalam penulisan ini dibatasi pada tiga yaitu:

1. Hubungan antara pemanfaatan sumber belajar dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

2. Hubungan antara pengetahuan pedagogik dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

3. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja


(22)

I.4PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka perma-salahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

2. Apakah terdapat hubungan antara pemanfaatan sumber belajar dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

3. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan pedagogik dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

4. Apakah terdapat hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

I.5 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara:

1. Pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung.

2. Pemanfaatan sumber belajar dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung.

3. Pengetahuan pedagogik dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung.


(23)

I.6 KEGUNAAN PENELITIAN

I.6.1 Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data informasi empirik dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya teknologi pendidikan kawasan manajemen pengembangan sumber daya manusia khsususnya informasi manajemen yang berhubungan dengan kinerja guru.

I.6.2 Secara Praktis

1. Penelitian lanjutan untuk meneliti indikator yang belum diteliti pada penelitian ini.

2. Memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam mensupervisi dan mengembangkan kemampuan guru.

3. Memberikan informasi kepada guru tentang pentingnya profesionalisme guru dalam menyongsong perubahan yang begitu cepat. Sebagai agen pembelajaran untuk menyiapkan generasi mendatang yang mandiri.

4. Memberikan informasi bagi Dinas pendidikan sehingga peningkatan kinerja guru dapat lebih terarah

5. Bagi peneliti merupakan penambahan informasi dan memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Teknologi Pendidikan .


(1)

meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran, namun pada kenyataannya lebih dari 40% kepala SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur yang tidak membuat program supervisi, kalaupun ada yang membuat dan melaksanakan tetapi belum menindak lanjuti hasil supervisi.

Ketidaksiapan guru pada perencanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang hanya menggunakan satu buah buku sebagai sumber belajar dan kegiatan evaluasi yang belum optimal serta data hasil perolehan LUN 1 diatas merupakan salah satu bentuk kinerja guru yang belum baik. Kinerja guru penting dan berhubungan erat dengan kegiatan pembelajaran dan kualitas lulusan di suatu sekolah. Oleh karena itu perubahan kinerja guru memunyai dampak langsung terhadap perilaku siswa. Kinerja guru dipengaruhi berbagai macam faktor, baik yang di sekolah maupun faktor yang ada di luar lingkungan sekolah. Faktor yang ada di sekolah misanya kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, sarana prasarana pembelajaran, kemampuan guru mengelola pembelajaran.

Setiap anak merupakan individu yang unik (berbeda satu sama lain), maka sedapat mungkin guru memberikan perlakuan yang sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa. Dengan begitu maka diharapkan kegiatan mengajar benar-benar membuahkan kegiatan belajar pada diri siswa. Hal ini dapat dilakukan kalau guru berusaha menggunakan berbagai sumber belajar secara bervariasi dan


(2)

memberikan kesempatan sebanyak mungkin kepada siswa untuk selalu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar yang ada.

Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat dibutuhkan oleh guru, sebab tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, atau mentransformasikkan pengetahuan kepada para anak di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak, mengembangkan hati nurani atau kata hati anak, sehingga ia (anak) akan sensitif terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat derajat manusia, menghargai sesama manusia. Begitu juga guru harus mengembangkan keterampilan anak, keterampilan hidup di masyarakat sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dalam pasal 19 tentang standar proses dan pasal 55, 56 dan 57 mengenai standar pengolaan menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan dalam melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran, serta pengawasan proses pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan, serta pengambilan langkah tindak lanjut hasil pengawasan. Tugas ini dipercayakan kepada pengawas satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan bertanggung jawab membina, memantau, dan menilai satuan pendidikan.


(3)

Menurut Gibson yang dikutip oleh Ilyas (1999:57) untuk mencapai kinerja yang baik ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu: Pertama, variabel individu, yang meliputi: kemampuan dan keterampilan; Latar belakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, umur, etnis, jenis kelamin; Kedua, variabel organisasi, yang mencakup antara lain: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan, Ketiga, variabel psikologis, yang meliputi: presepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi.

Merujuk kepada Teori Gibson di atas maka penelitian ini akan meneliti dari sisi pemanfaatan sumber belajar termasuk dalam variabel individu yang berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan, pengetahuan pedagogik termasuk dalam variabel individu berhubungan dengan kemampuan. Supervisi kepala sekolah termasuk dalam variabel organisasi berhubungan dengan kepemimpinan dan dengan variabel psikologis berhubungan dengan persepsi guru atas supervisi kepala sekolah. Pentingnya pemanfaatan sumber belajar dan pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah diteliti karena hal ini ikut memberi kontribusi pada kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung.

I.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Sebagaimana yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah bahwa ada berbagai faktor masalah yang kemungkinan mempengaruhi dengan kinerja


(4)

guru-guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur diantaranya dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Sumber belajar di sekolah yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur.

2. Pengetahuan terhadap perkembangan kurikulum (bagian dari pengetahuan pedagogik) guru SMP di Kecamatan Tanjungkarang timur yang perlu ditingkatkan

3. Kegiatan evaluasi pembelajaran yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran.

4. Motivasi guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur rendah

5. Pelaksanaan Supervisi kepala sekolah di kecamatan Tanjungkarang Timur belum maksimal ?

I.3 PEMBATASAN MASALAH

Melihat identifikasi masalah di atas nampaknya banyak faktor yang kemungkinan mempengaruhi tinggi dan rendahnya kinerja guru, untuk meneliti kesemua faktor yang telah diidentifikasi tentulah sangat berat, karena keterbatasan kemampuan penulis, waktu, tenaga dan biaya. Karena itu pembahasan dalam penulisan ini dibatasi pada tiga yaitu:

1. Hubungan antara pemanfaatan sumber belajar dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

2. Hubungan antara pengetahuan pedagogik dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

3. Hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja


(5)

I.4 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka perma-salahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan antara pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

2. Apakah terdapat hubungan antara pemanfaatan sumber belajar dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

3. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan pedagogik dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

4. Apakah terdapat hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung

I.5 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara:

1. Pemanfaatan sumber belajar, pengetahuan pedagogik dan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung.

2. Pemanfaatan sumber belajar dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung.

3. Pengetahuan pedagogik dengan kinerja guru SMP di kecamatan Tanjungkarang Timur Bandar Lampung.


(6)

I.6 KEGUNAAN PENELITIAN

I.6.1 Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data informasi empirik dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya teknologi pendidikan kawasan manajemen pengembangan sumber daya manusia khsususnya informasi manajemen yang berhubungan dengan kinerja guru.

I.6.2 Secara Praktis

1. Penelitian lanjutan untuk meneliti indikator yang belum diteliti pada penelitian ini.

2. Memberikan informasi kepada kepala sekolah dalam mensupervisi dan mengembangkan kemampuan guru.

3. Memberikan informasi kepada guru tentang pentingnya profesionalisme guru dalam menyongsong perubahan yang begitu cepat. Sebagai agen pembelajaran untuk menyiapkan generasi mendatang yang mandiri. 4. Memberikan informasi bagi Dinas pendidikan sehingga peningkatan

kinerja guru dapat lebih terarah

5. Bagi peneliti merupakan penambahan informasi dan memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Teknologi Pendidikan .


Dokumen yang terkait

PENGARUH SUPERVISI DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN PASIR SAKTI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

3 15 89

PENGARUH KOMPETENSI MANAJERIAL DAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN TANGGAMUS

1 18 72

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK, MOTIVASI KERJA, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 5 91

HUBUNGAN KOMPETENSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SUKOHARJO RAYON TIMUR TAHUN 2014/2015

0 4 61

HUBUNGAN IKLIM ORGANISASI DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI SE-KECAMATAN TANJUNG PURA.

0 1 23

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMP DI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT.

0 0 26

KONTRIBUSI KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN PURWAKARTA.

0 0 63

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KABUPATEN CIANJUR.

0 1 63

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta.

1 3 125

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 2 147