Definisi Klasifikasi Fraktur Akar Gigi Etiologi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Menurut American Dental Association ADA, fraktur dapat diartikan sebagai pecahnya satu bagian, terutama dari struktur tulang, atau patahnya gigi. Akar merupakan bagian radikuler gigi, yaitu bagian anatomis gigi yang tertutup oleh sementum dan terletak dalam tulang alveolus soket serta terikat oleh ligamen periodontal. 13 Malhotra et al 2011 memberikan definisi fraktur akar gigi sebagai fraktur yang melibatkan sementum, dentin dan pulpa gigi. 3

2.2 Ciri-Ciri Gigi Molar

Gigi molar merupakan gigi yang terletak paling posterior pada lengkung gigi. Terdapat 3 jenis gigi molar permanen, yaitu molar pertama, molar kedua dan molar ketiga. Molar pertama terletak hampir di tengah lengkung gigi dalam arah anteroposterior. Gigi ini merupakan gigi terbesar dan terkuat pada masing-masing lengkung. Molar kedua berada distal dari molar pertama dan molar ketiga terletak distal dari molar kedua. Molar ketiga merupakan gigi terakhir pada lengkung gigi dan permukaan distalnya tidak berkontak dengan gigi yang lain. 1

2.2.1 Morfologi Akar Gigi Molar

Gigi molar pertama dan kedua maksila mempunyai tiga akar yang biasanya agak pipih. Akar palatalnya menyimpang tajam dari kedua akar bukal. Morfologi akar gigi molar ketiga maksila sangat bervariasi. Ada akar yang bersatu atau mempunyai tiga atau lebih akar yang kecil. Akar gigi molar pertama dan kedua mandibula tampak pipih dari arah mesiodistal. Suatu variasi yang luas muncul dalam bentuk akar gigi molar ketiga bawah dan pada posisinya di mandibula karena gigi tersebut seringkali erupsi di tempat yang salah atau miring. 14 Universitas Sumatera Utara Akar mesial dari kebanyakan gigi molar pertama dan kedua mandibula serta akar mesiofasial pada gigi molar pertama maksila biasanya membengkok ke arah distal pada bagian sepertiga apikal. Aspek distal akar ini umumnya memiliki lekuk-lekuk kecil fluting. Ciri-ciri ini dapat mengakibatkan peningkatan insidensi terjadinya fraktur akar vertikal. 8 Gambar 1 Gambar 2 Gambar 1: Gigi molar pertama dan kedua mandibula kanan dari pandangan bukal. Gambar 2: 1 Gigi molar pertama dan kedua maksila kanan dari pandangan bukal. 1

2.3 Klasifikasi Fraktur Akar Gigi

Menurut Klasifikasi Ellis, fraktur akar gigi termasuk dalam Klas IV. 7 Malhotra et al 2011 membagi klasifikasi fraktur akar gigi menjadi fraktur akar horizontal dan fraktur akar vertikal. Klasifikasi fraktur akar horizontal dilakukan dengan memperhatikan: Namun demikian, klasifikasi tersebut kurang mendeskripsikan jenis fraktur yang terjadi pada gigi tersebut. 1. Lokasi garis fraktur servikal, tengah, apikal. 3 2. Derajat fraktur parsial dan total. 3. Jumlah garis fraktur simpel dan multipel. 4. Posisi fragmen koronal bergeser atau tidak. Fraktur akar vertikal dapat diklasifikasi menurut: 1. Derajat separasi fragmen komplit atau inkomplit. 3 2. Posisi relatif fraktur pada puncak tulang alveolar: Universitas Sumatera Utara a Supraoseous: Fraktur yang tidak melibatkan tulang alveolar serta tidak menimbulkan kerusakan periodontal. b Intraoseous: Fraktur yang melibatkan tulang alveolar dan menyebabkan kerusakan periodontal. Tabel 1. Klasifikasi fraktur akar gigi horizontal dan vertikal. Jenis Fraktur Akar 3 Klasifikasi Fraktur horizontal Jumlah Simpel Multipel Lokasi Servikal Tengah Apikal Posisi Fragmen Koronal Tidak bergeser Bergeser Derajat Fraktur Parsial Total Fraktur vertikal Separasi Fragmen Komplit Inkomplit Posisi Fraktur Supraoseous Intraoseous Universitas Sumatera Utara

2.4 Etiologi

Fraktur akar gigi dapat disebabkan oleh: 1. Traumatik fisikal. 15 Trauma fisikal yang dapat menyebabkan fraktur akar gigi diantaranya kecelakaan lalu lintas, olahraga, terjatuh, perkelahian dan objek yang terbentur dengan gigi. 3,5,7 Fraktur akar gigi horizontal pada gigi posterior sering disebabkan oleh trauma indirek, yang biasanya terjadi akibat benturan kuat antara mandibula dengan maksila setelah pukulan ke daerah dagu. 3,7 2. Traumatik oklusi dan tekanan oklusal berlebihan, terutamanya pada gigi yang telah dirawat endodontik serta gigi yang telah direstorasi. 2,3,16 Gigi posterior yang telah dirawat endodontik dan tidak dilakukan crowning mempunyai resiko tertinggi untuk fraktur akar gigi. 16 Tekanan oklusal berlebihan dalam beberapa pola mengunyah makanan spesifik juga berkemungkinan besar menghasilkan fraktur akar vertikal. 17 3. Kebiasaan parafungsional, misalnya clenching, grinding dan bruksism. 3,18,19 4. Kebiasaan buruk seperti mengunyah es serta mengkonsumsi makanan abrasif. 3 5. Fraktur akar gigi yang diinduksi oleh resorpsi internal. Resorpsi tersebut dapat berupa resorpsi patologik maupun resorpsi akibat terapi ortodontik. 2,15,19 6. Perawatan endodontik. Pembuangan dentin berlebihan dapat menyebabkan struktur akar gigi menjadi lemah. 15 Perforasi akar, prosedur obturasi saluran akar dan pengunaan pasak yang besar dapat menyebabkan fraktur akar, terutamanya pada bagian apikal. 2,3,16 7. Restorasi gigi yang ekstensif. Tambalan gigi yang besar, pemasangan mahkota secara paksa, restorasi intrakoronal inlay dan pemasangan pin dapat menyebabkan fraktur akar gigi vertikal disebabkan oleh aksi wedging. 3 8. Fraktur akar gigi sewaktu pencabutan. Hal ini dapat disebabkan oleh: 10,14 a Bentuk akar yang panjang, membengkok dan divergen. b Lokasi akar dalam tulang padat. c Gigi yang mengalami karies tahap lanjut atau restorasi yang besar. d Akar yang rapuh. Keadaan ini biasanya ditemukan pada gigi nonvital, gigi dengan penyakit periodontal serta pasien lansia. Universitas Sumatera Utara e Sklerosis serta kehilangan elastisitas tulang alveolar, yang sering terjadi pada keadaan gigi dengan penyakit periodontal serta gigi pada pasien lansia. Hal ini dapat menghasilkan resistensi hebat sewaktu pencabutan. f Pemilihan dan aplikasi tang pencabutan yang tidak benar. Tang pencabutan yang tidak cocok paruhnya dengan akar gigi serta pengunaan tenaga yang berlebihan sewaktu pencabutan dapat meningkatkan resiko fraktur akar gigi. 2.5 Gambaran Klinis 2.5.1 Fraktur akar gigi horizontal

Dokumen yang terkait

Prevalensi Fraktur Gigi Premolar Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU Tahun 2010-2012

8 89 54

Prevalensi Tindakan Alveolektomi Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, Dan Regio Yang Dilakukan Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial Rsgmp Fkg Usu Tahun 2011-2012

4 27 59

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

4 36 45

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 12

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 1

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 3

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 3

Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Prevalensi fraktur akar gigi anterior berdasarkan umur dan jenis kelamin yang dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU tahun 2010-2012

0 0 15

Prevalensi Fraktur Akar Gigi Molar Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Yang Dicabut Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial RSGMP FKG USU Tahun 2010-2012

0 0 14