Dampak Kestabilan Emosi Aspek-aspek Kestabilan Emosi

19 ubah. Artinya, orang dengan ketidakstabilan emosi akan sangat cepat berubah kondisi emosinya jika mendapat stimulus. Salah satu bentuk yang sering terlihat adalah irama suasana hati mood swing, dimana individu beralih dengan cepat dari satu emosi yang ekstrem ke emosi yang lainnya. Dengan demikian penulis menarik kesimpulan bahwa kestabilan emosi adalah suatu kondisi seorang individu yang dapat mengontrol diri atas luapan ekspresi emosi agar emosi yang ditampilkan tepat, sehingga dapat menyikapi stimulus yang berupa tekanan maupun bukan dengan baik. Kestabilan emosi membuat seorang individu dapat mengendalikan kondisi jiwa agar tidak berubah secara drastis dari kondisi sebelumnya sehingga terlihat lebih tenang dalam menyikapi beberapa persoalan.

3. Dampak Kestabilan Emosi

Definisi kestabilan emosi yang telah dijelaskan memberi gambaran bahwa kestabilan emosi akan memberi dampak, baik kepada individu maupun orang lain diluar individu. Ditengah kondisi sosial yang semakin komplek, individu sangat membutuhkan kestabilan emosi. Hal ini dikarenakan irama dan derap kehidupan modern memberi kita terlalu sedikit waktu untuk berasimilasi, melakukan refleksi dan bereaksi Daniel Goleman, 1999: 87. 20 Seseorang yang mempunyai kestabilan emosi mampu mengekspresikan emosi dengan tepat, tidak berlebihan, sehingga emosi yang sedang dialaminya tidak menggangu aktifitas lain Rizky Oktaria, 2013. Dengan tidak mengganggu aktifitas lain, baik aktifitas pribadi maupun sosial maka hal ini menjadi modal yang sangat penting untuk membangun interaksi sosial yang baik. Menurut Daniel Goleman 1999 orang dengan kecakapan dapat menjaga agar emosi dan impluls yang merusak tetap terkendali, dapat 1 mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsif dan emosi-emosi yang menekan mereka, 2 tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah bahkan dalam situasi yang paling berat, 3 berfikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam tekanan. Kesimpulannya adalah kestabilan emosi memberi dampak positif terhadap kehidupan pribadi maupun sosial seorang individu, sehingga kestabilan emosi adalah sebuah kemampuan yang perlu dimiliki oleh setiap orang.

4. Aspek-aspek Kestabilan Emosi

Menurut Scheneider Desyamalia Rosdiana, 2012 ada tiga aspek dalam kestabilan emosi yaitu: a. Adequasi Emosi, Adequasi emosi adalah reaksi emosi sesuai dengan rangsang yang diterimanya, dimana reaksi ini berkaitan dengan macam atau isi emosi dan arah emosi atau kepada siapa emosi tersebut diarahkan. 21 b. Kematangan Emosi, Kematangan emosi ditandai dengan adanya kemampuan untuk memberikan reaksi emosi yang tepat pada situasi yang tidak menyenangkan dan kondisi tertentu. c. Kontrol Emosi, Dasar dari kematangan emosi adalah adanya kontrol emosi, kontrol emosi juga sangat penting dalam penyesuaian diri dan kesehatan mental. Kontrol emosi adalah pengaturan emosi yang sesuai dengan tuntutan lingkungan, nilai-nilai, cita-cita, dan prinsip-prinsip dalam kehidupan individu. Selain dari penjabaran yang disampaikan oleh Scheneider tentang aspek-aspek kestabilan emosi terdapat konsep aspek-aspek kestabilan emosi yang disampaikan oleh Ekman Friesen Bimo Walgito, 1994 bahawa ada tiga macam emosi yang dikenal dengan display rules, yaitu adanya tiga macam aturan penggambaran emosi yang terdiri atas masking, modulating dan simulation. a. Masking Masking adalah keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau menutupi emosi yang dialaminya. Emosi yang dialaminya tidak tercetus keluar melalui ekspresi kejasmanianya. b. Modulasi Mudolasi adalah dimana orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya, tetapi hanya mengurangi saja. 22 c. Simulasi Simulasi adalah keadaan dimana orang tidak mengalami suatu emosi, tapi seolah olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala kejasmanian. Selain dari aspek-aspek yang ada didalam kestabilan emosi, tentu kestabilan emosi mempuanyai ciri-ciri yang dapat menunjukan apakah seorang individu memiliki emosi yang stabil atau tidak. Amas Chusnul Chotimah, 2010: 19 mengemukakan bahwa kestabilan emosi merupakan salah satu ciri dari kematangan emosi yang diartikan sebagai kondisi yang stabil. Karakteristik emosi yang stabil antara lain tidak adanya perubahan perasaan yang cepat dan tidak menentu, keceriaan, memiliki rasa percaya diri, sikap realistik, dan optimistik, tidak terobsesi dengan perasaan bersalah, cemas maupun kesepian. Pendapat diatas diperkuat oleh Sharma 2006 yang mengatakan bahwa kestabilan emosi bercirikan pribadi tegas, tidak mudah marah atau terganggu, seimbang dan mampu tetap dalam status yang sama. Tidak jauh berbeda dengan pendapat ahli lain, yaitu apa yang disampaikan oleh Muhamed Chusnul Chotimah, 2010: 19 bahwa seseorang memiliki emosi yang stabil apabila tidak mudah dipengaruhi perasaan, tidak mudah kecewa, bisa menghadapimenerima tekanan, dan dalam menghadapi kenyataan tidak kaku dan keras. Sedangkan menurut Albin Chusnul Chotimah, 2010: 20 individu yang beremosi stabil memiliki ciri-ciri kreatif, produktif, tidak mudah cemas, tidak 23 mudah tegang serta frustasi, mandiri, mempunyai semangat yang tinggi dan efisien. Secara sederhana orang yang memiliki emosi yang stabil akan mampu menyelesaikan berbagai masalah dan tekanan dari dalam dan luar dirinya tanpa harus terganggu kondisi jiwanya. Selanjutnya, Menurut Santrock Chusnul Chotimah, 2010: 20- 21 emosi seseorang yang stabil memiliki karakteristik, antara lain: a. Keyakinan akan kemampuan diri: sikap positif individu tentang dirinya, bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan. b. Optimis: sikap positif individu yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya. c. Objektif: sikap individu yang memandang permasalahan ataupun sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya bukan menurut kebenaran pribadi atau yang menurut dirinya benar. d. Bertanggungjawab: kesediaan individu untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. e. Rasional dan realistik: kemampuan menganalisa masalah, sesuatu hal, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima akal sehat dan sesuai kenyataan. Sedangkan Daniel Goleman Terjemahan 1997: 430-435 mengatakan bahwa ciri kestabilan emosi meliputi antara lain: 1. Lebih bertanggung jawab dan mandiri 24 2. Lebih terampil dalam menyelesaikan konflik 3. Keterampilan bergaul dengan teman sebaya 4. Berbagi rasa 5. Dapat mengendalikan diri 6. Keseimbangan antara emosi dan pola berfikir 7. Berkurangnya perilaku kasar 8. Lebih terampil dalam mengatasi masalah antar pribadi 9. Perbaikan keterampilan berkomunikasi 10. Lebih peka terhadap perasaan orang lain 11. Lebih mampu mengatasi kesukaran di sekolah 12. Meningkatkan kendali diri dan kesadaran sosial 13. Meningkatkan keterampilan belajar bagaimana caranya belajar. Berdasarkan penjelasan dari berbagai ahli tentang aspek-aspek dalam kestabilan emosi dan ciri-cirinya, penulis menggolongkan aspek kestabilan emosi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu luapan emosi yang natural, luapan emosi yang tepat sesuai sasaran, dan ketenangan dalam meluapkan emosi sehingga sesuai dengan kondisi dan nilai yang berlaku didalam masyarakat. Dengan demikian penulis sependapat dengan pendapat Scheneider yang menyatakan bahwa aspek kestabilan emosi adalah adequasi emosi, kematangan emosi, dan kontrol emosi.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Spiritualitas Dengan Kestabilan Emosi Pada Siswa Kelas 3 SMA Muhammadiyah-2 Tanjung Sari Medan

5 61 96

HUBUNGAN KESTABILAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KARANGANOM KLATEN

0 3 58

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS XI SMAIT ABU BAKAR JOGJAKARTA Hubungan Antara Religiusitas Dengan Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas XI SMAIT Abu Bakar Jogjakarta.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS XI SMAIT ABU BAKAR YOGYAKARTA Hubungan Antara Religiusitas Dengan Motivasi Belajar PAI Siswa Kelas XI SMAIT Abu Bakar Jogjakarta.

0 0 11

PENGARUH KESTABILAN EMOSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V PENGARUH KESTABILAN EMOSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 2 KAUMAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2

0 1 16

PENINGKATAN KETERBUKAAN DIRI (SELF DISCLOSURE) MELALUI KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN PERSON CENTERED PADA SISWA KELAS VII SMP IT ABU BAKAR YOGYAKARTA.

1 3 173

PENANAMAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN PADA SISWA BOARDING SCHOOL DI SMP IT ABU BAKAR YOGYAKARTA.

0 17 230

PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SMA ISLAM TERPADU (IT) BOARDING SCHOOL ABU BAKAR YOGYAKARTA

0 0 12

Pengaruh Penyuluhan Anatomi Fisiologi Reproduksi Perempuan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Siswi SMP IT Abu Bakar Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 11

PENGARUH PBLATIHAN DASAR KEAIcrORAN TERHADAP KECENDERUNGAN KESTABILAN EMOSI

0 0 13