26 Molekul oktahedral memiliki sudut ikatan sebesar 90
◦
baik secara horizontal maupun vertikal. Jika terdapat lima atom yang terikat secara langsung pada atom
pusat dan satu PEB maka akan membentuk molekul piramida segiempat AX
5
E. Akibat terdapatnya satu PEB menyebabkan berubahnya sudut ikatan dari keadaan
sudut idealnya, dengan sudut ikatan yang semakin kecil yaitu lebih kecil dari 90
◦
. Empat atom yang terikat secara langsung pada atom pusat dan dua PEB
maka akan membentuk molekul segiempat datar atau bujursangkar AX
4
E
2
. Molekul dikatakan berbentuk bujur sangkar apabila mengikat empat atom yang
sama, tetapi jika mengikat empat atom yang berbeda maka dinamakan segiempat datar. Adanya dua PEB menyebabkan keempat pasangan elektron ikatan akan
mengatur sendiri letaknya sejauh mungkin seperti segiempat datar sehingga tolakan antar elektron minimum, dengan sudut ikatan sebesar
90◦.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Maier, Klinker dan Tonnis 2009 yang berjudul “Augmented Reality for Teaching Spatial Relations” menunjukkan
bahwa Augmented Reality Chemistry bermanfaat untuk memvisualisasikan model molekul secara 3 dimensi. Berdasarkan hasil pengembangan dinyatakan
Augmented Reality Chemistry
dapat meningkatkan pemahaman dan potensi belajar kimia peserta didik.
Penelitian yang dilakukan oleh Saidin, Halim dan Yahaya 2015 dengan judul “Design Mobile Augmented Reality MAR for Learning Chemical Bond”
menggunakan model ADDIE. Berdasarkan hasil implementasi dan evaluasi pada
27 peserta didik diketahui bahwa MAR dapat membantu peserta didik belajar dengan
cara yang menyenangkan. Penelitian yang relevan selanjutnya dilakukan oleh Damayanti 2016
dengan judul “Pengembangan Monograf Augmented Chemistry Aldehid Keton Berilustrasi 3 Dimensi 3D sebagai Suplemen Pembelajaran Kimia menggunakan
model ADDIE. Hasil dari penilaian lima orang reviewer dianalisis dan diperoleh skor rata-rata seluruh aspek. Hasil penilaian menunjukkan kualitas Monograf
Augmented Chemistry Aldehid Keton dikategorikan sangat baik.
Penelitian yang relevan selanjutnya dilakukan oleh Setiawan 2016 dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Bentuk Molekul
Menggunakan Software AURORA 3D”. Penelitian tersebut menggunakan model ADDIE. Hasil dari penilaian lima orang reviewer dianalisis dan diperoleh skor
rata-rata seluruh aspek sebesar 128 dengan kategori sangat baik. Keempat penelitian tersebut relevan karena sama-saa mengembangkan
media pembelajaran bentuk molekul 3 dimensi 3D dan menggunakan prosedur pengembangan model ADDIE. Perbedaan dari keempat penelitian tersebut adalah
jenis dari media yang dihasilkan dalam pengembangan dan material yang digunakan dalam pengembangan produk. Hasil dari keempat penelitian tersebut
dapat digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan alat peraga model molekul.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan peserta didik dalam memahami suatu materi berbeda-beda. Ada yang dapat dengan cepat menangkap langsung materi yang disampaikan
28 tanpa memerlukan media untuk menjelaskan dan sebaliknya. Banyak peserta didik
yang masih kesulitan dalam memahami materi yang memerlukan daya visualisasi, seperti halnya pada materi ikatan kimia yaitu membayangkan bentuk dari suatu
molekul, sehingga perlu adanya alat peraga untuk menjelaskan bentuk molekul agar lebih mudah dibayangkan oleh peserta didik.
Setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mengilustrasikan suatu objek. Tidak semua peserta didik dengan mudah
memvisualisasikan bentuk molekul walaupun sudah banyak gambar molekul yang terdapat di buku dan juga visualisasinya dalam bentuk 2D. Agar dapat
menjangkau daya visualisasi peserta didik dalam memproyeksikan bentuk molekul maka dibuatlah model molekul berdasarkan teori VSEPR. Model
molekul terbuat dari kayu dan secara nyata dapat memperlihatkan bentuk dari suatu molekul.
Banyak media yang dapat digunakan sebagai alat untuk memvisualisasikan bentuk molekul namun kebanyakan dijual secara terbatas di
Indonesia dan terbuat dari bahan plastik. Era global saat ini banyak usaha pengurangan plastik, limbah plastik dan sejenis plastik lainnya, sehingga untuk
menanamkan nilai cinta lingkungan kepada peserta didik dalam belajar kimia baik digunakan alat peraga yang ramah lingkungan dari bahan-bahan yang
berdampak baik bagi lingkungan. Hal ini juga dapat mengajarkan kepada peserta didik bahwa kimia bukanlah ilmu yang selalu erat kaitannya dengan bahan
berbahaya, namun belajar kimia juga sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan.
29 Media seperti alat peraga model molekul terkadang tidak sesuai dengan
lingkungan belajar peserta didik. Masih sedikit penggunaan model molekul yang sesuai taraf berfikir peserta didik berdasarkan KD pada Kurikulum 2013. Alat
peraga yang ditampilkan terlalu kecil untuk jumlah peserta didik dalam satu kelas, sehingga kurang tepat digunakan sebagai alat demonstrasi. Oleh karena itu
penggunaan alat peraga model molekul yang dikembangkan diharapkan mampu mempermudah peserta didik dalam memahami teori VSEPR.
Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian “Pengembangan Alat Peraga Model Molekul Berdasarkan Teori Valence Shell Electron Pair
Repulsion VSEPR sebagai Media Pembelajaran Kimia Kelas X SMAMA”. Alat
peraga ini diharapkan dapat menjadi alternatif media pembelajaran untuk pendidik dan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran dengan lebih
mudah dan menciptakan suasana belajar yang menarik dan peduli akan lingkungan.
Alat peraga model molekul mempunyai beberapa ciri yang membedakannya dengan produk lain, yaitu model molekul berbahan kayu,
disusun dengan kotak seperti anak tangga yang dilengkapi dengan notasi dan bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR, jumlah PEB dan PEI serta tempelan
magnet contoh molekul dan sifat dari molekulnya. Alat peraga ini ditampilkan dengan penggunaan warna yang menarik. Selain itu, pengembangan alat peraga
model molekul harus memenuhi beberapa standar kualitas penilaian sebagai acuan kelayakan agar dapat digunakan sebagai media pembelajaran di SMAMA.
30 Pengembangan model molekul ditinjauan oleh ahli media, ahli materi, 5
orang peer reviewer ,5 guru kimia SMAMA yang bertindak sebagai reviewer dan uji terbatas pada 20 peserta didik kelas X SMAMA. Berdasarkan penilaian oleh
reviewer dan peserta didik tersebut dapat diketahui kelayakan dari produk yang
dihasilkan.
D. Pertanyaan Penelitian