5. Untuk memperoleh pendapatan wajar atas penyertaan dalam suatu
perusahaan atau menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari apa yang ada di dalam neraca.
6. Memperoleh pembelanjaan penetapan besarnya pinjaman atau
tambahan modal.
4. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan
Kinerja keuangan suatu perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusannya menerapkan g
ood corporate governance
. Di dalam majalah SWA 2001 menyebutkan bahwa sebanyak 25 perusahaan peringkat
teratas yang menerapkan g
ood corporate governance
dengan baik secara tidak langsung menaikkan nilai sahamnya. Secara teoritis praktik g
ood corporate governance
dapat meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan
yang menguntungkan sendiri, umumnya g
ood corporate governance
dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang
akan berdampak terhadap kinerjanya. Xiaonian, et. al. 2000 dalam Supriyanto 2006 bahwa pemegang
saham saat ini sangat aktif dalam meninjau kinerja perusahaan karena mereka menganggap bahwa g
ood corporate governance
yang lebih baik akan memberikan imbalan hasil yang lebih tinggi bagi mereka. Penerapan
g
ood corporate governance
yang baik berfokus pada proses manajemen risiko dan pengendalian internal yang efektif akan meningkatkan kinerja
commit to user
dan daya saing serta kreatifitas nilai perusahaan yang pada nantinya dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Tinjauan Penelitian
Penelitian ini mengacu pada penelitian Kusumati dan Riyanto 2005 yang meneliti pengaruh
corporate governance
terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota dewan komisaris dan
cross-directorship
berpengaruh signifikan terhadap masalah kinerja perusahaan. Sedangkan transparansi GCG tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Trinanda dan Muqodim 2010 yang meneliti pengaruh
corporate governance
terhadap kinerja keuangan perbankan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
bahwa
Corporate Governance
berpengaruh signifikan terhadap
Return On Equity
,
Return On Investment, Return On Asset,
dan
Net Profit Margin.
Artinya, penerapan
Corporate Governance
yang baik maka akan mengakibatkan kinerja keuangan juga menjadi baik. Hal ini menggambarkan bahwa manajemen perusahaan
menyadari manfaat jangka panjang dari penerapan
Corporate Governance
yaitu adanya dampak keuangan secara langsung seperti peningkatan laba bersih perusahaan, sehingga perusahaan tersebut menjadi sehat.
Penelitian Darmawati, Khomsiyah dan Rahayu 2004 yang meneliti pengaruh
corporate governance
terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa untuk model regresi dengan
return
commit to user
on equity
sebagai variabel dependennya, hanya variabel
corporate governance
yang secara statistik signifikan mempengaruhi
return on equity
. Sedangkan tidak ada satupun variabel kontrol yang secara statistik signifikan mempengaruhi
return on equity
. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian didukung, yaitu bahwa
corporate governance
mempengaruhi kinerja operasi perusahaan. Penelitian Wulandari 2006 yang meneliti pengaruh mekanisme
corporate governance
terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa mekanisme
corporate governance
yaitu jumlah dewan direktur, proporsi dewan komisaris, dan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Hastuti 2005 yang meneliti pengaruh mekanisme
corporate governance
terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan. Tidak terdapat hubungan yang signifkan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan dan
terdapat hubungan hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan.
Midiastuti dan Mackfudz 2003 menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu investor institusional dan
shareholders dispersion
dapat mengurangi
agency costs
. Adanya kepemilikan institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
commit to user
investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
F. Hipotesis
Pfeffer Salancik 1978 menjelaskan bahwa semakin besar kebutuhan akan hubungan eksternal yang semakin efektif, maka kebutuhan
akan dewan dalam jumlah yang besar akan semakin tinggi. Selain itu ujung tombak dari efektivitas serta efisiensi perusahaan bergantung pada mekanisme
pengelolaan manajemen perusahaan yang menjadi tugas dari direksi. Baik atau buruknya kinerja akan bergantung pada kemampuan dewan direksi sebagai
resource
perusahaan secara lebih baik. Jumlah dewan yang besar menguntungkan perusahaan dari sudut pandang
resources dependence
Alexander, Fernell, Halporn, 1993; Goodstein, Gautarn, Boeker, 1994; Mintzberg, 1983 dalam Sam’ani; 2008. Sesuai dengan sudut pandang
resourcesdependence
adalah bahwa perusahaan akan tergantung dengan dewan direksi untuk dapat mengelola sumber dayanya secara lebih baik
Dalton et al, 1999. Hasil ini memberikan suatu gambaran bahwa dalam mengurangi konflik kepentingan, ukuran dan jumlah dewan direksi mampu
mengurangi permasalahan dalam teori keagenan serta mampu membatasi
controlling owner
untuk mengeksploitasi kepentingan
noncontrolling owner
Suranta dan Mahfoedz, 2003. Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
commit to user