Ki Ageng Giring Tokoh Character

56 hukuman kepada Wira Kususma XII. Setelah kejadian hukuman itu Ki Uda Kusuma mengakui bahwa Wira Kusuma adalah anaknya F4 dan Danang Sutawijaya memberikan hadiah kepada Ki Uda Kusuma D2, tindakan tersebut mengakibatkan terjadinya tanah perdikan yaitu perdikan Gumelem XIII.

4.1.3 Wujud Existent dalam Cerita Rakyat Ki Ageng Giring

4.1.3.1 Tokoh Character

Pada cerita rakyat Ki Ageng Giring menampilkan beberapa tokoh yaitu Ki Ageng Giring, Ki Ageng Pemanahan, Dewi Nawangsari, Danang Sutawijaya, dan Ki Uda Kusuma. Setiap tokoh dalam cerita memiliki watak yang berbeda-beda. Kejadian pada tokoh-tokoh tersebut secara tidak langsung telah mewakili gambaran watak tokoh yang terdapat pada cerita rakyat Ki Ageng Giring.

4.1.3.1.1 Ki Ageng Giring

Ki Ageng Giring adalah seorang pertapa. Pada suatu ketika Ki Ageng Giring yang mendapatkan wangsit atau ilham dari Yang Maha Kuasa. Setelah menemukan kelapa muda yang dimaksudkan dalam wangsit, kemudian Ki Ageng Giring pergi ke ladang dan meninggalkan kelapa muda tersebut di atas para. Hal tersebut terlihat seperti pada sekuen berikut; S-1 Ki Ageng Giring mendapat ilham lewat mimpi. S-2 Ki Ageng Giring menemukan pohon kelapa yang berbuah hanya satu buah kelapa saja. S-3 Ki Ageng Giring menyimpan kelapa muda tersebut di atas para dan pergi ketegalan. “Dek jaman kepungkur akeh wong kang ngurangi mangan lan turu tirakat menawa duwe gegayuhan supaya entuk panunjuk lan kamulyan saka Gusti Maha Agung. Ki Ageng Giring uga nglakoni tirakat iku, ing sawijining dina Ki Ageng Giring entuk wangsit saka impen”. Tuturan lisan dari Bapak Sujeri, 22 Maret 2008 57 Sekuen di atas menggambarkan Ki Ageng Giring yang melakukan tirakat untuk mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Dengan begitu terlihat bahwa Ki Ageng Giring adalah orang yang rajin beribadah. Dilihat dari namanya ’Ki Ageng Giring’ merupakan seseorang yang mendalami agamanya serta disegani. Ki Ageng Giring mempunyai sifat yang kurang sabar, setelah mendengar cerita dari istrinya bahwa kelapa muda miliknya telah diminum oleh Ki Ageng Pemanahan. Hal tersebut terlihat pada sekuen berikut; S-5 Istri Ki Ageng Giring menceritakan bahwa air kelapa muda telah diminum oleh Ki Ageng Pemanahan. S-6 Ki Ageng Giring meminta kepada Ki Ageng Pemanahan agar kelak keturunan kedua dari Ki Ageng Pemanahan diakui sebagai anak. ”Nyi Giring nyritakake menawa kang ngombe banyu degan yaitu Ki Ageng Pemanahan. Ki Ageng Giring eling karo wangsit saka impen, banjur njaluk supaya keturunan kaping pindho saka Ki Ageng Pemanahan diakoni dadi anak, supaya apa kang dadi gegayuhan bisa kaleksanen. Panjaluke kanthi kaping pitu banjur Ki Ageng Pemanahan nyangguhi lan ngucap ’Wallhu a’lam’ ”. Arsip desa: Riwayat Singkat Desa Gumelem Sekuen di atas menggambarkan watak Ki Ageng Giring merupakan orang yang kurang sabar, terlihat ketika mengetahui yang telah meminum air kelapa berkhasiat adalah Ki Ageng Pemanahan. Ki Ageng Giring meminta kepada Ki Ageng Pemanahan supaya keturunan kedua diakui sebagai anak, dengan begitu keturunan Ki Ageng Giring tetap bisa menjadi Raja di tanah Jawa. Ki Ageng Giring terus-menerus meminta kepada Ki Ageng Pemanahan, sampai pada permintaan ketujuh baru disetujui. Ki Ageng Giring merupakan sosok yang sayang kepada cucunya yaitu Joko Umbaran. Demi masa depan Joko umbaran, Ki Ageng Giring rela 58 meninggalkan Mataram dan mengembara bersama putrinya, Dewi Nawangsari. Hal tersebut terlihat pada sekuen berikut; S-12 Ki Ageng Giring dan Dewi Nawangsari terkejut mendengar pesan dari Sang Raja. S-13 Ki Ageng Giring menyuruh Joko Umbaran agar menemui ayahnya dan mengatakan Ki Ageng Giring serta Dewi Nawangsari sudah pergi ke arah barat. ”Ki Ageng Giring lan Dewi Nawangsari banjur kaget menawa ngerti apa maksud ing pesen Raja Sena iku. Ki Ageng Giring menehi parentah supaya Joko Umbaran ngadep Sang Raja lan kandha menawa Ki Ageng Giring lan Dewi Nawangsari wis lunga menyang kidul”. Arsip desa: Riwayat Singkat Desa Gumelem Sekuen di atas menggambarkan watak Ki Ageng Giring yang menyayangi cucunya. Ki Ageng Giring sangat terkejut setelah mendengar pesan yang disampaikan oleh Sang Raja melalui cucunya itu. Ki Ageng Giring rela meninggalkan Mataram bersama Dewi Nawangsari, tindakannya tersebut dilakukan demi masa depan Joko Umbaran agar dapat diakui sebagai anak oleh Panembahan Senapati.

4.1.3.1.2 Ki Ageng Pemanahan