51
pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual,
disiplin dan ilmu pengetahuan. Apalagi bila sekolah berhasil menciptakan suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan
komunikasi per orang di sekolah berjalan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang cukup memadai, siswa tertib
disiplin. Maka, kondisi kondusif tersebut mendorong siswa saling berkompetensi dalam pembelajaran. Keadaan ini diharapakan
membuat hasil belajar siswa akan lebih tinggi.
B. Kerangka Berfikir
Peneliti sekaligus guru sejarah yang mengajar di SMA Negeri 1Sulang menghadapi masalah berkenaan dengan pembelajaran sejarah,
yaitu keaktifan siswa dalam pembelajaran kurang dan rata-rata hasil belajarnya rendah. Hal ini terjadi selain faktor internal siswa sebagai
subyek belajar juga dikarenakan faktor eksternal siswa, seperti peran guru sebagai subyek pembelajar dan lingkungan belajar siswa. Karena itu, guru
sejarah harus mampu menciptakan iklim dan lingkungan belajar dalam memberi pelayanan terhadap kemampuan, potensi, bakat, minat, dan
kebutuhan siswa. Variasi dan inovasi pembelajaran itu bisa berupa metode, strategi, media, alat peraga, model pembelajaran, dan yang
lainnya. Hal ini sangat penting, karena tanpa iklim dan lingkungan belajar
52
yang menarik serta menyenangkan, partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran tidak akan optimal.
Salah satu bentuk variasi dan inovasi pembelajaran adalah dengan menerapkan metode pembelajaran Inquiry. Melaui Inquiry siswa mampu
mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan belajar mengajar di kelas. Tujuan penerapan pendekatan Inquiry adalah untuk
membuat pengajaran sejarah menjadi lebih menarik, menunjukan kepada siswa bahwa fakta-fakta yang ada lebih kemungkinan daripada sebuah
kepalsuan. Metode Inquiry juga member kesempatan siswa untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pelajaran sejarah sehingga siswa tidak
mengalami kejenuhan serta member motivasi dan semangat baru dalam belajar sejarah.
Bagan 1. Kerangka pemikiran
Sumber : Doc. Pribadi
Dalam Inquiry keaktifan berfikir siswa lebih diutamakan daripada hanya sekedar memproduksi informasi yang telah disampaikan oleh guru.
Jadi, melalui pendekatan Inquiry dapat tercipta interaksi aktif antara siswa dengan guru dan antara siswa dengan siswa. Dengan demikian model
Metode Pembelajaran Inquiry
Siswa
Peningkatan Hasil Belajar Guru
53
pembelajaran Inquiry dapat dijadikan sebagai alternatif untuk diterapkan di kelas XI6 SMA Negeri 1 Sulang Tahun Ajaran 20082009 dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Hipotesis