Fungsi Prestasi Belajar Kajian Teori

46 pertimbangan judment terhadap suatu situasi, ide, metoda berdasarkan patokan. Setelah pertimbangan dilaksanakan dengan matang maka simpulan dapat diambil berupa suatu keputusan. Jenjang kognitif evaluasi meliputi: a kemampuan untuk mengkritik pembuktian, dan b kemampuan untuk merumuskan dan memvalidasi generalisasi. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dll Sudjana, 2004:28.

7. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin 1991:3 prestasi belajar mempunyai fungsi utama yaitu sebagai berikut : 1 Sebagai indikator kuwalitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik 2 Sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi berasumsi bahaya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan couriosty dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk anak didik dalam suatu program. 3 Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik feed back dalam meningkatkan mutu pendidikan. 47 4 Sebagi indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak di masyarakat. 5 Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang mengharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Dengan prestasi belajar guru dapat mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai kompetensi atau belum sehingga fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam program tertentu, tetapi juga berguna sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Di samping itu prestasi belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan bimbigan atau diagnosa terhadap anak didik. Setelah proses evaluasi penilaian yang dilakukan seorang guru bisa melakukan introspeksi atas proses belajar mengajar yang telah dilakukan sehingga dapat 48 melakukan proses pembelajaran yang kreatif yang mudah dipakai peserta didik. 8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Menurut Siagalang dalam Tu’u 2000:78 faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa terdiri dari : kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, kesehatan, cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah dan sarana pendukung belajar. Agar hal ini lebih jelas, diuraikan berikut ini : 1 Faktor Kecerdasan Biasanya, kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan rasional matematis. Rumusan diatas menunjukkan kecerdasan menyangkut kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya. 2 Faktor Bakat Bakat adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang yang dibawanya sejak lahir, yang diterima sebagai warisannya dari orang tua. Bagi seorang siswa bakat bisa berbeda dengan siswa lain. Ada siswa yang berbakat dalam bidang ilmu sosial, ada di ilmu pasti. 49 Karena itu, seorang siswa yang berbakat di bidang ilmu sosial akan sukar berprestasi tinggi di bidang ilmu pasti, dan sebaliknya. Bakat- bakat yang dimiliki siswa tersebut apabila diberi kesempatan dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai prestasi yang tinggi. 3 Faktor minat dan perhatian Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian adalah melihat dan mendengar baik dan teliti terhadap sesuatu. Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat. Apabila seorang siswa menaruh minat pada satu mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikannya dengan baik. 4 Faktor motif Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu. Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, kalau siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. Siswa yang kehilangan motivasi dalam belajar akan memberi dampak kurang baik bagi prestasi belajar. 5 Faktor cara belajar Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efektif memungkinkan mencapai prestasi 50 lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien sebagai berikut : a Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar b Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima c Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha menguasainya dengan sebaik- baiknya d Mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal 6 Faktor lingkungan keluarga Sebagian waktu seorang siswa berada di rumah. Orang tua, dan adik kakak siswa adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Oleh karena itu, keluarga merupakan salah satu potensi besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa. Maka orang tua sudah sepatutnya mendorong, memberi semangat, membimbing dan memberi teladan yang baik kepada anaknya. Selain itu perlu suasana hubungan dan komunikasi yang lancar antara orang tua dengan anak- anak serta keadaan keuangan keluarga yang tidak kekurangan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup dan kelengkapan belajar anak. Hal-hal tersebut ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. 7 Faktor sekolah Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar sebagian besar siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan 51 pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan. Apalagi bila sekolah berhasil menciptakan suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi per orang di sekolah berjalan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang cukup memadai, siswa tertib disiplin. Maka, kondisi kondusif tersebut mendorong siswa saling berkompetensi dalam pembelajaran. Keadaan ini diharapakan membuat hasil belajar siswa akan lebih tinggi.

B. Kerangka Berfikir