d. Partisipasi politik warga negara Indonesia.
e. Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabata politik melalui
mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesataraan dan keadilan gender.
C. Klasifikasi Partai
Klasifikasi partai dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bila dilihat dari segi komposisi dan fungsi keanggotaannya, secara umum dapat dibagi
dalam dua jenis yaitu partai massa dan partai kader. Partai massa mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota; oleh
karena itu ia biasanya terdiri dari pendukung-pendukung dari berbagai aliran politik dalam masyarakat yang sepakat untuk bernaung di bawahnya dalam
memperjuangkan suatu program yang biasanya luas dan agak kabur. Kelemahan dari partai massa ialah bahwa masing-masing, aliran atau
kelompok yang bernaung dibawah partai massa cenderung untuk memaksakan kepentingan masing-masing, terutama pada saat-saat krisis,
sehingga persatuan dalam partai dapat menjadi lemah atau hilang sama sekali sehingga salah satu golongan memisahkan diri dan mendirikan partai baru.
Partai kader mementingkan kekuatan organisasi dan disiplin kerja anggota-anggotanya. Pimpinan partai biasaya menjaga kemurnian doktrin
politik yang dianut dengan jalan mengadakan saringan terhadap calon anggotanya dan memecat anggota yang menyeleweng dari garis partai yang
telah ditetapkan Budiardjo, 2004:166. Dilihat dari definisi di atas sangat berbeda sekali diantara keduanya, dimana suatu partai politik memiliki
klasifikasi partai yang berbeda baik dari segi komposisi maupun fungsi keanggotaannya, begitu juga dengan sistem rekrutmen, seleksi, dan kaderisasi.
Partai politik pada umumnya dapat di kalsifikasikan menurut tiga kriteria Kantaprawira, 2002:67.
a. Berdasarkan komposisi dan keanggotaanya
Berdasarkan komposisi dan keanggotaanya secara umum partai politik dibagi dalam dua jenis, yaitu partai massa dan partai kader. Partai
massa mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggota, sedangkan partai kader mementingkan keketatan organisasi dan disiplin
kerja dari anggota-anggotanya. b.
Berdasarkan sifat dan orientasinya Klasifikasi ini membagi partai menjadi dua jenis, yaitu partai
lindungan patronage party dan partai ideologi atau partai azas weltanschaungs partie
Partai lindungan umumnya memiliki organisasi nasional yang kendor sekalipun organisasi di tingkat local sering cukup ketat, disiplin
yang lemah dan biasanya tidak terlalu mementingkan pemungutan iuran secara teratur. Partai ideologi atau partai azas biasanya mempunyai
pandangan hidup yang digariskan dalam kebijaksanaan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai yang kuat dan mengikat.
c. Berdasarkan sistem kepartaian
Secara konvensional, dikenal tiga sistem klasifikasi sistem kepartaian. Pertama, sistem satu partai one party system. Dalam suatau
negara hanya ada satu partai, atau dalam suatu negara sebenarnya terdapat partai-partai lain, namun karena terlalu kecilnya partai-partai tersebut,
hanya satu partai yang dominan dalam politiknya. Kedua
, sistem dwi partai, yaitu dalam suatu negara terdapat dua partai. Dalam system ini biasanya partai yang menang dalam pemilihan
umum menduduki posisi pemerintahan berkuasa. Sebaliknya partai yang kalah menjadi oposisi setia loyl oposition terhadap kebijakan partai yang
berkuasa. Ketiga
sistem banyak partai multy party system. Dimaksudkan bahwa di suatu Negara terdapat banyak partai, tidak terpengaruh berapa
jumlah partai dan partai mana yang berkuasa.
D. Sistem Kepartaian