42
Oleh sebab itu P3SPS ini digunakan oleh rapotivi sebagai pilihan pelanggaran tayangan televisi pada formulir aduan mereka untuk
mengindikasi adanya pelanggran tayangan televisi20,21. Namun tak berhenti sampai disana, Rapotivi juga menjadikan Undang
– undang lain yang berlaku sebagai pedoman19. Misalnya saja UU pemilihan
umum yang digunakan untuk menevaluasi tayangan televisi penyiar kampanye partai20,22.
Pada akhirnya, Rapotivi hanya bekerja sebagai penghubung kepada KPI. Segala jenis pelanggaran yang telah diindikasi oleh
Rapotivi pada akhirnya belum dapat dikatakan resmi melanggar. Selanjutnya adalah tugas dan wewenang KPI sebagai regulator untuk
mengevaluasi ulang indikasi pelanggran yang ada23. Menjadi tugas dan wewenang KPI juga setelah itu untuk membrrikan sanksi yang
sesuai24 kepada televisi penyiar baik itu kepada stasiun televisi secara umum atau kepada program tayangannya saja25.
5.2.2. Aktor dan Aktan pada Jaringan II – Isi Laporan dan Indikasi
Pelanggaran Televisi
Seperti pada jaringan pertama, jaringan kedua ini dapat terbentuk karena adanya aktor
– aktor yang menjalankan aksinya masing – masing. Adapun pada jaringan kedua ini penulis menemukan
setidaknya 14 aktor yakni: 1 Rapotivi staff tim
2 Teknologi 3Formulir Aduan terpadu online
4 Stasiun TV Nama stasiun dan substansi 5 Tayangan Televisi
6 Judul Tayangan 7 Waktu Tayangan
8 Jeis Program 9 Jenis Pelanggran Televisi Potensi
43
10 Aturan Negara Indonesia Universal 11 UU Penyiaran
dan aturan lain yang berkaitan dengan penyiaran RI 12 KPI substansi
13 Sanksi 14 Pemirsa
Keempatbelas aktor tersebut terdiri dari aktor human dan non human yang bekerja melakukan aksi sehingga terbentuk jaringan
seperti digambarkan sebelumnya. Jaringan ini juga dipengaruhi oleh adanya aktan atau aktor
pengendali yang mampu mengendalikan jaringan yakni staff Rapotivi. Staff rapotivi dalam hal ini dimaksukan adalah aktor human yang
bekerja pada lembaga ini. Tim Rapotivi merupakan pengendali utama aplikasi dan juga website Rapotivi sehingga mereka sangat
dimungkinkan untuk mengendalikan produk formulir aduan yang mereka keluarkan dan distribusikan. Staff Rapotivi menguasai juga
rekaman data tayangan televisi 12 stasiun televisi selama 24 jam. Selain itu staff Rapotivi juga memiliki kendali untuk menferivikasi
aduan yang masuk untuk disejajarkan dengan aturan negara. Kemudian proses terakhir Staff Rapotivi juga berpotensi untuk
mengendalikan KPI sebagai lembaga subtansial untuk melakukan sanksi.
Dalam poin yang terakhir ini, KPI juga berperan sebagai aktan dimana dia memiliki kuasa untuk menjatuhkan sanki yang sifatnya
memaksa pada stasiun televisi bermasalah. Disisi lain, Stasiun TV secara substansial juga dapat menjadi
aktan, pasalnya ia memiliki wewenang penuh terhadap isi siaran yang dihasilkan baik itu dari judul tayangan, waktu penayangan, jenis
program, hingga pada konten tayangan.
44
5.3. Jaringan III